Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Efek buruk jika terlalu sering memberi hadiah kepada anak


Menurut Timothy Wibowo, pakar character specialist, membudayakan atau memberikan Hadiah kepada Anak sesering mungkin dapat menjadi pemicu perilaku baik atau disiplin yang sering disalahartikan. Ya, dengan memberikan anak hadiah tidak akan membentuk perilaku baik pada anak, melainkan semakin merusak perilaku anak.

Kebanyakan orangtua pernah memberikan Hadiah Kepada Anak karena perilakunya yang terpuji atau kemampuannya mencapai sesuatu. Hadiah itu bisa berupa barang yang sederhana sampai mahal sekalipun. Misalnya, sepeda untuk si kecil yang jadi juara kelas, liburan ke luar kota/negeri karena naik kelas, mainan atau buku-buku karena tidak menonton televisi, dan sebagainya.

Sering sekali kita, para orangtua menjanjikan memberikan hadiah pada anak-anak kita. Misalnya, ‘ayoo kerjakan PR nya, nanti ibu belikan boneka baru’, tentu kalimat-kalimat ini tidak terasa asing lagi di telinga kita dan juga telinga sang buah hati. Hal ini juga telah sangat akrab di sekeliling kita.

Namun, jika kita runut lebih jauh. Apakah hal ini tepat? Apakah anak kita menyelesaikan tugasnya dengan benar sesuai harapan kita? Atau ia hanya mengerjakan seadanya demi mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan? Pertanyaannya, apakah hal ini tepat?

Sebagai orangtua, rasanya sangat penting sekali mengetahui informasi ini. Bahwa, hadiah memang dapat menimbulkan rasa senang dan gembira. Namun, bisakah kedua rasa itu dimunculkan tanpa pemberian hadiah? Bisa, dan banyak caranya.

Sementara di ranah pendidikan karakter, perilaku seseorang dapat dibentuk dengan berbagai macam teknik dan pendekatan. Salah satunya adalah dengan modifikasi perilaku yang diberikan hadiah atau yang tidak diberikan hadiah.

Tanpa kita sadari banyak orangtua yang tidak memahami ini, bahkan bisa jadi kita sendiri mengalami hal ini. Memang, hadiah adalah cara yang paling mudah untuk menciptakan rasa senang, dicintai, dan rasa diperhatikan. Namun, ternyata tak melulu berakhir baik, memberikan hadiah secara kontinyu kepada sang buah hati memiliki beberapa dampak bahaya. Apa saja itu?

Anak yang dijanjikan hadiah kadangkala berperilaku buruk, karena anak tidak memahami dengan baik, alasan mengapa ia harus berperilaku baik, selain hanya karena ingin mendapatkan hadiah. Apalagi jika orangtua tak dapat menepati janji, maka jangan salahkan anak berperilaku kasar atau buruk.

Hadiah membuat anak manjadi pribadi yang menuntut. Ya, karena selalu dijanjikan akan sebuah hadiah, anak akan berperilaku baik hanya karena ingin mendapatkan hadiah. Sebaliknya, anak akan menjadi pribadi yang menuntut jika tidak diberikan hadiah.

Hadiah menjadikan anak untuk berfokus diluar dirinya, karena hal ini menyebabkan anak kesulitan memahami rasa, dan akibat dari perbuatan baik yang akan menyenangkan hatinya. Nah disinilah tugas kita sebagai orangtua untuk mendidik rasa dan emosi pada anak, seperti rasa bermakna, percaya diri, dan menghargai diri sendiri saat mereka berhasil mencapai sesuatu yang baik.

Ketahuilah membahagiakan anak tidak selalu dengan hadiah, ada banyak cara yang dapat kita lakukan sebagai orangtua. Maka dari itu, marilah sebagai orangtua kita belajar untuk mengetahui lebih dalam bagaimana anak harus diperhatikan. Karena terkadang, sebenarnya anak hanya butuh dukungan pada saat ia sedang berproses dalam berusaha satu dua hal, bukan hanya hadiah atas keberhasilannya.

Bukan tidak mungkin yang dibutuhkan anak itu justru hadiah nonmateri atas pencapaiannya. Sesungguhnya, sebentuk perhatian dan kasih sayang ayah dan ibu yang selalu siap menjadi tempat berbagi adalah hadiah yang paling dibutuhkan seorang anak, apalagi bagi remaja dengan segala permasalahannya.

baca juga : [Orangtua Narsis: Efek Buruk Pada Anak Dan Tindakan Pencegahan]
                   [Tips agar anak lebih cerdas dan pintar]

Intinya, yang terpenting dalam pemberian hadiah adalah penanaman kesadaran bahwa apa yang dilakukan anak adalah sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri, bukan semata-mata keinginan atau ambisi orangtua.

Ketika anak sudah menyadari sendiri dan kebaikan sudah menjadi perilakunya sehari-hari, maka boleh dikatakan hadiah telah berfungsi sebagaimana mestinya. Nah, itulah tadi beberapa dampak buruk dari pola hidup membudayakan memberi hadiah pada anak.


This post first appeared on Pojok Klinik, please read the originial post: here

Share the post

Efek buruk jika terlalu sering memberi hadiah kepada anak

×

Subscribe to Pojok Klinik

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×