Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Jangan Remehkan Penghasilan Seorang Ojek Online


Jangan seperti ini, kamu kan juga butuh untuk kebutuhan anakmu” Begitulah kata-kata salah satu temanku yang menolak secara halus hadiah yang diberikan teman lain yang pekerjaan hariannya sebagai ojek online.

Seakan-akan dia merasa kasihan melihat temannya harus repot-repot memberikan hadiah menggunakan uang hasil dari ojek online tiap harinya. Mungkin dia meremehkan pekerjaan teman tersebut yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil ojek online. Padahal itu tidak benar.

Dari sudut pandangku, tidaklah benar menolak pemberian tulus dari seseorang. Apalagi menolak hanya karena kasihan dan memandang rendah pekerjaan seseorang. Padahal Pekerjaan Ojek online itu bisa lebih menghasilkan dari pada pekerjaan swasta dengan gaji UMR, apalagi di bawahnya.

Aku paham benar apa yang dirasakan oleh temanku (teman yang diberikan hadiah) ini. Dulu kita sama-sama memiliki pekerjaan di perusahaan yang sama. Namun karena suatu hal, salah satu temanku ini di PHK dan menjadikan pekerjaan ojek online sebagai pekerjaan utamanya.

Karena aku juga seorang ojek online, jadi tahu benar bahwa pekerjaan ojek online itu cukup menghasilkan, apalagi saat bonus harian masih berlaku.

Bahkan dulu aku lebih menyukai pekerjaan ojek online dari pekerjaanku yang sekarang. Sama-sama bekerja 8 jam kerja, namun hasilnya jauh lebih banyak saat jadi ojek online.

Pekerjaannya juga sangat santai sekali. Bisa ngopi dan bercanda, sesekali bekerja kalau dapat orderan. Penghasilannya bisa 150% dari hasil harian saat jadi karyawan.

Kalau sekarang?

Mungkin bagiku yang setengah-setengah bekerja sebagai ojek online, hasilnya memang tidak semaksimal dulu. Selain karena sistem ojek online yang tak lagi sama, bonus harian juga dipangkas seperti menghilang semua.

Namun bukan berarti penghasilan dari ojek online ini tidak menghasilkan hingga tidak mampu mencukupi kebutuhan harian. Itu tidaklah benar.

Kita tidak pernah tau hasil yang mereka dapat hanya dari sebuah asumsi dan sudut pandang. Tanpa bonuspun, pekerjaan ojek online tetaplah sebuah pekerjaan yang menarik dan pantas untuk ditekuni di era sekarang.

Selain memang sudah zamannya “serba online”, pekerjaan ojek online lebih menarik karena mitranya bisa bebas memilih bekerja ataupun istirahat. Tak ada target khusus dan bisa berhenti (pulang) kapanpun dia mau.

Kalau soal penghasilan, tentu bisa dilihat dari kemauan mitranya sendiri. Kalau ingin dapat penghasilan yang banyak, maka mereka harus dapat orderan yang banyak pula. Begitukan logikanya?

Namun di sistem ojek online yang sekarang, banyak faktor yang mempengaruhi mitranya dapat order atau tidak. Seperti aku yang jarang onbid tiap harinya, tentu untuk mendapatkan 3 orderan saja lumayan sulit. Berbeda dengan mitra yang tiap hari aktif.

Temanku ini bisa dibilang mitra aktif karena memang pekerjaan ojek online ini sebagai pekerjaan utamanya. Dia membenarkan bahwa penghasilan ojek online memang tidak seperti dulu saat ada bonus harian. “Namun tidak ada hal yang sia-sia saat kita sudah berusaha” begitu ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa rezeki setiap manusia itu sudah ada yang ngatur, dia hanya bisa berdoa sembari berusaha menjalaninya. Dia juga bersyukur, meskipun tiap harinya bekerja sebagai ojek online saja, namun rezekinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Bahkan terkadang lebih besar dari pada gaji sebagai karyawan dulu.

Dia bercerita kepadaku bahwa selama bekerja di perusahaan sembari jadi mitra ojek online, dia sering melepas penawaran dari pelanggan yang memberikan “penawaran khusus berupa langganan” karena faktor waktu.

Jadi selama jadi full time ojek online, barulah dia menyanggupi penawaran tersebut. Karena hal tersebut, banyak rezeki yang tidak disangka hadir dalam pekerjaannya.

Saat kita sudah fokus dalam pekerjaan ini, kita bisa memanfaatkan fiturnya semaksimal mungkin. Alhamdulillah, penghasilanku tiap hari bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan sesekali bisa ditabung kalau ada sisa” Tegas temanku mengakhiri ceritanya.


Setuju sekali dengan ceritanya. Tak ada hal yang sia-sia ketika kita sudah berusaha semampu kita.

Bagiku, meremehkan pekerjaan seseorang adalah hal yang tak sepatutnya kita lakukan. Karena tak semua orang beruntung dengan gelar sarjana yang kalian miliki, tak semua orang punya pekerjaan tetap seperti yang kalian jalani.

Tak ada pekerjaan yang pantas untuk dipandang sebelah mata. Seremeh apapun pekerjaannya, ada waktu dan tenaga yang dikorbankan dan diperjuangkan di dalamnya. Ada beban dan tanggung jawab yang tak sepenuhnya kita ketahui. Bahkan bisa jadi pekerjaan ini adalah satu-satunya harapan untuk bisa menapaki kerasnya kehidupan.

Lagian, bisa jadi melalui pekerjaan itu, Tuhan memberikan berkah di dalamnya. Meremehkan pekerjaan tersebut, barangkali kalian sudah memandang rendah kuasa-Nya. Karena pada dasarnya setiap manusia mengemban rezekinya masing-masing dengan porsi yang sesuai menurut-Nya.

Lantas, apa yang membuat pekerjaanmu lebih baik dari pada dirinya? Merasa kasihan, boleh. Namun tidak harus dengan merendahkannya juga. Karena kita tak pernah tahu dengan apa yang mereka jalani dan dengan apa yang mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut.

Teruntuk teman ojek online di luar sana. Tetap semangat, jalani pekerjaanmu dengan rasa bangga. Mungkin ojek online hanya terlihat seperti pekerjaan jasa, namun percayalah bahwa apa yang kita lakukan juga merupakan sebuah sedekah. Sedekah berupa senyum ramah ke pelanggan tercinta.



This post first appeared on Kisah Ojek Online, please read the originial post: here

Share the post

Jangan Remehkan Penghasilan Seorang Ojek Online

×

Subscribe to Kisah Ojek Online

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×