Sungguh malang nasib bayi yang masih berusia beberapa hari ini,terpaksa harus tinggal dipinggir trotoar yang penuh debu,penuh udara kotor.Nasibnya berbeda dengan bayi-bayi lainnya yang kelahirannya disambut dengan semua kegembiraan seluruh anggota keluarga dan saudara dan dengan semua kebutuhan perlengkapan bayi yang serba lengkap dan komplit.
Related Articles
kompas.com |
Baru beberapa hari menghirup udara bumi Muhammad Nurul Anam sudah disambut Penderitaan hidup orang tuanya Ali Mustofa dan Sri Rahayu dalam mencari tempat untuk berteduh,karena kontrakannya di gusur oleh Pemda DKI(6-2-2012).Jadilah kolong jembatan layang Jalan Pemuda menjadi saksi bisu kejamnya ibu kota menyambut kehadiranmu Muhammad Nurul Anam.Dan entah berapa banyak lagi bayi-bayi yang bernasib sama dengan dirimu yang kehadirannya tidak sempat diabadikan.
Sungguh malang nasibmu jadi anak Pemulung,yang berguna hanya bila ada pesta demokrasi di negri ini.Semua politisi berubah menjadi Malaikat baik untuk orang-orang Papa.Tapi begitu mereka berkuasa kamu semua digusur dengan alasan melanggar tata tertib perundang-undanagn.
capek mikirin rakyat (google.com) |
maaf belum tidur nich gan |
Padahal menurut UUD 1945 orang miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara,bukan diserahkan ke trotoar pinggir jalan.Masih pantaskah negeri ini disebut negeri beradab ,sementara para pemimpinnya sibuk memikirkan segala macam fasilitas untuk menunjang tugasnya,bukan mengurusi nasib rakyat yang banyak terseok-seok dipelupuk mata dipinggir jalan, yang berjuang dengan sisa harapan yang masih ada,hanya untuk mencari sesuap nasi dan sekedar tempat berteduh untuk menahan panas terik matahari dan dinginnya malam,sekedar bertahan untuk hidup .