Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Lelaki dan Pujaannya (cerita pendek)

Lelaki dan Pujaannya



Judul Cerpen Lelaki dan Pujaannya
Cerpen Karangan: Rama Ahmad Fauzi
Kategori: Cerpen Cinta Islami, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 24 January 2017



“Hampa terasa hidupku tanpa dirimu”. Lagu yang berjudul hampa akan tidak enak didengar lantaran yang menyanyikan tidak dengan niat dan penuh penghayatan.

Begitu pula apabila dengan cinta, cinta bakal penuh dengan rasa bosan karena jika dijalankan dengan hanya membawa hawa nafsu. Akibatnya, cinta yang penuh dengan hawa nafsu tidak akan pernah bertahan lama. Bukan karena cinta yang dipenuhi hawa nafsu membawa petaka di dunia, tidak pula hawa nafsu menjadi penghalang di sebuah kisah sepasang kekasih, tetapi karena Allah SWT tidak mengajarkan hamba-hambanya untuk melakukan yang mendekati zina. Allah akan cemburu kepada hambanya dan memberhentikan hubungan mereka, apabila mereka jatuh cinta dengan tujuan membawa hawa nafsu. Ini celakanya bila kita mendekati zina, yang saat ini sering kita dengar dengan “PACARAN”.

Beberapa bulan lalu, berkenalanlah seorang lelaki dan seorang wanita yang begitu manis apabila dipandang dengan mata yang diciptakan begitu sempurna oleh Allah SWT. Lelaki tersebut sudah mengenal wanita itu sejak ia mengikuti sebuah acara yang diadakan oleh ekstrakurikuler pramuka dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, yang acara tersebut diadakan dengan cara berjalan kaki sekitar 24 Km dari sekolah menuju kodim dan menginap di wilayah kodim milik TNI Angkatan darat. Namun, di hari pertama perkemahan, ketika mereka makan makanan yang tersaji ternyata lelaki tersebut tak sengaja melihat seorang wanita cantik, manis, soleha dan suka petualangan. Mana mungkin lelaki lain tidak meyukainya? Pastilah mereka menyukai wanita itu.

“Hanya bisa berharap kepada sang pencipta saja bilamana jika wanita tersebut adalah jodohku.” Kata lelaki itu.
“Apa susahnya mendatangkan wanita tersebut?”

“percuma kau seorang lelaki sejati bila takut menemui seorang wanita.”
Begitulah pikiran lelaki itu. Tanpa disadari, ia merasa jatuh cinta, cinta lokasi dan cinta pada pandangan pertama seperti halnya bunga yang tadinya tak berbunga kini berbunga dengan begitu indahnya. Sejak saat itu, lelaki itu tidak pernah melupakan wanita yang ia lihat saat sarapan di pagi hari. Lelaki itu tak punya pilihan, ia harus melupakan wanita tersebut karena rasa takut yang dialami lelaki itu. Rasa takut yang ia alami adalah takut mendatangkan zina karena memikirkannya, tak bisa tidur karena merindukannya, dan akibatnya dosa yang berjalan akibat pikiran hawa nafsu yang ada.

“bagaimana bisa seluruh cintaku kepada Allah SWT kini terbagi menjadi dua sebab seorang wanita yang kujumpai di sebuah acara?” begitu menyesalnya lelaki itu karena perbuatan yang telah ia lakukan selama ini.
“sudah saatnya aku berhenti mencintai wanita tersebut”

Lelaki itu selalu berdoa dengan Allah SWT agar dapat melupakan seorang wanita. Ia memang cinta dan percaya bahwa jodoh ada di tangan Allah. Dan sudah dijelaskan oleh seorang guru di sekolah bahwa dalam QS. An-Nur ayat 26 tentang jodoh yang artinya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Lelaki itu memang selalu memikirkan ayat yang dilantunkan begitu sempurna dalam sebuah kitab yang disucikan oleh agama Islam tersebut. Laki-laki mana yang tidak menginginkan wanita yang baik bagi dirinya? Dan kini, lelaki itu kembali bersekolah seperti biasanya. Ia dapat melupakan wanita tersebut secara perlahan-lahan namun pasti, dan kini bunga yang mekar tersebut menjadi berguguran.

