Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Pencuri Tertangkap Basah di Rumah Ulama

ILUSTRASI Seorang pencuri memasuki rumah seorang ulama, Malik bin Dinar. | DOK SCANPIX
Malik Bin Dinar tanpa sengaja mendapati seorang sedang mengendap-endap di dalam rumahnya malam itu.

Malik bin Dinar (wafat 748 M) adalah seorang ulama terkemuka dalam sejarah Islam. Ia turut berjasa dalam menyebarkan syiar agama tauhid di Anak Benua India. Murid Imam Anas bin Malik itu pun masyhur sebagai sosok yang alim, warak, dan menerapkan zuhud. Keteladanan memancar dari perikehidupannya.

Dalam keseharian, ia rutin mendirikan shalat tahajud di kala sepertiga malam. Baginya, ibadah sunah tersebut adalah momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, sering kali ia sejak usai shalat malam hingga azan subuh tiba.

Pada suatu kali, kebiasaannya itu dihadapkan pada sebuah peristiwa yang tidak biasa. Malam itu, Malik bin Dinar baru saja mengambil air wudhu di kamar mandi rumahnya. Usai itu, ia hendak menunaikan shalat sunah.

Saat Malik bin Dinar sedang beribadah, ada suara yang terdengar. Lama-lama, suara yang datang dari arah kamar belakangnya itu mengganggu kekhusyukannya. Malik pun berusaha menjaga konsentrasi dan meneruskan shalatnya. Setelah melakukan salam, ia terus berdoa dan berzikir.

Ternyata, gangguan itu tidak kunjung berhenti. Setelah menuntaskan zikirnya, Malik pun bangkit berdiri. Ia berjalan ke arah bagian belakang rumahnya.

Ulama tersebut mendapati seorang pemuda yang mengenakan kain nyaris menutup seluruh wajah. Anak muda itu sedang mengacak-acak lemari baju Malik bin Dinar. “Tamu tak diundang” ini berupaya mencuri sesuatu barang dari rumah sang alim.

Barangkali, pencuri itu kesal karena tidak menemukan satu pun benda berharga yang pantas dibawanya kabur. Malik membiarkan saja remaja tersebut. Ia lalu kembali ke kamarnya, meneruskan zikir bakda shalat.

Sementara itu, si pencuri sudah menggeledah semua almari, laci, dan kotak penyimpanan yang dilihatnya di kamar belakang. Namun, kantong yang dibawanya masih kempes saja. Karena merasa perbuatannya sia-sia, pelaku kejahatan itu hendak keluar diam-diam dari rumah ini.

Tanpa sengaja, maling tersebut berpapasan dengan Malik bin Dinar yang hendak mengambil mushaf Alquran di kamar utama. Sekilas, pemuda bertopeng itu nyaris menodongkan senjata tajamnya ke tuan rumah.

Namun, setelah melihat sikap Malik yang biasa-biasa saja—tidak berteriak atau bahkan mengusir dirinya—pencuri tersebut menyarungkan belatinya. Untuk sesaat, kedua kaki dan tangannya seperti membeku. Dirinya menunggu apa yang akan dilakukan sang pemilik rumah terhadapnya.

“Assalamu’alaikum, wahai saudaraku. Engkau telah memasuki rumahku, tetapi sepertinya tidak mendapatkan apa-apa yang bisa diambil,” ujar Malik memecah kesunyian.

 
Kemarilah, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari rumahku tanpa mengambil manfaat.
   

Sambil menyerahkan sajadah, alim tersebut berkata lagi, “Kemarilah, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari rumahku tanpa mengambil manfaat.”

Setelah meletakkan sajadah di kamar tempatnya biasa shalat, Malik berjalan ke arah sumur. Dengan ember, ia menampung air dan membawanya ke hadapan lelaki itu. Dengan isyarat, ia persilakan sang “tamu” untuk berwudhu.

“Setelah itu, silakan engkau shalat dua rakaat. Sungguh, waktu sepertiga malam adalah sangat baik,” ucap Malik.

“Baiklah, terima kasih,” kata si pencuri.

Pria muda itu lalu membuka penutup mulut dan kepalanya. Ia pun bersiap untuk wudhu. Tidak lama kemudian, ia mendirikan shalat tahajud di atas sajadah yang tadi diberi Malik bin Dinar.

Usai shalat, ia kembali kepada alim tersebut. “Wahai Tuan,” katanya, “apakah boleh bila menambah dua rakaat lagi?”

“Silakan. Tambahlah sesuai dengan kemampuanmu,” jawab ulama ini.

Maka shalatlah si pencuri tersebut secara terus menerus hingga azan subuh berkumandang. Sementara Malik bin Dinar bersiap ke masjid, lelaki muda itu berkata kepadanya, ‘Wahai Tuan, aku mesti menginap di rumahmu ini karena aku telah berniat melaksanakan puasa sunah.”

“Menetaplah sesuai dengan keinginanmu,” kata Malik.

Demikianlah remaja tersebut tinggal sepekan lamanya di rumah tokoh yang semula hendak dirampoknya itu. Selama itu pula, Malik bin Dinar mengajarinya berbagai ilmu agama. Maka pada hari kedelapan, lelaki muda itu mendirikan shalat tobat. Dengan sepenuh hati, ia kembali pada jalan ketaatan. Menyesali segala dosa-dosanya silam.

Setelah itu, mantan pencuri tersebut berpamitan kepada sang alim. “Wahai Tuan,” katanya, “aku telah bertobat nasuha kepada Allah Ta’ala. Doakan diriku agar selalu istikamah di jalan-Nya.”

“Aku doakan kebaikan untukmu. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepadamu,” tutur sang ahli ilmu.

Maka pulanglah pemuda ini. Beberapa hari berlalu. Ia berjumpa dengan seorang kawannya yang masih melakukan tindak pencurian.

Lho, kukira engkau baru saja keluar dari rumah Malik bin Dinar!? Apa saja barang berharga yang berhasil kau ambil dari sana?” tanyanya.

“Sungguh, aku semula hendak mencuri hartanya, tetapi justru dialah yang kemudian mencuri hatiku. Ku ikuti semua bimbingannya sehingga aku pun bertobat,” jawab lelaki ini.Rol



This post first appeared on Misteri Dunia Unik Aneh, please read the originial post: here

Share the post

Pencuri Tertangkap Basah di Rumah Ulama

×

Subscribe to Misteri Dunia Unik Aneh

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×