Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Panduan Lengkap CRO (Conversion Rate Optimization)

Tags:

Last Updated on November 21, 2023 by Yoan Letsoin

Di dalam dunia digital marketing yang terus berkembang, Conversion Rate Optimization (CRO) adalah strategi yang sangat penting. CRO menggabungkan seni dan sains untuk mengubah pengunjung website menjadi pelanggan yang ‘terlibat’, dan meningkatkan pengalaman keseluruhan di website. CRO melibatkan pemahaman mendalam tentang perilaku pengguna, menyelaraskan desain dan konten website dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Artikel ini akan memberikan pandangan terperinci tentang CRO, mengungkapkan prinsip CRO, berbagai pendekatan, dan pengaruh signifikan dalam bisnis Anda.

Apa itu Conversion Rate Optimization (CRO)?

Conversion Rate Optimization (CRO) adalah teknik untuk meningkatkan persentase pengunjung website yang melakukan tindakan yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau berlangganan newsletter.

Dalam dunia digital marketing yang dinamis, CRO sangatlah esensial. Hal ini dikarenakan CRO melibatkan peningkatan website dan kontennya. Dimana tujuan CRO adalah meningkatkan proporsi pengunjung untuk melakukan tindakan tertentu. Contohnya seperti melakukan pembelian, mendaftar untuk layanan, atau mengisi formulir. Namun sebenarnya, CRO melampaui hal-hal yang tujuannya sekadar penyesuaian website saja, CRO melibatkan penciptaan pengalaman online yang lebih efektif dan berpusat pada pengguna.

Apa Manfaat CRO?

CRO secara langsung mempengaruhi kemampuan bisnis untuk menarik dan mempertahankan pelanggan di era digital. Melalui optimasi konversi, bisnis dapat meningkatkan nilai yang diperoleh dari traffic yang ada, mengarah ke strategi marketing yang lebih efisien dan hemat biaya.

Conversion Rate Optimization (CRO) tidak hanya sekadar analisis numerik. CRO melibatkan pemahaman mendalam tentang perjalanan dan pengalaman pengunjung website Anda (customer journey). Lagi-lagi pendekatan ini berpusat pada pengguna, bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan yang menghambat konversi, meningkatkan user experience, dan menyelaraskan website dengan kebutuhan dan ekspektasi audiens.

Contohnya, saya memiliki klien dimasa lampau dimana mereka hanya ingin maksimal 2-3 step saja dari halaman utama menuju halaman konversi. Dan semua proses akusisi customer baru ini harus dilakukan semudah mungkin. Bahkan ada dibeberapa kasus, mereka menyediakan landing page khusus dan hanya 1 step saja untuk langsung berbicara dengan sales representative tanpa harus mengetik nomor telpon. Hal-hal seperti ini dapat dikategorikan sebagai effort untuk memaksimalkan atau mengoptimasi conversion rate.

Membedakan Konversi Macro dan Micro

Namun Anda tentu harus mengenal perbedaan atara konversi Makro dan konversi Mikro. Macro conversions merujuk pada tindakan signifikan, seperti pembelian produk, sedangkan micro conversions adalah langkah-langkah kecil yang menuju ke tujuan utama, seperti berlangganan newsletter.

Bagaimana Cara Menghitung Conversion Rates?

Conversion rate ditentukan dengan membagi jumlah konversi dengan jumlah total pengunjung, kemudian dikalikan 100 untuk mendapatkan persentase.

Pertimbangkan website e-commerce yang menerima 1.000 pengunjung dalam sebulan, dengan 50 di antaranya melakukan pembelian. Conversion rate di sini akan menjadi 5%, dihitung sebagai 50 dibagi dengan 1.000, dikalikan 100. Perhitungan langsung ini memberikan wawasan berharga tentang efektivitas website.

