Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat yang menurutku lumayan baik, tapi hari ini berubah total bagiku. Mungkin bisa membantu sahabat semuanya jika melihat disini .

Minggu 13 Februari 2010, aku mengajak seorang sahabat untuk sembayang bersama di sebuah Gereja yang jaraknya tidak jauh dari kost tempat ku tinggal. Dan ternyata ia mau, walaupun jarak Gereja tersebut cukup jauh dari rumahnya. Namun masalahnya ia tak punya kendaraan untuk pergi ke tempat ku. Akhirnya aku menyanggupi menjemputnya jam 5 sore.

Jam menunjukan pukul 17:00. Aku bergegas pergi ke tempat sahabat ku ini. Ditengah perjalanan, aku heran dengan antrian panjang di SPBU yang panjang antriannya sampai ke jalan utama. Karna jalan macet, aku memacu sepeda motorku perlahan. Saking pelannya, aku sempat mendengar sebuah percakapan dari para pengantri yang berbunyi " S**l, Bensin habis". Sontak aku kaget karna tanpa ku sadari bensinku juga hampir habis.

Keringat dingin, bingung pucat dan pusing langsung mendera diriku (LEBAY). Karna aku sudah berjanji dengan temanku, aku putuskan untuk mencari bensin yang di jual pedagang eceran. Setelah berjalan selama kurang lebih 10 menit, akhirnya aku menemukan sebuah kios bensin yang dikerumuni oleh pengendara motor. Karna tak sabar, aku mengeluarkan "JURUS LIDAH JALU" dan mendapat jatah 1 liter pertamax dengan harga Rp.10.000,00 (GILA). Tapi aku gak fikir panjang lagi karna aku udah telat banget. Yang penting aku bisa sembayang walaupun Gereja yang kita tuju akhirnya berbeda dengan rencana semula, mengingat waktu juga sudah tidak mendukung.

Jam 01.30 pagi atau mungkin subuh, aku dan 3 orang teman ku berinisiatif mencari SPBU yang masih buka. Tujuan kami untuk mengisi bensi untuk motor kami agar keesokan harinya masih bisa berjalan. Dalam fikiran kami mungkin SPBU akan sepi. Namun apa yang terjadi, ternyata SPBU masih di penuhi oleh para pengendara walaupun tak seramai pada siang hari. Rasa kesal pun seketika muncul lagi. Yang paling bikin kesel ada pengendara yang membeli bensin bukan hanya utuk mengisi tangki motornya, tapi juga dirigen-dirigen yang dibawanya.

Kelangkaan bensin kali ini memang bagaikan petaka bagi ku. Untung aja kampus aku lagi libur, coba kalo lagi aktif-aktifnya kuliah, bakal di omelin tuh ama mahasiswa-mahasiswa disana. Yah, walaupun terkadang koar-koar juga gak ada hasilnya, tapi aku tetep suport temen-temen yang mau berjuang demi rakyat. 

 Ngomong-ngomong soal rakyat, jadi inget rencana aku dan teman-teman di IMAKULATA ( organisasi yang aku ceritain kemarin) buat ngadain bakti sosial di sebuah desa yang perlu mendapat perhatian. Sekarang kita lagi nayri-nyari dana untuk bantuin saudara-saudari kita disana. Mudah-mudahan aja hasilnya lumayan. Oh iya untuk temen-teman yang mau bantu, bisa kirim email ke [email protected] ,  kirim pesan jika teman-teman berkenan untuk menjadi donatur ataupun ingin membantu untuk mencarikan dana, nanti saya kirimin data-data or profil tempat nya. Yang jelas Dan untuk berikutnya aku buatkan postingan nya untuk temen-teman semua.
sumbangan dalam bentuk apapun kami terima. Bantuan dari teman-teman akan sangat membantu saudara-saudari kita disana. Infrastruktur desa ini seperti jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya sangat memprihatinkan. Bahkan Puskesmas sekalipun belum ada. Nih foto-foto yang aku punya, tapi gak banyak, soalnya masih di pegang oleh ketua panitia, jadi aku cuma punya sedikit aja.