Pernyataan PBNU ini sangat bisa dimaklumi, paling tidak untuk AI yang sampai dengan generasi yang sekarang ini. Entah kalau di masa depan sudah ada AI yang lebih canggih dengan segudang pengetahuan yang bahkan manusia sendiri tidak bisa bayangkan. 

ilustrasi robot via unsplash

Kenapa pernyataan tersebut bisa dimaklumi? Berikut ini saya coba tes bertanya kepada openAI (termasuk yang tercanggih saat ini), tentang siapa pengarang kitab ta'lim muta'allim... dan apa jawabannya?

Kitab "Ta'lim Muta'alim" adalah sebuah karya yang ditulis oleh seorang ulama besar berkebangsaan Indonesia bernama Syekh Nawawi Banten. Syekh Nawawi Banten adalah seorang cendekiawan Muslim yang hidup pada abad ke-17 Masehi dan berasal dari Banten, Indonesia. Kitab "Ta'lim Muta'alim" merupakan salah satu karya terkenalnya dan merupakan panduan dalam ilmu agama Islam serta etika yang berfokus pada pendidikan dan pengembangan moral. Kitab ini masih banyak digunakan dan dipelajari dalam tradisi keilmuan Islam di Indonesia hingga saat ini.

Kemudian saya tanya lagi, sudah yakin dengan nama pengarangnya? Kemudian openAI menjawab seperti ini

Maaf atas kebingungannya. Saya melakukan penelitian lebih lanjut, dan tampaknya ada kebingungan dalam informasi sebelumnya. Kitab "Ta'lim Muta'alim" sebenarnya ditulis oleh ulama yang lebih terkenal bernama Imam Al-Ghazali, atau nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali adalah seorang filosof, teolog, dan cendekiawan besar Islam yang hidup pada abad ke-11. Tambah ngaco lagi kan... Ya tapi bagaimanapun juga AI adalah ciptaan manusia, dan ciptaan manusia pasti ada kekurangannya. AI, untuk saat ini mungkin baru sebatas sebagai pembantu untuk mempercepat pekerjaan saja, itu pun dalam bidang-bidang tertentu saja. Kalau semua informasi dari AI kita telan mentah-mentah, bisa bahaya...

Bagaimana pendapat Anda? Atau mungkin ada yang sudah mencoba riset kecil2an tentang AI dalam bidang pengetahuan agama (Islam)? Boleh di share di comment... Terima kasih....