Strategi Meningkatkan Conversion Rate

Beberapa best practices dalam CRO termasuk membuat call-to-actions (CTAs) yang persuasif, mengoptimalkan landing pages, dan menggunakan konten yang menarik dan berdampak. Strategi-strategi ini populer karena secara konsisten terbukti meningkatkan conversion rates:

  • UX Optimization: Jadikan website user-friendly dengan navigasi yang mudah, waktu loading cepat, dan desain yang intuitif.
  • CTA (Call-To-Action) yang Jelas: Desain tombol call-to-action yang menonjol dengan instruksi yang eksplisit (subscribe, buy, download).
  • Lakukan A/B Testing: Rutin menguji elemen-elemen website seperti headline, layout, CTAs, dan gambar untuk resonansi audiens.
  • Landing Page Optimization: Kembangkan landing pages yang fokus untuk kampanye atau segmen pengguna tertentu.
  • Quality Visual Content: Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi yang relevan dengan pesan untuk keterlibatan pengguna. Anda bisa memeriksa banyak website yang menyediakan royalty free image dan stock image gratis berkualitas tinggi.
  • Mobile Optimization: Pastikan kompatibilitas mobile website dengan desain responsif dan navigasi.
  • Value Proposition: Jelas mengungkapkan nilai dan manfaat produk/layanan Anda.
  • Social Proof: Sertakan testimonial pelanggan, review, dan studi kasus.
  • Speed Optimization: Tingkatkan kecepatan loading website dengan mengoptimalkan gambar, menggunakan CDN, dan merampingkan kode.
  • Personalization: Sesuaikan pengalaman pengguna menggunakan personalisasi yang didorong oleh data.
  • On-Page SEO Optimization: Optimalkan untuk search engine menggunakan kata kunci yang relevan dan struktur konten.
  • Simplified Forms: Pertahankan formulir yang ringkas untuk meningkatkan tingkat penyelesaian.
  • Live Chat: Implementasikan live chat untuk bantuan pengunjung secara real-time.
  • Clear Navigation/Structure: Pastikan website memiliki struktur yang jelas dan mudah dinavigasi.
  • Regular Content Updates: Terus perbarui website dengan konten baru (blog, berita, pembaruan produk).
  • Exit-Intent Popups: Gunakan popups untuk terlibat dengan pengguna yang berniat meninggalkan situs.
  • Analytics Utilization: Pantau analitik website untuk memahami perilaku pengguna dan mengidentifikasi halaman dengan tingkat keluar tinggi. Selain fitur Google Analytics, Anda juga bisa menggunakan tools alternatif Google Analytics.
  • Security Features: Prioritaskan keamanan website, terutama untuk data sensitif, dan gunakan trust badges dan gateway yang aman.
  • Free Trials/Demos: Tawarkan percobaan atau demo untuk pengalaman langsung produk/layanan.

Namun, best practices ini tidak selalu berlaku secara universal. Setiap website dan audiensnya unik, dan strategi yang efektif untuk satu mungkin tidak memberikan hasil yang sama untuk yang lain. Memahami kebutuhan dan perilaku audiens spesifik Anda adalah kunci untuk menyesuaikan strategi CRO untuk efektivitas optimal.

Menggunakan Alat Kualitatif dalam CRO

Alat CRO kualitatif, seperti survey feedback dan survey kepuasaan pengguna dan rekaman sesi, menawarkan wawasan mendalam tentang perilaku dan preferensi pengguna. Alat-alat ini membantu mengidentifikasi bagaimana pengguna menavigasi dan berinteraksi dengan website, menyoroti area potensial untuk perbaikan.

Menggunakan Alat Kuantitatif

Alat kuantitatif, termasuk A/B testing dan web analytics, memberikan wawasan yang objektif dan didorong oleh data tentang perilaku pengguna. A/B testing, misalnya, membandingkan versi halaman web yang berbeda untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam mendorong konversi.

Mengintegrasikan CRO dengan SEO untuk Performa yang Lebih Baik

CRO dan SEO bekerja bersama secara sinergis. Sementara SEO fokus pada menarik traffic, CRO adalah tentang memaksimalkan efektivitas traffic tersebut dengan meningkatkan user experience, yang juga dapat mempengaruhi SEO secara positif. Sebagai contoh, landing page yang dioptimalkan dengan baik tidak hanya meningkatkan conversion rates tetapi juga dapat meningkatkan peringkat search engine, sehingga menarik lebih banyak traffic dan mengarah ke konversi lebih lanjut.

Beberapa area di website sangat penting dalam membentuk user experience. Mengoptimalkan homepage untuk kesan awal yang kuat, menyempurnakan pricing page untuk menyampaikan nilai dengan jelas, dan menempatkan CTAs strategis di blog posts adalah elemen penting dari CRO.