“tak kusangka, aku dapat melupakan wanita tersebut”
“wanita siapa?” tanya seorang sahabat
“wanita, wanita tersebut telah kulupakan dan sekarang aku tak mengingat wajah dan rupanya. Memang dulu aku begitu mencitainya, tapi kini aku dapat melupakannya”

Tersenyum senang lelaki itu dapat melupakannya. Siapa lagi anak pramuka kalau bukan wanita yang dulunya ia cintai, wanita masa lalunya. Lelaki itu melakukan aktivitas seperti biasa di sekolah tempat di mana ia menemukan teman-teman yang sangat baik, penuh dengan kekeluargaan, kekompakannya yang tidak ada banding. sama halnya sepeti sapu lidi bila dipisahkan maka hancurlah semua kebaikan, kekeluargaan dan kekompakan yang mereka jalin di sekolah. Sejak dulu, sekolah itu memang begitu terkenalnya hingga ke plosok provinsi.

Warga yang tinggal di provinsi itu takkan ada yang tidak tau sekolah itu. Dengan senang hati warga senang mendengar nama sekolah yang sedang lelaki itu untuk menimba ilmu.
Kini sekolah tersebut mengadakan sebuah lomba cerita pendek untuk seluruh siswanya, waktu itu lelaki itu mengikuti lomba tersebut.

Tidak banyak orang yang mengikuti pelombaan yang bisa meningkatkan kreatifitas, imajinasi dan lain lain sebagainya. lelaki itu akan benar-benar menjadi seorang penuis handal serta berwawasan global. Sementara persaingan begitu ketat dan sengit, para pesaing dari penjuru kelas membuktikan yang terbaik dari karyanya masing-masing. Ibarat pohon, mereka saling mempercepat menumbuhkan buah yang unggul agar sang pemilik senang dengan buah yang ia dapatkan.

Selanjutnya pengumuman datang dengan berselang berbulan-bulan hingga peserta lupa dengan karyanya.
“Bahkan bila aku jadi juara pun, lupalah aku dengan semua isi cerpenku!” suara kesal salah seorang peserta. Dan kemudian, terdengarlah suara ini berdengung di telinga lelaki itu.
“Kalian mengikuti lomba ini hanya ingin menjadi juara. Artinya kalian tidak dapat menambah wawasan global.”

“apa kau bilang? Wawasan global? Kau itu tau apa tentang wawasan global, lagi pula semua orang kan menginginkan juara.”
“apa aku salah, jika aku mengikuti ini ingin mencari pengalaman dan teman baru?”
“kau memang lelaki yang taat, jujur dan bertanggung jawab. Banyaklah wanita yang mendekatimu”
Derajat lelaki itu memang seumpama padi yang baru tanam, kupu-kupu masih menjadi kepompong, belum terlihat apa yang bisa diandalkan dari lelaki itu. Tetapi tidak patut rasanya memandangnya dengan sebelah mata.

Maka, dengan berat hati seorang peserta yang kesal tadi akhirnya menginginkan lelaki itu menjadi juara. Seorang peserta tadi hengkang dari hadapan lelaki itu dan meninggalkannya.
Awalnya para peserta merasa tegang semua ketika ingin dibacakan pemenang perlombaan tersebut. Sedikit demi sedikit peserta datang ke dalam sebuah ruangan yang begitu tertutup hingga tak dapat dilihat oleh orang lain dari luar ruangan itu.
“apakah semua peserta sudah berkumpul?” tanya manusia yang tampan nan rupawan yaitu ketua osis sekaligus pelaksana acara.

“sudah”
“kalian disini dikumpulkan agar mengetahui sang juara cerita pendek di sekolah tercinta kita ini”
Peserta tak sabar ingin medengarkan lantunan nama-nama yang akan menjadi juara tiga, dua dan satu. Berkat kegigihan dan kerja keras lelaki itu, ia kini menjadi juara 3, dan secara diam-diam tak ada kabar tentang juara cerita pendek yang diadakan di sekolah. Lelaki itu sendiri saja diam-diam, tak ada yang mengetahui hal tersebut.

Teman-temannya pula melupakan cerita pendek yang dibuat mereka.
Meski acara sudah terlupa, tetapi lelaki itu masih saja mengingatnya. Banyak yang ingin menanyakan juaranya, tapi tak seorang pun berani menanyakannya kepada panitia. Mungkin mereka tidak mengetahui bahwa selain panitia, peserta juga mengetahui hal tersebut.
Kenaikan kelas pun berlangsung dengan penuh hikmat.

