Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Doa Malam Hari

Doa Malam hari dalam Islam itu ternyata banyak dilupakan oleh pemeluk-pemeluknya sendiri. Yang parah, bacaan doa malam hari dan zikir-zikirnya, banyak yang belum mengetahuinya.

Sebelum Masuk kepembahasan zikir dan doa malam hari, sepertinya perlu ada sedikit ngoyoworo yang bisa dibilang penting, sebagai bagian dari renuangan. Atau bahan evaluasi diri sendiri. yang barang kali bisa menambah kesadaran bagi yang belum sadar dan membuat semakin syukur dan tetap istiqomah bagi yang sudah sadar.

Di luar sana, akan banyak didapati orang yang hidup tak menentu arahnya. Dia tidak tahu apa tujuan hidup ini sehingga banyak diantara mereka terjebak dalam lumpur kemaksiatan dengan mengikuti hawa nafsunya. Segala hal yang dia inginkan akan dia lakukan, tanpa mempedulikan akibat buruknya.

Mereka juga mengaku muslim, tapi segala kemaksiatan yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam ditabraki, tanpa merasa berdosa atau mungkin pura-pura bodoh akan dosa.

Di malam hari, mereka pergi ke club-club malam atau rumah bordil, mencari mangsa wanita, meneguk minuman keras dan mengisap narkoba.

Tentu hal ini sangat berbeda dengan apa yang diajarkan dalam Islam. Ketika di tengah malam mereka berhura-hura dengan maksiat yang menghinakan dirinya, maka seorang muslim yang mendambakan ridho Allah Ta’ala tentu sangat berbeda dengan mereka yang mencampakkan peringatan-Nya.

Muslim yang taat akan memanfaatkan waktu malamnya untuk hal-hal yang positif, doa, ibadah, dan zikir malam hari.

Ajaran Islam yang sangat sempurna ini telah memberikan ajaran berharga bagaimana seorang muslim menggunakan waktu malamnya.

Selain itu Islam juga mengajarkan banyak doa harian yang perlu kita pelajari dan amalkan, tak hanya doa malam hari saja, seperti doa pagi hari, doa malam hari, doa masuk masjid, doa keluar masjid, doa sebelum dan sesudah wudhu, doa masuk kamar mandi, doa masuk rumah, doa keluar rumah, doa minta rezeki, doa sebelum tidur, doa naik kendaraan, doa minta ilmu, doa minta keselamatan, dan doa hari jumat .

Doa Menjelang Malam Hari

Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa yang dilantunkan menjelang malam atau sore hari sebagai permohonan keselamatan dari mara bahaya di malam harinya dan bahkan siang harinya juga.

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dengan nama Allah Yang jika Nama-Nya (disebut) maka sesuatupun tidak bisa memberi madhorot di bumi dan di langit. Dan Dia Dzat Yang Maha Mendengar dan Mengetahui. (HR. At-Tirmizi)

Apa bila doa ini dilantunkan 3x setiap pagi dan sore maka tiap siang dan malam harinya akan dijauhkan dari segala madhorot dan mara bahaya yang datang dari apapun.

Istirahat Malam Hari

Pada dasarnya, malam adalah waktu untuk istirahat bagi manusia dan siang adalah waktu untuk aktivitas atau kerja.

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ O وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ

Dan Kami (Allah) jadikan waktu malam sebagai pakaian. Dan Kami (Allah) jadikan siang sebagai waktu mencari penghidupan. (An-Naba’: 10-11)

Ayat ini menerangkan bahwa malam itu seperti pakaian yang menutupi. Manusia di waktu malam tertutupi dengan gelap dan pekatnya, sebagai bentuk waktu istirahat.

Meskipun pada dasarnya malam adalah waktu istirahat tapi bukan berarti tidak boleh ada aktivitas. Memang istirahat waktu malam itu harus ada dan akan lebih utama apabila malam itu disela-selai ibadah, zikir dan dan doa malam hari.

Tidak Tidur Sebelum Isya’ dan tidak Ngobrol Setelahnya

Inilah ajaran mulia Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai tonggak pembangunan peradaban Islam untuk umatnya. Islam sangat bertolak belakang dengan hal yang berbau kesia-siaan, apalagi hal yang berpotensi melalaikan atau melengahkan dari amalan-amalan kebajikan.

