Perdebatan etimologis telah terbukti sangat menarik. Kekunoan istilah ini dibuktikan dari sumber-sumber Mesir, Yunani, Cina atau India yang telah menggambarkan istilah itu sejak lama sejauh ini menyangkut konotasi atau denotasinya. Di sinilah perlu merujuk pada geografi Ptolemy yang telah melestarikan referensi ke Kashmir yang dulu disebut dengan wilayah Kaspeira.

Disebut Kaspeiroi karena ia merupakan suku yang terkenal dengan kaki cepatnya. Bahkan Herodotus, yang dikenal Sebagai 'bapak sejarah', menyebut Kaspatyros yang diambil sebagai referensi untuk Kashmir. Setelah Yunani, Kashmir disebut dalam catatan Cina. Referensi paling awal soal Kashmir ada dalam sejarah Dinasti Tang.

Kashmir digambarkan sebagai negara yang diselubungi di semua sisi seperti permata berharga pegunungan bersalju, dengan lembah di selatan yang mengarah ke pegunungan dan berfungsi sebagai gerbang Kerajaan. Kashmir kuno dan bersejarah sebagai negara yang dihuni oleh warga Kashmir sudah ada selama lebih dari 5.000 tahun. Ini adalah wilayah yang saat ini disebut sebagai Kashmir Raya.

Dengan demikian, Islam telah datang ke Kashmir jauh sebelum tahun 1320, sekitar tahun di mana Rinchen dan sepuluh ribu orang lainnya masuk Islam, dan Islam diadopsi sebagai agama negara

Mir Syed Ali Hamadani, atau yang lebih dikenal sebagai 'Syah Hamadan' dan 'Ameer e Kabeer' (1314-1384), bisa dibilang adalah Syed yang paling terkenal, yang telah memberkati Kashmir dan mempercepat proses Islamisasi. Shah lahir di Hamadan, Iran. Dia melakukan perjalanan melintasi benua selama dua puluh satu tahun, dalam mengejar pengetahuan.

Shah Hamadan, mencapai Kashmir pada tahun 1372. Dia pergi ke Ladakh sekitar tahun 1381 dan merupakan orang pertama yang mendirikan masjid di sana. Dia termasuk dalam cabang sufi Suhrawardi, yang dikenal sebagai Kubrawis. Shah membawa sekte ini ke Kashmir. Kubrawi mendominasi pendirian keagamaan Srinagar, bahkan Kashmir, hingga hari ini. Shah dikatakan telah membujuk tiga puluh tujuh ribu orang Kashmir untuk masuk Islam. 

Di negara bagian ada empat kuil utama yang didedikasikan untuk Shah, Khanqah-e-Mualla (Srinagar), Tral, Doru dan Shey (Ladakh). Ada juga beberapa kuil Syah yang kurang dikenal, yang terletak di Sopore dan Paampore.dll. Syah meninggal baik di Hazara (Pakistan) atau di Kafiristan. Namun, ia dimakamkan di Khatlan (Turkestan).

Kamarnya tempat dia tinggal untuk pertama kalinya adalah bagian dari sebuah bangunan besar, bernama Khanqah-e-Mualla (Biara). Bangunan ini merupakan model arsitektur kayu Kashmir yang indah, dengan ukiran di dinding. Sholat Jumat dilaksanakan di sini di mana ratusan orang berkumpul untuk sholat.

Putra Syah, Mir Muhammad Hamadani (1372-1450), kembali ke Kashmir pada tahun 1393, ditemani oleh tiga ratus Syed lainnya. Pada saat itu Sinhabhatt/ Suhabhatt adalah panglima tertinggi pasukan Raja Sikander, dan kemudian menjadi perdana menteri.

Setelah Syed, Resi Muslim di bawah pengaruh Syed Mohammad Hamadani melanjutkan proses Islamisasi Kashmir, meskipun beberapa sisa masa lalu tidak dapat dijauhi dengan sempurna. Misalnya, praktik-praktik yang lazim selama periode Hindu dibiarkan berlanjut seperti yang telah dilakukan oleh Ishaq Khan.

Namun, Tarekat Suhrawardi, Naqashbandi dan Qadri juga telah memainkan peran yang sangat besar dalam proses Islamisasi Kashmir. Terlebih lagi versi lokal ajaran Sufi versi Reshi, dan tokoh sentral dalam hal ini adalah Syekh Nooruddin, yang dikenal sebagai NundReshi, membawa proses ini ke kesimpulan logisnya.

Selanjutnya, upaya sadar dan berkelanjutan dilakukan untuk mendekati Islam puritan ke tingkat optimal oleh para sarjana agama berikutnya. Termasuk juga kalangan Sufi dan berbagai gerakan dan organisasi kebangkitan Islam yang dipimpin oleh ideolog Muslim yang berpengalaman dan berkualifikasi tinggi dari berbagai pemikiran keagamaan.

Ulama setelah memperoleh pendidikan Islam tertinggi dari Universitas Azhar Mesir, Madinah dan Universitas Um al Qura Arab Saudi dan Darul Uloom Deoband dan Darul Uloom Nadwatul Ulama Lucknow, MadrasatulIslah dan Jamiatul Falah Azamgarh dll telah banyak berkontribusi pada proses Islamisasi ini secara substansial dan masih berkontribusi untuk hal itu secara sembunyi-sembunyi.

Dengan semua aspek lama dan baru dari Islamisasi Kashmir, ciri klasik etos Islam di Kashmir masih utuh dan dapat ditemukan tambatan spiritual Islam telah menarik Muslim Kashmiri lebih dari dimensi lain dari weltanschauung Islam yang holistik. Kini Muslim Kashmir mencoba menyerap dan mengasimilasi dimensi spiritual dan duniawi Islam dalam kehidupan mereka dalam persamaan yang sangat harmonis dan secara eklektik seimbang.Rol