Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Stop Gaya Hidup Hedonis

Hedonis adalah penggalan dari kata Hedonisme yang artinya adalah pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai  tujuan utama dalam Hidup. Gaya Hidup Hedonis terbentuk oleh sifat,karakter serta mental seseorang yang memandang terbutuhnya kepuasan fisik dan mental dengan parameter ada banyak  atau sedikitnya harta atau uang yang dipunya. Kalo banyak uang atau harta mereka “kaum hedon” akan bergembira campur ceria dalam mengarungi hidup di dunia dengan harta di kiri kanannya atau mereka bahkan percaya inilah “surga” sebenarnya di dunia fana ini daripada memikirkan hidup mereka di “akhirat” karena terganjal dogma yang mengekang mereka atau yang mereka disebut “kebebasan hidup”. Mereka lupa akan adanya kehidupan setelah dunia itu yaitu “Akhirat” padahal  Allah SWT berfirman dalam QS Al Mu’min ayat 39:

Artinya:

Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.

Berbanding terbalik jika kondisi mereka minim harta, sikap mental mereka merespon akan tidak bisanya menerima kenyataan hidup ini, yang terjadi istilah “gali lubang tutup lubang”, “menghalalkan segala cara” hingga yang paling ekstrim, putus asa lalu akhirnya “mengakhiri hidup” naudzubillah summa naudzubillah. Padahal yang harus disadari kesenangan manusia bukan hanya uang. Mengutip dari teori barat klasik yang diusung oleh Abraham Maslow yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik , kebutuhan ego ( contoh:kebutuhan untuk dihormati ) dan kebutuhan untuk mewujudkan diri ( self actualizing ), misalnya kebutuhan akan makna hidup dan perkembangan pribadi. Karena saya yakin tidak semua orang mencapai kebutuhan ini, kebanyakan manusia berhenti pada tingkat 1 atau 2 saja belum mencapai tingkat ini. Bahkan saya rasa masyarakat barat sendiri belum bisa menerapkannya terlebih bangsa Indonesia. Saya pribadi kurang setuju dengan pendapat A. Maslow yang memasukannya jenis/macam  kebutuhan dalam jenjang (hirarki), idealnya menurut saya semua semua jenis kebutuhan itu harus ada dalam diri kita  pribadi. Yang nantinya bersinergi menjadikan kita pribadi yang berpikir dan mawas diri,  Yaitu dengan tidak melawan ketentuan illahi. Kuncinya ialah rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT baik lisan maupun perbuatan. Secara lisan kita diajarkan untuk mengucap Alhamdulillah dan secara perbuatan kita memanfaatkan rejeki untuk tujuan mulia, baik  untuk kita sendiri atau  berbagi dengan sesama yang nantinya tidak ada yang namanya kegelisahan hidup. Bukankah sudah jelas firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim ayat 7:

Artinya :

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Bukan hal baru bahwa hedonisme mendorong orang untuk hidup individual tanpa peka terhadap sekelilingnya. Ini yang membuatkan ketimpangan di sana sini, ditambah istilah “ Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Melarat “. Yang lebih ironis, gaya hidup hedonis bukan gaya kalangan orang atas saja tetapi mulai menjangkiti kalangan bawah, jika hedonisme sudah menyerang kalangan bawah diperlukan instrospeksi diri (muhasabah) masing – masing individu bahwa, sesungguhnya gaya hidup seperti itu akan menyiksa mereka.Pernyataan ini bukan untuk membolehkan Si Kaya untuk hedonis, yang ada Si Kaya makin sayang pada Si Miskin.  Mereka mungkin mendapatkannya dari kehidupan nyata dimana si kaya mencontohkan pada mereka tanpa dibarengi dengan pendidikan moral  ditambah tayangan TV, seperti sinetron yang masih saja menjual “mimpi” tanpa menyertakan unsur pendidikan akhlak.  Hendaklah mereka sadar dengan kemampuan finansial mereka, dan sekali lagi “Mental” yang diserang disini. Dan jika ada yang beranggapan semuanya bisa dibeli dengan Uang/Harta karena itu karena semata – mata jebakan setan untuk menjerumuskan manusia, jika sudah begini hendaknya mendekatkan dengan Allah SWT.  Karena Allah SWT sebaik-baiknya pemberi jawaban atas rahasia hidup.

Wallahu A’lam Bishawab

Artikel Terkait:

[archives]



This post first appeared on NotesANOM | Ada (banyak) Kisah Sukses Yang Bermula, please read the originial post: here

Share the post

Stop Gaya Hidup Hedonis

×

Subscribe to Notesanom | Ada (banyak) Kisah Sukses Yang Bermula

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×