Tidur sebelum isya’ merupakan amalan yang sangat berpotensi untuk melalaikan shalat isya’. Ngobrol setelah isya’ juga merupakan kesia-sian yang mengarahkan ke pegadang. Dari pada ngobrol yang tidak manfaat, lebih baik waktu tersebut digunakan untuk segera tidur, agar bisa bangun malam untuk shalat tahajjud.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum  Isya’ dan bercerita/ngobrol sesudahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Yang paling utama waktu sebelum isya’ dan sesudahnya digunakan untuk membaca Al-Quran, zikir dan membaca doa malam hari yang disunnahkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bacaan Doa Malam Hari

Membaca Surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas

عن عائشة رضي الله عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيلَةٍ جَمَعَ كَفَّيهِ ثُمَّ نَفَثَ

فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) و ( قُل أَعُوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ ) و ( قُل أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ، ثُمَّ يَمسَحُ بِهِمَا مَا

استَطَاعَ مِن جَسَدِهِ ، يَبدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأسِهِ وَوَجهِهِ وَمَا أَقبَلَ مِن جَسَدِهِ ، يَفعَلُُ ذَلكَ ثَلاثَ مَرَّاتٍ   رواه البخاري

“Dari Aisyah Radhiallahu ’anha, ‘Sesunguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam apabila menghampiri tempat tidur beliau setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tanganya kemudian meniup keduanya dan membaca Qul huwallahu’ahad dan Qul a’udzubi rabbil falaq dan Qul a’udzubirobbin nass kemudian mengusap dengan keduanya (telapak tangan) tubuhnya yang mungkin beliau usap. Beliau memulai mengusap dari kepala dan wajahnya dan bagian depan tubuhnya. Hal itu beliau lakukan tiga kali.” HR. Bukhari

lafal surat Al-Ikhlash :

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ O لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ O اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ O قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Bacaan latin :

qul huwallāhu aḥad (1) allāhuṣ-ṣamad (2) lam yalid wa lam yụlad (3) wa lam yakul lahụ (4) kufuwan aḥad

Artian :

Katakanlah (wahai Muhammad), “Dia Allah, Yang Maha Esa,(1) Allah tempat bergantung, (2) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, (3) Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya”. (4)

Lafal surat Al-falaq :

O وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ O وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ O مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ O قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

O وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Bacaan latin :

qul a’ụżu birabbil-falaq (1) min syarri mā khalaq (2) wa min syarri gāsiqin iżā waqab (3) wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad (4) wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad (5)

Artian :

Katakanlah (wahai Muhammad), “Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh (fajar), (1) dari keburukan (makhluk yang) Dia ciptakan, (2) dan dari keburukan malam apabila telah gelap gulita, (3) dan dari keburukan penyihir-penyihir (perempuan) yang meniup pada buhul-buhul (tali), (4) dan dari keburukan orang yang dengki hasad apabila dia hasad.” (5)

Lafal surat An-Nas

O مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ Oاِلٰهِ النَّاسِۙمَلِكِ النَّاسِۙ O قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاس

Oمِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ O الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاس

Bacaan latin

qul a’ụżu birabbin-nās (1) malikin-nās (2) ilāhin-nās (3) min syarril-waswāsil-khannās (4) allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās (5) minal-jinnati wan-nās (6)

Artian

Katakanlah (wahai Muhammad), “Aku berlindung kepada Rabb manusia, (1) Raja manusia, (2) Sembahan manusia, (3) dari keburukan bisikan (setan) yang bersembunyi, (4)  yang membisikkan  ke dalam dada manusia, (5) dari (golongan) jin dan manusia.” (6)

Membaca Ayat Kursi

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

إِذَا أوَيُتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقُرَأ آيَةََ الكُرْسِيِّ فَإِنَّهُ لَنْ يَزَِالَ مَعَكَ مِنَ اللّهِ تَعَالَى حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَك شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Apabila kamu menuju tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi, maka sesungguhnya akan selalu masih bersamamu penjaga dari Allah Ta’ala, dan tidak mendekatimu setan sampai kamu berpagi” HR. Bukhari

Berikut lafa ayat Kursi :

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ

اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا

يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Bacaan latin :

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Arti :

Allah tidak ada Sesembahan (Yang berhak disembah) kecuali Dia. Zat Yang Maha hidup, Yang senantiasa mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak meliputi sesuatu apa pun dari ilmu-Nya melainkan karena Dia berkehendak. Luas kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat menjaga keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung.

Dua Ayat Terakhir dari Surat Al-Baqarah yang Terlupakan

Dua ayat ini bagian dari zikir dan doa malam hari yang disunnahkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam.

مَنْ قَرَأَ بِهِمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ.

Siapa yang membaca dua ayat tersebut pada malam hari maka dua ayat tersebut telah mencukupinya (sebagai wasilah yang mencukupinya dari keburukan ). (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Berikut ini lafal dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah :

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ

مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ O لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا

كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ

عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا

فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Bacaan latin :

āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr (285)

lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn (286)

Artinya :

Beriman Rasul (Muhammad)  kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

(Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan diantara seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat kembali.” (285) Allah tidak membebani satu jiwa melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Baginya (kebaikan) apa yang dia kerjakan (dia akan mendapat pahala) dan tanggungannya (kejahatan) apa yang dia usahakan.

(Mereka berdoa), “Ya Rabb kami, janganlah Engkau siksa kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.

Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak memiliki kesanggupan untuk (memikul)nya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (286)

Sangat disarankan untuk menghafal dua ayat ini, supaya lebih mudah untuk melaksanakan sunnah tersebut. Orang yang belum hafal ayat tersebut, tentu dia mendapat kesulitan untuk mempraktekkan sunnah itu, karena dia harus buka mushaf dan membacanya.

Apalagi dia dalam keadaan sangat kantuk dan lampu agak redup, tentu dia akan lebih malas untuk membaca doa malam hari itu. Pada akhirnya dia malah meninggalkan bacaan sunnah itu.

Yang sudah hafal, maka sangat disayangkan bila tidak melaksanakan sunnah itu, terlebih lagi membiasakan kebiasaan buruk itu.

Apa yang berat dari amalan ini? Kalau urusan yang lebih cenderung sia-sia dan melalaikan yang cukup perlu tenaga ekstra saja disempat-sempatkan, kenapa perkara ringan dengan segudang manfaat dan barokah tidak diberi kesempatan?

Yah, begitulah syetan beraksi dan hawa nafsu bereaksi.

Shalat Witir sebelum Tidur

Sangat dianjurkan shalat witir sebelum tibur, bagi orang yang sangat dikhawatirkan tidak bisa bangun malam. Bagi yang bersi keras untuk shalat witir di spertiga malam terakhir, maka itu lebih utama bila hal itu benar-benar terlaksanakan.

Meskipun begitu, bukan berarti dia tidak perlu lagi bangun malam dengan alasan sudah witir. Karena waktu sepertiga malam terakhir, merupakan waktu yang sangat diijabahi doa, aduhan dan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya. Dan para malaikat menyaksikan ibadah hamba tersebut. Sangat disayangkan bila sampai terlewatkan.

Meskipun sudah witir, masih boleh shalat tahajjud pada waktu itu selagi tidak witir lagi.

مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمَ آخِرَ اللَّيْلِ، فَلْيُوْتِرْ أَوَّلَهُ، وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُوْمَ آخِرَهُ فَلْيُوْتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ، فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ

اللَّيْلِ مَشْهُوْدَةٌ، وَذَلِكَ أَفْضَلُ

Barangsiapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia shalat Witir pada awal malam. Dan barangsiapa yang bersikeras untuk bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia shalat Witir pada akhir malam, karena shalat di akhir malam itu disaksikan (Malaikat), dan itu lebih utama. (HR. Muslim)

Doa sebelum Tidur

Ketika anda merebahkan badan di ranjang atau sofa, maka jangan langsung anda menidurkan diri. Supaya tidur anda berpahala, berkah dan dijaga oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, maka anda harus berdoa terlebih dahulu sesuai ajaran Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ada banyak doa sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu hal ini bagian dari doa malam hari yang sangat ditekankan bagi seorang hamba yang haus akan ridho dan barokah dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Berikut ini doa yang mempunyai keutamaan yang besar:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً

إِلَيْكَ, لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku menyandarkan punggungku kepada-Mu karena harapan dan ketakutan kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tempat keselamtan dari (azab)-Mu kecuali kembali kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan Nabi yang Engkau utus. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud,dan at-Tirmidzi)

Barang siapa yang menjadikan doa ini akhir ucapannya sebelum tidur, maka ketika dia tidur dan tidak bangun alias dicabut nyawanya, maka dia meninggal dalam keadaan suci.

Berikut ini doa pendek yang mudah dihafal dan tidak asing bagi masyarakat muslim, bahkan anak-anak banyak yang sudah hafal:

بِسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا

Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan Lupa Doa Bangun Tidur

Doa ini merupakan bentuk syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena telah menghidupkan kita kembali.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَحْيَاناَ بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Segala puji bagi Allah Dzat yang Menghidukan kita setelah Mematikan kita, dan kepadanya dibangkitkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat Tahajjud (Mendekat, dan Memohon kepada Allah Ta’ala)

Waktu sepertiga malam terakhir merupakan malam yang semua permohonan akan diijabahi oleh Allah Subhanahu Wata’ala, maka gunakanlah malam itu untuk memohon apa saja, mulai dari urusan dunia atau akhirat!

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ 

كُلَّ لَيْلَةٍ

Sesungguhnya di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim tepat pada waktu itu, memohon kepada Allah hal yang berkaitan dengan urusan dunia dan akhirat, melainkan Allah akan memberikannya apa yang ia minta. Dan itu terjadi setiap malamnya. (HR. Muslim)

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى

فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Turun Rabb kita tabaroka wa ta’ala setiap malam ke langit dunia, tatkala tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkalam: “Siapa yang berdoa pada-Ku, maka Aku akan mengijabahi doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, maka niscaya Aku akan memberinya. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

The post Doa Malam Hari appeared first on Plantationa.



This post first appeared on Plantatioan, please read the originial post: here

Share the post

Doa Malam Hari

×

Subscribe to Plantatioan

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×