Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kearifan Minangkabau Makin Terkikis

 

 

ilustrasi

KEARIFAN lokal Minangkabau saat ini banyak yang tergerus zaman, tak terkecuali upaya penanggulangan bencana. Karenanya ragam Kearifan Lokal itu perlu dipahami kembali oleh generasi muda dan penerus bangsa.

“Saat ini kita bisa melihat banyaknya Kearifan Lokal Yang telah tergerus oleh zaman yang seharusnya dapat dijadikan bahan pelajaran bagi generasi sekarang, seperti terkait antisipasi dan penanggulangan kebencanaan,” kata Sosiolog dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Profesor Damsar, Sabtu (21/4).

Dia menambahkan, dalam upaya penanggulangan bencana, sebenarnya tidak boleh hanya sebatas masalah infrastruktur saja. Namun juga harus memberdayakan Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat.

Damsir mencontohkan, Rumah Gadang yang dibangun nenek moyang Minangkabau tetap dapat berdiri kokoh meski terjadi gempa. Selain itu, lumbung tempat menyimpan padi dan petuah ‘kalau takuik dilamun galombang jan barumah di tapi pantai’ (kalau takut digulung ombak jangan mendirikan rumah di tepi pantai) merupakan kearifan lokal yang mampu membuat orang-orang zaman dulu bisa bertahan dalam kondisi bencana.

Kearifan lokal semacam itu, menurut Damsir, sudah banyak tidak lagi dipahami generasi sekarang, sehingga perlu diingatkan kembali pada masyarakat. Sebab banyak nilai-nilai yang terkandung dalam nasihat maupun bentuk pembangunan rumah yang telah dititipkan generasi sebelumnya untuk generasi saat ini dan generasi mendatang.

Pada Rumah Gadang, kita bisa melihat kearifan lokal nenek moyang tidak hanya dari nilai adat dan budayanya, namun juga dari konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa.

Petuah di atas juga jika dianalisa lebih lanjut memiliki pesan bagi masyarakat, agar dapat waspada di manapun mereka tinggal. Selain itu, masyarakat harus bersahabat dengan alam dan mengenali bahaya apa yang mengancam mereka di lingkungan tempat tinggalnya.

“Banyak memang kearifan lokal yang dimiliki, namun terkadang kita lupa akan hal itu, dan baru menyadari apa yang ditinggalkan nenek moyang tersebut adalah agar kita belajar pada alam, untuk itu kesadaran masyarakat adat akan hal ini harus kembali ditingkatkan, termasuk juga pemerintah daerah,” jelasnya.

Damsar menambahkan, masyarakat adat harus kembali belajar pada alam dan melihat kearifan lokal yang ada. Jangan hanya terpaku dengan kemajuan zaman dan melupakan apa yang telah ditinggalkan nenek moyang yang sejatinya lebih bernilai.

“Terhadap pemegang kebijakan pemerintah, perlu juga mengambil kebijakan, untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, dengan berbagai cara. Agar generasi mendatang juga dapat mengambil nilai-nilai yang telah sejak lama ditipkan untuk dipahami dan dipelajari itu,” tegasnya. (Ant/Wrt3)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/04/22/88765/Kearifan-Minangkabau-Makin-Terkikis/3


Filed under: Uncategorized Tagged: adat, bukittinggi, minang, minangkabau


This post first appeared on Adat Budaya Minangkabau | Ndak Lakang Dek Paneh, Ndak Lapuak Dek Hujan, please read the originial post: here

Share the post

Kearifan Minangkabau Makin Terkikis

×

Subscribe to Adat Budaya Minangkabau | Ndak Lakang Dek Paneh, Ndak Lapuak Dek Hujan

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×