Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

A-Z : Mengenal (Kebohongan-Kejahatan) Orde Baru

Kumpulan esai Dhianita Kusuma Pertiwi bertajuk ‘Mengenal Orde Baru’
*proses penulisan seri esai ini sedang/masih berlangsung secara alphabetis dari a hingga z……..

Dhianita saat ini bekerja dan berkarya secara independen sebagai penulis, penerjemah dan desainer. Beberapa buku yang sudah diterbitkan antara lain Buku Harian Keluarga Kiri, Pasar Malam untuk Brojo, dan The Lost Souls Trilogy. Seorang aktivis kemanusiaan terutama fenomena Tragedi 65, juga aktif dalam kegiatan yang bergerak di bidang literasi dan kebudayaan.


Bhinneka Tunggal Ika ala Suharto
….. walaupun rezim Orde Baru selalu menunjukkan diri mereka sebagai pemerintahan yang Pancasilais dan nasionalis, sebenarnya mereka ingin mengaburkan perbedaan yang ada pada identitas dan kebiasaan masyarakat. Semua harus memiliki kiblat politik sama, semua harus makan nasi, semua harus mau menjadi kota modern; alias semuanya harus menurut pada perintahnya. Rezim Orde Baru tidak lain melakukan politik pecah belah yang dilakukan pada rakyatnya sendiri alias divide et empera ala penjajah kompeni yang sudah lama diusir dari tanah negeri…selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-bhinneka-tunggal-ika-ala-suharto/#more-487


Bersih Diri [Mengenal Orde Baru]
Rezim Orde Baru pernah membentuk suatu klasifikasi untuk membagi (baca: memecah belah) warga negara Indonesia menurut penilaian yang mereka bentuk sendiri, dinamai dengan ‘bersih diri’. Masyarakat yang tidak bersih diri adalah mereka yang kekiri-kirian sehingga tidak Pancasilais dan tidak nasionalis. Sedangkan di sisi lain, mau sekorup apapun selama tidak ada hubungannya dengan komunisme pun dianggap bersih…selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-bersih-diri/


Beras [Mengenal Orde Baru]
Rezim Orde Baru memang bisa dianggap sebagai pemerintahan paling kreatif dalam mempergunakan komoditas-komoditas yang ada untuk menjadi tunggangan politik. Bukan hal yang baru lagi untuk menggunakan media massa seperti penerbitan berita di surat kabar atau penyiaran pidato di televisi sebagai alat propaganda. Namun semasa rezim Orde Baru, bahkan beras pun tidak lagi semata-mata dianggap sebagai komoditi pangan, karena telah digunakan sebagai kendaraan politik demi kelanggengan kekuasaan…selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-beras/#more-481

 
 Jalan Tol Pembangunanisme

Bapak Pembangunan [Mengenal Orde Baru]
Layaknya seorang raja di sebuah kerajaannya di mana ia bisa bertindak sesuka hatinya karena merupakan pemimpin paling benar, Suharto menjadi satu-satunya presiden yang mentahbiskan dirinya sendiri sebagai ‘Bapak Pembangunan’. Lalu kita sebagai rakyatnya pun, tidak punya pilihan lain disamping mengiyakan keegoan pria itu. Bahkan titel itu bertengger di buku-buku pelajaran sekolah, membuat para peserta didik yang haus akan sosok pahlawan manggut-manggut percaya… selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-bapak-pembangunan/#more-479


Atheisme [Mengenal Orde Baru]
Ada satu kalimat yang ditulis oleh Marx yang digunakan sebagai senjata propaganda pemerintah Orde Baru, yakni ‘Die Religion … ist das Opium des Volkes’ – yang diterjemahkan lalu dipublikasikan sebagai ‘agama adalah candu bagi rakyat’ (baca Memaknai (lagi) Agama adalah Opium milik Marx). Propaganda yang diluncurkan oleh pemerintah Orde Baru terbukti berhasil, karena nyatanya penggeseran makna ‘atheis’ dan ‘atheisme’ yang merongrong dalam kepala rakyat Indonesia dipercaya, disebarkan, dan diturunkan selama beberapa generasi masyarakat. selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-atheisme/#more-470


ABRI [Mengenal Orde Baru]
Bagi kita para pelajar yang sempat merasakan kurikulum bentukan pemerintah Orde Baru, atau mendapatkan pelajaran dari guru yang merupakan pendukung Orde Baru, kita akan dibuat percaya bahwa ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) memiliki peran utama yang bertugas merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Apakah itu benar? selengkapnya
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-abri/

 
bongkar sejarah ‘berseragam’

