Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Tujuh tahun berlalu, aktivis Laos belum juga ditemukan

Wanita asal Singapura yang merupakan istri dari aktivis Laos yang menghilang mengatakan sudah dua tahun dia tidak menerima informasi apa-apa dari pihak berwenang Laos tentang suaminya yang hilang, dan percaya bahwa mereka “sudah lama mengerhentikan pencarian.”

Pada sebuah pertemuan di Bangkok untuk menandai tujuh tahun sejak ia hilang, Ng Shui Meng, mengatakan Pihak Berwenang Laos tidak membuat kemajuan dalam mencari suaminya dan aktivis terkemuka, Sombath Somphone.

Sombath, seorang pemenang Ramon Magsaysay Award, menghilang pada 15 Desember 2012 ketika polisi menghentikan kendaraannya di sebuah pos pemeriksaan di pinggiran ibukota Laos, Vientiane.

Sebelum dia hilang, aktivis itu berbicara menentang transaksi tanah pemerintah yang menyebabkan ribuan penduduk desa kehilangan tempat tinggal dan yang memicu protes langka di negara yang ketat mengontrol kebebasan berpolitik.

Meskipun memerintah menolak bertanggunjawab atas penculikan itu, secara luas diperkirakan kasus Sombath adalah penghilangan paksa.

“Setelah tujuh tahun, tidak ada kemajuan dalam penyelidikan Sombath, sama sekali tidak ada. Pihak berwenang Laos belum memberikan bantuan dan informasi apa pun, ”kata Ng pada pertemuan di Bangkok pada 17 Desember, seperti dilaporkan RFA.

“Terakhir kali saya bertemu dengan Mereka [otoritas] adalah pada 21 November 2017. Mereka bertemu dengan saya pada saat itu karena kedutaan Singapura menekan mereka untuk bertemu dengan saya. Mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak tahu, mereka tidak melihat, mereka masih menyelidiki,” katanya.

Ng meminta orang-orang Laos di luar negeri dan komunitas internasional untuk membantu dan mendukungnya dalam upaya pencarian atas suaminya.

Acara ini juga dihadiri oleh keluarga lain yang terkena dampak penghilangan paksa dan aktivis HAM, termasuk Phil Robertson dari Human Rights Watch, yang mengatakan penghilangan paksa adalah “kejahatan yang menghancurkan keluarga [korban] dan menghancurkan hidup mereka.”

Konferensi pers Bangkok diadakan setelah acara di sebuah kuil Buddha di Vientiane pada 15 Desember untuk menandai tepat 7 tahun mereka menghilang.

Berbicara kepada Radio Free Asia pada hari berikutnya, Ng mengatakan kegagalan Laos untuk menemukan suaminya tidak masuk akal.

“Mereka telah berhasil menemukan banyak hal, jika mereka mau. Mereka sangat pandai terkait keamanan. Mereka memiliki banyak mata-mata di setiap desa. Mereka memiliki sistem pemantauan yang sangat baik, ”katanya.

“Jadi mengapa mereka tidak dapat mencari Sombath? Mereka bahkan dapat mencari seekor sapi, jika ada yang hilang. Saya percaya 100 persen bahwa mereka dapat menyelesaikan kasus ini dengan mudah karena Anda tidak dapat menyembunyikan atau merahasiakan apa pun di Laos.”

Dia mengatakan yang bisa dia lakukan hanyalah terus mendesak Laos untuk secara aktif mencari suaminya.

“Pemimpin tingkat atas tahu apa yang terjadi, tetapi mereka tidak ingin berbicara, atau berbicara atau memberikan informasi apa pun. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka tidak tahu, mereka tidak melihatnya, mereka masih menyelidiki. Sebenarnya, mereka sudah bertahun-tahun berhenti mencarinya,” katanya.

Sombath memenangkan penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award – sering disebut sebagai Hadiah Nobel Asia – untuk kepemimpinan masyarakat.

Dia juga menerima Penghargaan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBB untuk memberdayakan orang miskin pedesaan di Laos.

The post Tujuh tahun berlalu, aktivis Laos belum juga ditemukan appeared first on UCA.NEWS | Catholic News in Asia.



This post first appeared on Asia's Most Trusted Independent Catholic News Source, please read the originial post: here

Share the post

Tujuh tahun berlalu, aktivis Laos belum juga ditemukan

×

Subscribe to Asia's Most Trusted Independent Catholic News Source

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×