Satu persatu orangtua wali murid di panggil ke depan, petanda bahwa raport telah siap diambil. Tak biasanya wali kelas memberikan pesaan-pesan moral diberikan. Bila yang mendengar tau jikalau kegiatan anaknya disekolah seperti ini dan itu, tentu tak sembarang ucapan dibicarakan.

Para orang tua mendengarkan pesan-pesan wali kelas guna memperbaiki kesalahan anak-anaknnya. Para murid turut ambil bagian melihat para orang tua mengambil raport di sekolah yang terdiri dari 30 kelas dan terbagi menjadi 18 kelas ipa, 12 kelas ips, 7 lab, 2 ruang organisasi, 1 uks dan 3 ruang guru. Maklumlah, sekolah tersebut banyak peminatnya, dari dalam maupun luar kabupaten. Kabarnya, sekolah tersebut sudah banyak mengeluarkan bibit-bibit unggul yang telah melanjutkan kuliah di dalam dan di luar negeri. Terdengar bahwa sekolah itu sangat spesial di mata pemerintah kabupaten.

Lelaki itu benar-benar menanti hadiah yang akan di berikan panitia, bahwa ia sangat amat ingin mengetahui isi hadiahnya. Tengoklah, piala-piala sudah dirapikan diruang osis, piala-piala tersebut akan dibagikan kepada juara peringkat umum, taekwondo, hafidz qur’an dan tentunya cerita pendek. Duh, betapa beruntungnya orang-orang yang mendapatkanya.

Tetapi, piala tersebut akan di bagikan ketika upacara yang akan dilaksanakan ketika awal masuk sekolah sekaligus melaksanakan acara halal bi halal. Libur telah tiba, sekadar mengisi liburan lelaki itu melakukan kegiatan rutin di rumahnya. Selepas liburan sekolah pun tiba bahkan upacara bendera dilaksanakan, piala-piala sudah tertata rapi dan sangat teratur.
“piala apa saja di depan sana?” bisik seorang siswa.
“piala itu adalah piala-piala yang akan diberikan kepada siswa dan siswi yang berprestasi di sekolah.”
“pialanya sangat mengkilat, dapat mengundang keinginan memilikinya”
“pasti mereka adalah memiliki kemampuan yang berbeda-beda”
Makin ke ujung, acara semakin bergemuruh. Peserta upacara dan guru-guru mengobrol satu sama lain, karena mereka hanya mementingkan obrolan dibanding upacara. Padahal awalnya mereka bersemangat datang karena piala-piala yang dibariskan di upacara bendera mempunyai keistimewaan tersendiri. Pembagian piala pun dapat dilaksanakan diakhir acara upacara bendera. Satu persatu disebutkan dan saat tibanya.
“juara 3 lomba cerpen adalah Rama Ahmad Fauzi dari kelas xi mia 6” lelaki itu pun maju ke tengah lapangan upacara.
“tidak sia-sia usahaku selama ini” jawab dalam hati.

“takkan pernah kulupakan kejadian ini”
Malam hari setelah upacara bendera berlangsung, wanita yang dulu lelaki itu cintai di perkemahan ternyata mengirim pesan singkat, yaitu “congrats kakak” yang dikirimnya melalui via bbm. Ia terkejut, karena wanita yang dicintainya ternyata satu kontak dengan bbmnya. Kini, lelaki itu menyadari bahwa nama wanita tersebut adalah Widia Okta Indriani dari kelas X Mia 4.

Mereka berdua akhirnya saling mencintai satu sama lain dalam halnya bunga yang berguguran kini kembali berbunga dengan indahnya, kepompong yang tadinya tak sedap dipandang kini menjadi kupu-kupu yang cantik. Lelaki dan wanita tersebut saling memiliki ketertarikan dan memilih mendoakan akan menjadi jodohnya disuatu saat nanti.

Kini mereka hanya bisa mengobrol via bbm maupun sosial media lainnya, cinta itu diibaratkan pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh menjadi bening, penjara menjadi telaga, sempit menjadi lapang, dan kemarahan menjadi rahmat. Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan sebagaimana firman Allah yang artinya “maha suci tuhan telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” (yaa siin 36:36).





This post first appeared on Info Khasiat Herbal Dan Cara Pengobatan Tradisional, please read the originial post: here

Share the post

Lelaki dan Pujaannya (cerita pendek)

×

Subscribe to Info Khasiat Herbal Dan Cara Pengobatan Tradisional

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×