Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Islam Kaffah, Solusi Tuntas Atasi Liberalisme




Islam Kaffah, Solusi Tuntas

Islam memiliki Sistem yang bila diterapkan secara sempurna akan bisa melindungi siapapun yang hidup di dalamnya, baik Muslim maupun non Muslim. Penerapan Islam Secara Kaffah akan mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin.

Sejak 14 abad yang lalu, Islam telah melarang orang untuk minum minuman keras, meski hanya setetes. Larangan ini sangat tegas, demi untuk menjaga akal manusia agar tidak rusak. Termasuk di dalamnya adalah narkoba. Maka segala hal yang terkait dengan benda haram itu dilarang, mulai dari memproduksi, mengedarkan, hingga mengonsumsinya. Sehingga tidak ada dalih sedikitpun untuk bermuamalah dengan benda haram ini.

Sudah lazim diketahui, akal yang rusak akan mengantarkan yang bersangkutan melakukan tindakan yang tidak terkontrol dan cenderung mengikuti hawa nafsunya. Mereka tak lagi bisa melihat benar dan salah, baik dan buruk. Akibatnya, mereka pun bisa mendzalimi bahkan membunuh orang lain hanya karena perkara sepele.

Melalui larangan minum miras dan mengonsumsi narkoba ini, maka akal manusia akan terjaga. Akal yang terjaga akan menjadikan manusia berjalan sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT. Sanksi tegas berupa cambuk bagi peminumnya dengan 80 kali cambuk.

Begitu juga tontonan yang bisa merusak akal juga diharamkan, seperti film, gambar dan aksi porno. Orang yang memproduksi, mengkonsumsi dan mendistribusikannya pun diharamkan, dan akan dikenai sanksi. Dengan begitu, akal manusia pun terjaga.

Selain itu, penerapan Islam secara kaffah akan mewujudkan terpeliharanya jiwa. Islam tidak memberikan toleransi sedikitpun terjadi pembunuhan atas manusia tanpa hak. Nyawa manusia sangat dilindungi dalam lslam sehingga lenyapnya dunia dan seisinya lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim.

Makanya, sanksi yang sangat keras bagi para pelaku pembunuhan yakni berupa qishash akan menjerakan orang lain untuk berbuat yang sama. Orang yang membunuh akan dihukum mati, kecuali jika keluarganya memaafkan, itupun harus membayar diyat 100 ekor unta (40 di antaranya unta bunting). Bukankah ini sangat adil?

Sistem hukum yang adil ini akan mampu menjaga jiwa manusia. Lebih dari itu, sanksi yang keras akan mencegah manusia lainnya untuk melakukan perbuatan yang sama. Bila semua orang tak berani berbuat jahat kepada orang lain, bisa dibayangkan apa yang terjadi? Ketenangan dan ketentraman masyarakat.

Dalam sistem Islam, negara membentuk secara sistematis ketakwaan individu dan masyarakat. Caranya dengan menanamkan akidah Islam secara benar kepada seluruh anak didik sejak mereka berada di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu, interaksi antar anggota masyarakat diatur dengan syariah Islam. Demikian pula, negara menerapkan hukum Islam secara adil kepada seluruh warga negara. Perpaduan ketakwaan Individu, masyarakat, dan negara menjadi jaminan terwujudnya masyarakat yang Islami secara hakiki.

Ancaman: Liberalisme

Tanpa penerapan syariah Islam secara kaffah terbukti Indonesia terjerumus dalam jurang keterpurukan. Negeri yang kaya raya ini ternyata rakyatnya hampir setengahnya dalam kondisi miskin. Sumber daya alam yang melimpah telah dikuasai asing.

Secara sosial, dengan paham kebebasan, masyarakat lambat laun menjadi rusak. Maraknya pornografi dan pornoaksi adalah buah dari sistem kebebasan itu. Gaul bebas dan seks bebas telah menjadi budaya baru.

