Terdapat hubungan timbal balik antara infeksi Helicobacter pylori, gastritis dengan asam Lambung. Infeksi Hp yang predominan di antrum akan meningkatkan sekresi asam lambung dengan konsekuensi terjadinya tukak duodenum. Inflamasi pada antrum akan menstimulasi sekresi gastrin, yang selanjutnya akan merangsang sel parietal untuk meningkatkan sekresi asam lambung. Infeksi Hp akan meningkatkan kadar Gastrin, yang terutama berasal dari mukosa antrum. Selain itu peningkatan sekresi gastrin juga terjadi akibat menurunnya kadar somatostatin dalam mukosa antrum, yang berasal dari sel D. Dalam hal ini secara fisiologis somatostatin atau sel D berfungsi sebagai acid brake, menekan fungsi sel G dan sekresi asam lambung oleh sel Parietal. Mekanisme lain adalah melalui peran sitokin lokal akibat inflamasi antrum yang juga dapat mempengaruhi sekresi somatostatin maupun gastrin.
Related Articles
Apabila gastritis akibat infeksi Hp predominan di korpus, sekresi asam lambung akan menurun, dengan risiko jangka panjang yang lebih besar untuk menjadi kanker lambung. Inflamasi korpus yangberat atau luas, akan mengganggu atau menekan fungsi sel parietal yang menimbulkan hipo atau aklorhidria, biasanya disertai pula dengan atrofi mukosa korpus, yang merupakan lesi premaligna untuk terjadinya keganasan lambung. Sebaliknya, tingkat sekresi asam lambung yang mungkin dipengaruhi faktor genetik diduga berperan temadap perbedaan predominasi gastritis akibat infeksi Hp. Bila sekresi asam lambung tinggi, akan terjadi gastritis predominan antrum, sedangkan bila rendah akan terjadi gastritis predominan korpus dengan akibat penyakit yang berbeda.
Manifestasi Klinis
Seperti telah dikemukakan. manifestasi klinis akan sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala, dispepsia fungsional,tukak peptik sampai kanker lambung. Karena lamanya hasil pembiakan H. pylori maka untuk mendapatkan hasil yang cepat maka sering digunakan rapid urease test, yang lebih dikenal dengan CLO test (CLO adalah singkatan dari Campylobacter Like Organism). Dalam tes ini spesimen biopsi mukosa lambung dimasukkan dalam medium agar yang dicampur urea dan indikator. Bila dalam bahan biopsi tersebut mengandung urease maka akan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah.
Sebagian besar individu yang terkena infeksi H. pylori tidak mengalami keluhan walaupun pada pemeriksaan biopsi mukosa lambung pada kasus-kasus asimptomatik sebagian besar didapatkan gambaran gastritis kronik aktif.
- Dyspepsia dengan gambaran endoskopik yang bermacam-macam, mulai dari normal sampai dengan ulkus lambung atau ulkus duodeni, gastritis, duodenitis, gastritis atrofik, gastritis hypertrofik.
- MALT (Mucosal Associated Lifoid Tissue) limfoma dan kanker lambung di bagian destal (tipe intestinal).
Cara penegakkan diagnosa yang banyak dipakai dengan hasil yang baik adalah dengan diagnosa histologis Cara lain adalah tes napas urea (urea breath test) dan pemeriksaan serologik. Kedua cara ini tidak memerlukan endoskopi. Belakangan ini ditemukan cara diagnosa infeksi H. pylori dengan cara deteksi antigen kuman H. pylori pada tinja penderita dengan metoda Elisa