Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

oasis di tengah padang pasir, kebanggaan di tengah keterpurukan

Bulan Agustus sudah hampir memasuki pertengahan. Bentar lagi tgl 17, bangsa yang (katanya) besar ini akan ulang tahun. terbersit pertanyaan yang sedikit mengusi, bangsa ini adalah bangsa besar, besar apanya? korupsinya? kemiskinannya? utang luar negerinya?. Gayus-Century-Nazariddin, hanya itu saja yang selama ini kita lihat di televisi, kita dengar di radio, kita baca di koran, kita lihat di internet.
Duh...malangnya bangsa besar ini...
Tadi pagi membaca yahoo di internet, mereka telah mengadakan survei atau jajak pendapat bertema INDONESI17. Dimana kandidatnya nanti akan mendapat penghargaan di bidangnya masing-masing. berikut kutipannya. "Indonesia17 adalah cara kita merayakan kemerdekaan Indonesia dengan memberikan penghargaan bagi mereka yang telah membuat perbedaan — baik dengan bekerja sendirian maupun berkelompok. Jadilah bagian dari kebanggaan Indonesia."
Mereka adalah orang yang memberikan kontribusi nyata dalam bidangnya dan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Warga negara Indonesia berusia di bawah 40 tahun.

Masuk dalam delapan kategori di bawah ini:
  1. Kata Segala sesuatu yang memberikan kontribusi dalam kecintaan terhadap bahasa Indonesia dan minat baca, serta menghasilkan karya yang memperkaya dunia sastra dan jurnalisme.
  2. Seni Budaya Segala bentuk prestasi seni modern dan tradisional, usaha pelestarian dan pengembangan budaya.
  3. Ilmu Mengajar dan menularkan pengetahuan pada semua bidang.
  4. Olahraga Olahraga modern dan tradisional, menelurkan prestasi olahraga di dalam maupun luar negeri.
  5. Bisnis Wirausaha, pemberdayaan ekonomi, usaha menjadi mandiri baik secara komunitas maupun individu.
  6. Hijau Usaha cinta lingkungan, karya dan gerakan yang menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih nyaman untuk dihuni.
  7. Sains Penemuan, karya ilmiah, pencapaian prestasi dalam ilmu pengetahuan.
  8. Internet Start-up dan karya Internet.
Nah, hari ini sudah dipilih kandidat pemenangnya, setelah membaca semua, saya tertarik sekali dengan tiga kandidat dalam kategori ILMU dan MENGAJAR. Berikut silahkan di simak:
1. Arsitek Komunitas
Arkom mendampingi para korban Merapi dalam tahap pemulihan usai bencana. Mereka memberikan transfer pengetahuan bagi para pengungsi untuk membangun kembali rumah mereka sesuai kearifan lokal warga yang selama beratus tahun sudah berdampingan dengan sang gunung. Proses rehabilitasi dan konstruksi, dipimpin oleh warga sendiri.

Para arsitek, dengan koordinator Yuli Kusworo, merancang desain rumah bambu yang diadaptasi dari jenis rumah tradisional warga. Metode pembangunannya pun menggunakan dasar konstruksi lokal.




2. Maizidah Salas
Maizidah adalah mantan TKW yang pernah disia-siakan dan tak digaji di Taiwan. Sepulang dari Taiwan, dia bertekad untuk memperjuangkan nasib para buruh. Dia kuliah sambil bekerja, lalu bergabung dalam Serikat Buruh Migran Indonesia untuk membantu sesama TKI yang tertindas.

Perempuan kelahiran Wonosobo, 10 Februari 1976 ini membagi ilmunya dengan mendatangi para calon TKI yang tinggal di pelosok Wonosobo. Dia juga membuka sekolah gratis di kampungnya untuk menanmpung anak-anak TKI yang tak terurus.




3. Zessi Faly
Zessi adalah satu dari sedikit perempuan urban yang peduli terhadap pendidikan anak-anak dari keluarga miskin. Sejak mahasiswa, 11 tahun lalu, dia sudah berpartisipasi membantu anak asuh di sekitar Bandung.

Bersama kawan-kawannya, dia aktif menggerakkan Helping Hands Project, komunitas sosial berbasis amal yang berawal dari pertemanan di jejaring sosial. Mereka rutin menggalang sumbangan dan menyalurkannya pada mereka yang membutuhkan pendidikan. Tahun ini fokus ditujukan pada anak-anak nelayan di Jakarta Utara.




Siapa Menurut anda yang berhak mendapat penghargaan? Siapapun, dengan alasan apapun, setidaknya mereka ini sedikit memberikan kebanggaan pada anak bangsa yang besar ini. Semoga semakin banyak orang-orang yang tidak sepopuler gayus maupun nazarudin ini terlahir dari bumi pertiwi ini.

Mau lihat kategori Internet?lihat aja disini.


This post first appeared on STOP WAR, please read the originial post: here

Share the post

oasis di tengah padang pasir, kebanggaan di tengah keterpurukan

×

Subscribe to Stop War

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×