Jalur sutra merupakan Jalur perdagangan yang menghubungkan China dengan Eropa. Jalur ini digagas pada masa Dinasti Han pada 130 SM.
Perdagangan kuno melalui jalur ini berlangsung hingga 1453 M. Perniagaan ini berakhir karena Kesultanan Ottoman memboikot perdagangan dengan China.
Jalur Sutera memang sudah tidak ada. Namun, produksi dan perdagangan sutera hingga kini masih berlangsung.
Cina mengklaim bahwa kualitas sutera miliknya merupakan yang terbaik di dunia.
Hasil penelitian menunjukan hibrid Cina menghasilkan persentase daya tetas, rendemen pemeliharaan, dan daya gulung serat sutera yang lebih tinggi daripada hibrid lokal Indonesia. Ini diakui oleh peneliti kita.
Kokon yang dihasilkan ulat sutera dari cina berkualitas tinggi. Mereka mengklaim bahwa benang yang dihasilkan dari satu kokon hybrid Cina lebih panjang dan lebih baik dari hybrid lokal kita.
Setelah disortasi dilakukanlah pemintalan. Pemantalan benang sutera dari kokon membutuhkan beberapa tahapan.
Lihatlah benang sutera yang telah dipintal dari kokon hybrid Cina sangatlah kuat. Kami mencoba merentangkannya dengan sekuat tenaga. Tidak ada yang putus.
Dari kain sutera yang dihasilkan diproduksi menjadi berbagai barang jadi salah satunya, selimut, seprei, sarung bantal.
Bahkan ada pula bed cover yang di dalamnya berupa benang sutera.
Cina belajar dari sejarah. Mereka berupaya terus untuk mengembalikan kejayaan perdagangan kuno pada jalur sutera.
Kita bangsa Indonesia juga demikian adanya. KIta mencoba mengembalikan kejayaan perdagangan kuno, yaitu jalur rempah.
Sampai jumpa pada ulasan saya berikutnya bertemakan Jalur Rempah Nusantara.