Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Pentingnya Menjaga Kesehatan Otak

Dailykirukkal - Pentingnya Menjaga Kesehatan Otak. Deteksi dini merupakan kata kunci yang Sangat Penting Bagi penanganan penyakit kita. Makin cepat terdeteksi, makin mudah penyakit tertangani. Hal ini juga berlaku bagi penderita demensia (kepikunan) akibat degenerasi (penuaan) otak yang progresif dan mematikan sel-sel otak, sehingga daya ingat dan kemampuan berpikir menurun. Hanya saja masalahnya sekarang, justru gejala dini DA kerap terlewatkan. Misalnya dengan adanya gejala-gejala seperti pelupa, biasanya dianggap oleh orang-orang terdekat sebagai gejala umum usia lanjut yang wajar. Namun, kondisi ini tentu mengganggu kegiatan sosial dan aktivitas sehari-hari si penderita, juga menimbulkan beban yang berat bagi keluarga.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Otak


Sungguh menyedihkan tatkala kita menyadari dan mengetahui orang yang selama ini sangat kita sayangi dan hormati ternyata ia melakukan hal-hal yang selama ini bukan kebiasaannya. Sesuai namanya saja, penyakit Demensia Alzheimer Dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain stroke, infeksi, trauma, kepala, tumor, otak, alkohol, hormon, narkotika, penyakit kronis yang berat, depresi kronis, kekurangan nutrisi dan vitamin utamanya B12 dan asam folat. Dan terkontaminasi zat-zat toksin (racun) tertentu juga akan berpotensi menimbulkan demensia, sepertizat, zatalumunium (Al), timbal (Pb), dan air raksi (Hg).
Penyakit DA ditemukan oleh Urologi Jerman, Dr Alois Alzheimer tahun 1906. Ia menemukan dalam risetnya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal dunia akibat gangguan mental. Didalam jaringan otaknya ditemukan adanya lapisan plak dan serabut syaraf yang tidak normal. Dan sering majunya ilmu kedokteran, diyakini bahwa DA sangat berkaitan dengan usia. Makin tua usia seseorang makin tinggi resikonya. Seperti halnya bagi lansia yang berusia lebih dari 60 tahun adalah kelompok yang beresiko menderita DA. Namun bukan berarti yang berusia di bawah 60 tahun tidak bisa terserang.

Gejala-Gejala DA

Seperti halnya penyakit lain, DA pun memiliki sejumlah gejala. Salah satunya yang sangat jelad terlihat adalah gangguan memori (daya ingat). Penderita pun menjadi sangat pelupa. Lupa mengingat hal-hal yang baru saja di kerjakan, bahkan tugas-tugas sederhana yang biasa dilakukan kini menjafi sulit untuk dikerjakan.
Berbicara pun sering tidak nyambung karena lupa. Tak jarang mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. Gejala lain DA adalah diserientasi waktu, tempat dan orang. Contohnya kesulitan menemukan jalan pulang di lingkungan yang telah di kenal sebelumnya. Harus kita waspadai pula jika seseorang mulai sering salah meletakan sesuatu yang berharga.
Selain itu, penderita biasanya mengalami perubahan perilaku dan psikologis yang seringkali membuat keluarga dan pengasuhnya merasa lelah. Berpenampilan buruk, mengalami ganguan berpikir abstrak, serta kehilangan minat dan inisiatif. Seperti apa gangguan perilaku yang terjadi pada penderita DA? Perilakunya menjadi agresif (kasar dan tak jarang menyerang secara fisik), wandering (suka keluyuran tanpa tujuan dan tersesat), gelisah, suka nyusuh (menimbun barang), berteriak tengah malam, dab mondar-mandir.
Sedangkan untuk gangguan psikologisnya yang ditemukan adalah kecemburuan yang tidak masuk akal, kecurigaan berlebihan, ketakutan bahwa dirinya akan dicelakakan, halusinasi kerap muncul, misidentifikasi dan sebagainya.

Menangani DA

Patut kita catat, deteksi dan diagnosis dini sangat penting bagi keberhasilan penanganan DA. Karena kegagalan diagnosis dini dapat menimbulkan penanganan yang tidak berguna, yang pada hakekatnya akan menjadi beban tambahan bagi penderita dan keluarganya. Dalam upaya disgnosis ini, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berupa fisik klinis, neurologi, status mental, penunjang, (laboraturium dan neuro imaging), serta otopsi.
Untuk mengatasi demensia alzheimer, dapat melalui terapi non-farmakologi yakni intervensi lingkungan, intervensi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, rehabilitas medik, psikoterapi, tetapi bicara dan okupasi. Kedu terapi farmakologi, yang merupakan terapi tambahan setelah terapi non-farmakologi tidak memberikan hasil optimal. Yakni selain mengkonsumsi obat-obatan, jugs vitamin.
Namun, kita tetaplah berpegang pada ungkapan yang mengatakan bahwa "pencegahan lebih baik daripada mengobati" Apalagi ada beberapa kiat yang perlu kita lakukan, antara lain:
  • Perhatikan makanan. Makanan yang kita konsumsi banyak mengandung omega-3, omega-6, asupan antioksidan dari sayuran dan buah-buahan, karena sangat baik untuk pertumbuhan sel-sel otak.
  • Jangan lupa olahraga. Dengan olahraga, sel-sel neuron kita akan aktif, tidak diam, dan ini bisa mencegah kepikunan.
  • Hindari paparan zat-zat toksik seperti alumunium, timbal, dan air raksa. Karena dalam jangka panjang dan dalam jumlah berlebih dapat menyumbang terjadinya penurunan fungsi kognitif.
  • Stimulasi otak sedini mungkin. Misalnya yang dapat kita lakukan adalah membaca, menulis, musik, menari, otobiografi, atau jalan-jalan ke mall yang dapat kita lihat. Dari situ kita dapat menghafal banyak istilah baru.
  • Kunjungi posyandu. Alangkah baiknya kita hanya mengenal satu posyandu. Tidak terbagi dua, yaitu posyandu balita dan posyandu lansia. Karena dalam interaksi antara lansia dan balita dalam posyandu akan menimbulkan efek yang sangat baik untuk menjaga fungsi kognitif lansia.
Baca Juga : 10 Kebiasaan Yang Menandakan Anda Adalah Orang Kreatif


Ketika menangani para pasienpun, hendaknya selalu mengutamakan intervensi non-obat, terutama yang mengalami gangguan perilaku dengan cara berusaha memahami mengapa si pasien ber perilaku seperti itu. Kalau sedikit-sedikit di beri obat, pasien bisa mengalami kecanduan karena banyaknya asupan obat. Jadi kenalilah psikologis pasien terlebih dahulu, dan obat hanyalah solusi terakhir.


This post first appeared on Daily Kirukkal, please read the originial post: here

Share the post

Pentingnya Menjaga Kesehatan Otak

×

Subscribe to Daily Kirukkal

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×