Putusan Akhir Majelis Hakim International People’s Tribunal 65, Permintaan Maaf Wali Kota Palu Kepada Korban Peristiwa 1965 dan Jalan Terjal Inisiatif LokalRumah Baca (Pustaka) Genosida 65, Kumpulan Tesis dan Disertasi Terkait Genosida 1965; Jejak Kiri dan Genosida 65-66 (Skripsi Thesis Sanata Dharma), Supersemar, Kudeta Suharto dan Genosida 1965-1966, Kudeta Suharto dan de-Soekarnoisasi : Soekarno telah dibunuh dua kali! , Menggulingkan Soeharto Sekali Lagi : Suara Mereka Yang Kalah, Suara Mereka Yang Menolak Takluk ; Pramoedya Ananta Toer dan Takdir Sejarah Max Lane : Sejarah, 1965 dan Elan Revolusi Indonesia (kompilasi artikel); Hasta Mitra (Tangan Sahabat) : Bertarung Melawan Pembodohan; Buku Kiri, Ultimus dan Bilven Sandalista;  “The 1965 Coup in Indonesia: Questions of Representation 50 Years Later” – LITERARY STUDIES CONFERENCE SANATA DHARMA;  Lekra, Sastra dan 1965; Putu Oka Sukanta : Menulis Adalah Perjuangan Untuk Hidup, Umi Sardjono, Sulami, Gerwani, Fitnah Lubang Buaya dan Genosida 65, ‘Dance of the Missing Body’ : Mengenali Tubuh Menari dan Sejarah Kekerasan bersama Rachmi Diyah Larasati, Nestapa Eksil 1965, Klayaban di ‘Pengasingan’; Sastra Yang Membela Korban dan Meretas Kabut Sejarah Genosida 1965; Syawal Itu Merah, Amanat Konstitusi Yang Terpenggal : UUPA, Landreform, Gerakan Tani dan Genosida 65, Tak Hanya Ratusan Ribu Kepala, Proklamasi 17-8-1945 Pun Ditebas (Ekopol Genosida 1965),  Senyap Bukan Berarti Diam : Rekonsiliasi Nasional Peristiwa Pasca Gestapu Ala Guru Sejarah (men-) ‘Subversi’  Sejarah (Produk Propaganda Orde Baru/Palsu) Yang Hegemonik dari Bangku SekolahA-Z : Mengenal (Kebohongan-Kejahatan) Orde BaruCerita-cerita #1965setiaphari;  INGAT 65 [Ceritaku ceritamu cerita kita tentang 65], Bioskop Jejak Genosida 65 (bagian 1),  Bioskop Jejak Genosida 65 (bagian 2), Bioskop Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (Pramoedya Ananta Toer); Film Sang Penari : Menari Sembari Menumpang Kereta Sejarah… Tsunami Sosial-Politik 1965 Tanpa Menyisakan Luka?,  Melawan Tabu dan Kebisuan, Mensubversi Film Propaganda Hitam Pengkhianatan G30S/PKI,  Sejarah Yang Dihilangkan : “Islamisme dan Komunisme” Hadji Mohammad Misbach di Zaman Bergerak, Mozaik Jejak Kiri di Indonesia : Kotak Pandora ‘Kejatuhan Suharto’ atawa Habis (di)Gelap(kan) Terbitlah Terang , [arsip] Jejak Kiri Indonesia, Gestok dan Genosida 65 – Cerita Pagi Hasan Kurniawan,   [Jasmerah] Sejarah Gerakan Kiri Yang Dihilangkan


Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Simak juga pameran online genosida politik 65-66 : 
PRAKATA LITERASI GENOSIDA 1965-1966, Lorong Genosida (Politisida) 1965-1966, Dadang Christanto, Sanggar Bumi Tarung,Dolorosa Sinaga, Elisabeth Ida Mulyani,  Dewi Candraningrum, Yayak Yatmaka, Koes Komo, Nobodycorp. Internationale Unlimited, Komunal Stensil, ,Didot Klasta Harimurti, Made Bayak , Rangga Purbaya,  Andreas Iswinarto, TARINGPADI, Obed Bima Wicandra, Mars Nursmono, Gregorius Soeharsojo Goenito,  SILENCE & ABSENCE [Adrianus Gumelar Demokrasno – Bunga Siahaan] ,   Daniel ‘Timbul’ Cahya Krisna, kolaborasi Jagal Bukan Pahlawan!; mozaik rupa : kuburan massal 65-66 bernama ‘indonesia’ ; Awas 30 S Art Project,  Daniel Rudi Haryanto, TerrorPaint-Benk Riyadi-Riza-Suhendra-Awank,Rista Dwi I, Koleksi Foto Kamp Konsentrasi Tahanan Politik 65, The Act of Living – Perempuan Penyintas 1965 (feature foto), Okty Budiarti – KAMI BERNYAWA : Butiran Aksara Untuk Tragedi 65, Kharisma Jati (komik), Aji Prasetyo (komik), Arip Hidayat (komik), Evans Poton dkk(komik), Eko S Bimantara (Komik), Museum Bergerak 1965, Museum Rekoleksi Memori,  ‘Mwathirika’ and The Victim’s Silent Tale , Kesetiaan, Keteguhan, Kesunyian Hingga Akhir Hayat (Mengenang Basuki Resobowo), 
Sastra adalah Membela Korban – 13 Cerpen Martin Aleida dan Putu Oka Sukanta SETJANGKIR KOPI DARI PLAJA hingga NYANYI SUNYI KEMBANG-KEMBANG GENJER [1965 di Panggung Teater], Paduan Suara Dialita : Salam Harapan Padamu Kawan, Spatial History : Pertanyaan Subversi Irwan Ahmett Soal Supersemar (Presentasi Seni)  ,  Prison Song, Musik Tigapagi – Sembojan, Album Lagu Genjer-genjer, Evil Wars In 1965 (Musik Benny Soebardja dkk), The Act of Killing Mixtape (kompilasi musik),  Stand Up Comedian Melawan Tabu-Melawan Lupa





This post first appeared on Lentera Di Atas Bukit, please read the originial post: here

Share the post

A-Z : Mengenal (Kebohongan-Kejahatan) Orde Baru

×

Subscribe to Lentera Di Atas Bukit

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×