Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Woodstock '99 : Peace, Love, Music, Riots, Rages, and Chaos.


Nama besar Woodstock baru Movielitas ketahui di era 1999-2000an. Saat itu ada sebuah majalah lokal kenamaan era itu yang menerbitkan sebuah edisi khusus membahas even Woodstock '99. Movielitas sendiri agak kurang ingat betul pembahasan di majalah edisi khusus Woodstock '99 tersebut, karena yang Movielitas incar saat itu adalah halaman chord dan notasi dari lagu-lagu dari beberapa band yang ditampilkan di even Woodstock 1999. Maklum baru bisa memainkan gitar saat itu.

20 tahun lebih kemudian, Movielitas berkesempatan menyaksikan dokumentasi seputar even Woodstock '99. Dan, miris ternyata. Seperti yang diatas bahwa Movielitas tidak ingat apa yang dibahas seputar Woodstock '99 dalam majalah edisi khusus tersebut, selama ini Movielitas menganggap even Woodstock '99 merupakan even Musik yang sukses. Ternyata keliru. Woodstock '99 chaos.

Dokumentasi ini cukup menarik bagi Movielitas. Irama cerita seperti dibawa naik secara dinamis dan perlahan-lahan. Menceritakan tentang tiga hari even musik yang dilaksanakan berturut-turut. Dengan bahasa Movielitas sendiri, Woodstock '99 adalah sebuah even musik yang diselenggarakan secara besar-besaran di sebuah lapangan hanggar lapangan udara terbuka dan berlangsung dari pagi hingga malam secara berturut-turut. Sederetan nama besar artis musik dan band tampil bergantian dengan aliran genre yang berbeda-beda. Korn, Limp Bizkit, Wyclef Jean, James Brown, Jewel, hingga Red Hot Chilli Peppers.

Di awal penyelenggaraan acara, terasa seperti on the track. Ratusan ribu penonton berdatangan memenuhi area lapangan udara. Rata-rata usia penonton yang menghadiri Woodstock '99 adalah usia muda. Bila berdasarkan dokumentasi ini, jalinan acara musik fenomenal ini mulai sedikit tergelincir "keluar jalur" dari penampilan band Korn yang saat itu ditunggu-tunggu di hari pertama.

Di hari kedua dan ketiga acara, situasi semakin terlihat kacau balau. Unsur cuaca serta lokasi even yang sebagian besar di udara terbuka, harga makanan dan minuman di dalam arena yang dirasa terlalu mahal untuk ukuran anak muda saat itu, minim koordinasi pihak security, pihak medis yang mulai kewalahan menangani penonton yang mulai tumbang satu-per satu, narkoba dan perilaku seks yang serba bebas, tingkat kebersihan serta ketersediaan air bersih di lokasi yang mulai mengkhawatirkan, hingga perilaku penonton yang mulai tidak terkendali menjadikan even sebesar Woodstock menjadi kacau balau.

Ketidaksiapan panitia dalam meng-handle acara Woodstock mungkin menjadi faktor utama. Ketidakmampuan panitia dalam meng-handle emosi serta perilaku ratusan ribu penonton menjadikan perhelatan musik dengan tajuk peace love and music menjadi chaos. Sangat disayangkan sekali, ambisi mulia dan besar membawa misi damai melalui musik berakhir rusuh tak terkendali.

Overall, secara tontonan, dokumentasi ini sangat menarik apalagi sebagai pecinta dunia musik atau yang hidup di era 90an dan mengenal nama-nama besar artis dunia musik saat itu.

Trainwreck : Woodstock '99 (2022) - 7/10



This post first appeared on Jurnal Film, please read the originial post: here

Share the post

Woodstock '99 : Peace, Love, Music, Riots, Rages, and Chaos.

×

Subscribe to Jurnal Film

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×