Akibat liberalisme pula Indonesia dipecah belah. Timor Timur akhirnya lepas dari kesatuan wilayah Indonesia akibat sistem demokrasi. Bahkan beberapa daerah saat ini sedang berusaha melepaskan diri dari Indonesia dengan prinsip kebebasan menentukan nasib sendiri.

Dengan paham liberal pula, kaum Muslim dikuasai oleh orang-orang kafir. Mereka tidak hanya menguasai secara informal tapi sudah masuk dalam kekuasaan negara. Dengan dalih demokrasi, mereka dengan seenaknya memaksakan berbagai aturan yang tak sesuai dengan aspirasi mayoritas Muslim di Indonesia.

Aturan perundang-undangan pun tak luput dari intervensi asing karena prinsip demokrasi. Para pengusaha pun bisa berbuat apa saja karena pengaruhnya terhadap kekuasaan politik di negeri ini gara-gara kemampuan mereka memengaruhi secara finansial.

Walhasil, secara fakta, ideologi kapitalisme-liberal bukan saja mengancam tapi telah menghancurkan dan merusak negeri ini. Sistem yang dibangun oleh ideologi ini terbukti tak mampu menjadikan Indonesia digdaya dan disegani dunia. Sebaliknya kian terpuruk menjadi negara yang dihinakan negara lain.

Ganti Sistem

Dalam situasi seperti ini, menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto, mempertahankan ideologi kapitalisme-liberal berarti melanggengkan Indonesia dalam cengkeraman asing, tidak bisa mandiri, dan menuju jurang kehancuran budaya. Sementara pindah ke sistem sosialis-komunis berarti bunuh diri karena sistem itu terbukti gagal dan telah hancur.

Maka, ia menegaskan, pilihan satu-satunya sistem yang bisa mewujudkan perubahan hakiki hanya sistem Islam. ”inilah satu-satunya sistem yang akan membawa rahmatan lil 'alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan datang,” tandasnya.

Dengan syariat Islam, paparnya, seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar. Dampaknya, ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat.

Dengan syariah pula akan terwujud sistem pendidikan dan budaya yang akan membentuk SDM yang beriman dan bertakwa serta mampu menjawab tantangan kemajuan zaman. Dan dengan kekuatan khilafah, penjajahan baru dalam segala bentuknya bisa dihentikan dengan segera. []

Apalagi Alasan Menolak Syariah?

Satu-satunya sistem kehidupan yang belum pernah diterapkan secara kaffah di Indonesia adalah sistem Islam. Sistem sosialisme komunisme pernah berjaya di masa awal kemerdekaan Indonesia yakni di masa Orde Lama. Setelah itu, Indonesia berubah haluan ke ideologi kapitalisme liberal dengan berbagai wujudnya.

Hasilnya? Sistem itu gagal. Bukannya Indonesia bertambah baik, justru sebaliknya bertambah buruk.

Secara logika sederhana, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim akan sangat mudah menerima syariah Islam. Apatah lagi sangat jelas bahwa sistem Islam akan membawa kebaikan. Bukankah aturan-aturan Islam berasal dari Yang Maha Benar dan Maha Adil. Lalu apa yang diberatkan dari sistem ini?

Walhasil, tidak ada alasan lagi sebenarnya menolak syariah islam, orang kafir sekali pun. Maka, hanya orang yang memusuhi Islam dan antek musuh Islam-lah yang menentang penerapan syariah Islam secara kaffah dalam sistem khilafah. Termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang selama ini melanggar aturan islam, apakah para koruptor, bandit, pezina, maling, perampok, penipu, pembunuh, pemerkosa dan konco-konconya.

Orang-orang baik, para ulama, tokoh masyarakat, dan siapapun yang menginginkan kebaikan dunia dan akhirat pasti menerima penerapan syariah Islam tanpa keberatan sedikitpun. Bahkan merekalah yang berada di garda terdepan demi terwujudnya Islam rahmatan lil 'alamin melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. []

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---



This post first appeared on NEOPLUCK, please read the originial post: here

Share the post

Islam Kaffah, Solusi Tuntas Atasi Liberalisme

×

Subscribe to Neopluck

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×