Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Nasihat Salman Al-Farisan ke Abu Darda yang Dibenarkan Rasulullah SAW

Salman menasihati Abu Darda tentang keseimbangan hidup

shalat tahajud/ilustrasi. Salman menasihati Abu Darda tentang keseimbangan hidup Abu Darda adalah sahabat Nabi Muhammad SAW  yang paling akhir memeluk Islam. Dahulu, ia adalah seorang pedagang yang sukses, namun haus akan ilmu agama, Abu Darda tidak segan-segan meninggalkan tokonya demi menghadiri majelis-majelis. 

Maski paling akhir memeluk Islam, namun Abu Darda adalah sahabat yang paling mengerti tentang dinullah (agama Allah) dan hafal Alquran. Di masa khalifah Umar bin Khatab, Abu Darda diangkat menjadi Hakim di Damaskus, Suriah.

Sedangkan Salman Al-Farisi, adalah sahabat Nabi yang sangat terkenal dengan ide briliannya dalam perang Khandaq yakni dengan membuat parit. 

Rasulullah SAW mempersaudarakannya dengan Abu Al-Darda', dari suku Khazraj yang bernama lengkap Abu AI-Darda' 'Uwaimir bin Zaid bin Qais.

Dikutip dari Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah: 1000 Kisah Penuntun Sholat, Puasa, Zakat, dan Haji oleh Ahmad Rofia Usmani, suatu ketika, Salman ingin berkunjung ke rumah saudaranya, Abu Darda. Namun oleh istrinya, dijawab bahwa Abu Al-Darda belum pulang. Begitu dipersilakan masuk ke dalam rumah, Salman melihat istri saudaranya tersebut berpakaian lusuh. Melihat hal itu, Salman pun bertanya kepada Khairah, istri Abu Al-Darda', "Umm Al-Darda', mengapa engkau seperti ini?'

"Saudaramu, Abu Al-Darda', kini tak lagi memerlukan dunia," jawab Umm Al-Darda' dengan suara pelan.

Ketika Abu Al-Darda' datang, makanan pun dihidangkan kepada Salman Al-Farisi. Abu Al-Darda' kemudian berkata kepada saudaranya yang lahir di Isfahan, Iran, itu, "Saudaraku, silakan nikmati makanan ini sendiri. Aku sedang berpuasa sunnah."

"Saudaraku," jawab Salman, "Aku tak akan makan selama engkau tak makan bersamaku!"

Abu Al-Darda pun makan untuk menghormati tamunya.

Ketika malam datang dan kemudian semakin kelam, Abu Al-Darda' bangun untuk melaksanakan sholat tahajud. Melihat hal itu, Salman pun berkata kepadanya, “Saudaraku! Tidurlah!"

Abu Al-Darda pun menuruti permintaan saudaranya yang kelak menjadi Gubernur Mada'in (Ctesiphon) itu. Kemudian, ketika malam semakin larut, Abu Al-Darda' bangun lagi untuk melaksanakan sholat tahajud. Melihat saudaranya yang memeluk Islam pada tahun terjadinya Perang Badar tersebut hendak melaksanakan sholat tahajud, Salman sekali lagi mencegahnya dan memintanya tidur. Permintaan itu dipenuhi Abu Al-Darda untuk menghormati tamunya.

Ketika malam hampir tiba di akhir perjalanannya, Salman Al-Farisi bangun dan berkata kepada Abu Al-Darda', "Sekarang, mari kita sholat tahajud berjamaah!"

Mereka berdua lantas melaksanakan sholat tahajud berjamaah. Selepas sholat, Salman kemudian berkata kepada Abu AI-Darda', "Saudaraku! Tuhanmu punya hak yang harus engkau penuhi. Istrimu juga punya hak yang harus engkau penuhi. Karena itu, penuhilah hak masing-masing secara seimbang!"

Merasa kurang yakin dengan masukan Salman Al-Farisi, keesokan harinya Abu Al-Darda menemui Rasulullah SAW dan menuturkan hal itu. Mendengar keluhan Abu Al-Darda' tersebut, beliau berkata, "Abu Al-Darda, Salman memang benar.Rol



This post first appeared on Misteri Dunia Unik Aneh, please read the originial post: here

Share the post

Nasihat Salman Al-Farisan ke Abu Darda yang Dibenarkan Rasulullah SAW

×

Subscribe to Misteri Dunia Unik Aneh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×