Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Gerakan Anti-Yahudi di Seluruh Dunia Ikut Dorong Terbentuknya Negara Israel

 

Bapak pendiri Zionisme modern, Theodore Hertzl. Foto/Ilusrasi: Ist
Salah satu pendorong berdirinya negara Israel sebagai negara Yahudi adalah gerakan anti-semit (anti Yahudi) di seluruh dunia. Gerakan ini melahirkan reaksi balik berupa gerakan Zionisme sedunia . Menurut bapak pendiri Zionisme modern, Theodore Hertzl , satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Antisemitisme adalah kecurigaan, kebencian terhadap, atau diskriminasi terhadap orang Yahudi karena alasan kewarisan Yahudi mereka. Antisemitisme paling kondang adalah pogrom atau penghancuran yang mendahului Perang Salib Pertama di tahun 1096, dengan pengusiran Inggris pada tahun 1290, dengan pembantaian terhadap orang Yahudi Spanyol di 1391, penganiayaan inkuisisi Spanyol, pengusiran dari Spanyol pada 1492, pengusiran dari Portugal pada tahun 1497, berbagai pogrom Rusia, sampai akhirnya oleh Hitler di Jerman dan kebijakan resmi anti-Yahudi Soviet.

Azyumardi Azra dalam bukunya berjudul "Konflik Baru Antar Peradaban, Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas" (PT RajaGrafindi Persada, 2002) menyebut kekuatan luar biasa yang menjadi pendorong kemunculan negara Israel di kawasan Palestina adalah ideologi zionisme.

Ideologi zionisme secara singkat dapat didefenisikan sebagai kepercayaan tentang kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi dari diaspora mereka selama berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang non-Yahudi (gentiles), bahaya asimilasi dengan orang-orang gentiles, ancaman anti Semitisme (anti Yahudi) dari masyarakat lain.

"Oleh karena itu, Zionisme bertujuan untuk mewujudkan sebuah negara – bangsa yang sepenuhnya Yahudi dalam etos dan karakter setelah berada di diaspora selama lebih dari 2000 tahun, dan dengan demikian, mereka mampu survive di muka bumi," tulis Azyumardi Azra.

Pencarian sebuah wilayah negara-bangsa Yahudi, yang biasa mereka sebut sebagai “promised land” atau tanah air yang dijanjikan merupakan program pokok Zionisme sejak ideologi ini pertama kali dirumuskan bapak pendiri Zionisme modern, Theodore Hertzl, pada 1897.

Menurut Azyumardi Azra, pencarian dan penetapan “tanah air yang dijanjikan” itu pun melalui proses yang rumit; mulai dari kawasan tertentu di Amerika Selatan, Afrika, sampai akhirnya kemudian bangsa Yahudi dan gerakan Zionisme internasional menetapkan Palestina sebagai “promised land”.

Berbarengan dengan bangkitnya ideologi Zionisme, kebijakan-kebijakan Tsar Rusia yang anti-Yahudi mengakibatkan terjadinya gelombang migrasi (progrom) orang-orang Yahudi sepanjang 1882-1918 ke Palestina, Eropa Timur dan Amerika Serikat.


Gelombang pogrom mengakibatkan terjadinya pergeseran Zionisme. Semula Zionisme memegangi prinsip bahwa ideologi ini harus lebih didasarkan pada solidaritas rasial dan keagamaan daripada kesatuan wilayah atau tanah air. Tetapi migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina mengubah Zionisme menjadi ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan “tanah air yang dijanjikan” di Palestina.

Dengan perubahan orientasi itu, maka penciptaan mayoritas bangsa Yahudi di Palestina telah menjadi program gerakan Zionisme internasional sejak masa-masa akhir abad ke-19.

Terus semakin merosotnya kekuasaan Dinasti Utsmani sejak perempatan terakhir abad ke-19 memberikan peluang besar bagi masuknya orang-orang Yahudi di kawasan Palestina dalam jumlah besar.

Azyumardi Azra menyebut kemiskinan masyarakat Palestina sendiri menjadi salah satu faktor paling penting pula bagi terjadinya penjualan tanah milik orang-orang Palestina kepada orang-orang Yahudi.

Gerakan anti-semit di seluruh dunia juga melahirkan reaksi balik berupa gerakan Zionisme sedunia. Menurut Hertzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Melalui pamfletnya yang berjudul “Der Juden Staat,” Hertzl mulai mempropagandakan cita-citanya tersebut. Awalnya Hertzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut Argentina atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya.

Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis-ideologis untuk mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada era Nazi Jerman (Perang Dunia II).

Keruntuhan khilafah juga ikut memberi andil berdirinya negara Israel. Khalifah Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid II, yang dianggap sebagai penghalang terbesar diturunkan sebagai Khalifah oleh gerakan Turki Muda atas sponsor Zionis.
(mhy)Miftah H. Yusufpati


This post first appeared on Misteri Dunia Unik Aneh, please read the originial post: here

Share the post

Gerakan Anti-Yahudi di Seluruh Dunia Ikut Dorong Terbentuknya Negara Israel

×

Subscribe to Misteri Dunia Unik Aneh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×