Contoh Praktis: Misalnya, homepage dengan pesan yang menarik dan navigasi yang intuitif dapat meningkatkan keterlibatan pengguna secara signifikan. Demikian pula, pricing page yang terstruktur dengan baik dapat membantu calon pelanggan memahami value proposition dengan lebih jelas, mengarah ke keputusan yang lebih informasi.

Memaksimalkan User Experience dengan Komunikasi Real-Time

Mengintegrasikan alat komunikasi real-time, seperti live chat di halaman kunci, memberikan dukungan langsung kepada pengguna, berpotensi meningkatkan peluang konversi.

Proses otomatis, seperti kampanye email yang menargetkan keranjang belanja yang ditinggalkan di situs e-commerce, dapat menghidupkan kembali pengguna yang hampir melakukan konversi, secara efektif mendorong mereka untuk menyelesaikan pembelian mereka.

Mengidentifikasi Halaman Kunci untuk Optimasi

Untuk CRO yang efektif, penting untuk memilih halaman yang tepat untuk optimasi. Prioritaskan halaman dengan trafik tinggi tetapi tingkat konversi rendah, seperti homepage, halaman produk, atau landing pages spesifik yang integral dengan upaya marketing Anda. Jadi, ingat ya… Tidak semua halaman perlu dioptimasi.

Memanfaatkan Kerangka Kerja PIE untuk Pengambilan Keputusan

Kerangka kerja PIE meliputi Potential, Importance, dan Ease. Ini adalah pendekatan strategis untuk memprioritaskan tugas optimasi dengan mengevaluasi:

  • Potential: Ruang lingkup untuk perbaikan pada halaman.
  • Importance: Nilai trafik pada halaman ini.
  • Ease: Sumber daya dan upaya yang diperlukan untuk peningkatan.

Contoh: Sebagai contoh, A/B testing pada halaman produk di satu situs e-commerce. Mereka membandingkan dua desain: satu dengan tombol ‘Add to Cart’ yang mencolok dan satu lagi dengan tombol kurang mencolok. Versi dengan tombol mencolok mengalami kenaikan konversi sebesar 25%, menekankan dampak dari modifikasi yang ditargetkan dan berbasis data.

Simpulan

Secara ringkas, CRO adalah praktik berorientasi data yang melibatkan evaluasi, tes, dan perbaikan rutin. Dengan memfokuskan pada halaman berpotensi tinggi dan menggunakan A/B testing terstruktur, bisnis dapat secara signifikan meningkatkan tingkat konversi mereka dan efikasi online secara keseluruhan.

FAQs

Mengapa CRO penting?

CRO sangat penting untuk memaksimalkan efektivitas trafik yang ada, meningkatkan user experience, dan meningkatkan pendapatan tanpa peningkatan proporsional dalam biaya marketing.

 Apakah CRO mempengaruhi SEO?

Ya, CRO dapat berdampak positif pada upaya SEO. Website yang dioptimalkan untuk konversi biasanya memberikan user experience yang lebih baik, yang merupakan faktor dalam peringkat mesin pencari.

Seberapa sering strategi CRO harus diuji dan disesuaikan?

Pengujian dan adaptasi yang konstan sangat vital dalam CRO. Perubahan dalam tren pasar, perilaku konsumen, dan teknologi dapat mempengaruhi efisiensi strategi CRO, membuat analisis dan penyesuaian reguler menjadi perlu.

TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN ANDA!  Saya sangat senang bisa menyempatkan waktu di tengah kesibukan yang padat untuk membuat tutorial dan konten tentang digital marketing dan SEO—waktu yang sejujurnya sangat sulit saya temukan.

Membuat konten seperti ini seringkali tidak memungkinkan saya untuk menautkan ke afiliasi atau memonetisasinya jadi akan sangat berarti bagi saya dan Tim jika Anda bisa meninggalkan komentar di postingan saya sebagai respon terhadap artikel ini.

Alternatif lainnya, Anda dapat memberikan review bintang lima  untuk halaman Google Bisnisku Marketing Online Indonesia.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas dukungannya, dan saya berharap semua bisnis yang Anda jalankan saat ini berjalan dengan baik dan dalam penyertaan yang Maha Kuasa. Salam sukses untuk Anda semua!

The post Panduan Lengkap CRO (Conversion Rate Optimization) appeared first on Marketing Online Indonesia.



This post first appeared on Marketing Online Indonesia, please read the originial post: here

Share the post

Panduan Lengkap CRO (Conversion Rate Optimization)

×