Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Asal-usul Beberapa Ungkapan

Meskipun Anda mungkin tidak tahu, Anda mungkin mengutip sejarah setiap hari. Ada banyak ungkapan atau istilah yang berasal dari peristiwa sejarah dan legenda. Berikut beberapa di antaranya:

  • Menutup Mata (Turn a blind eye)
Ungkapan ini merujuk pada penolakan yang disengaja guna mengakui realitas tertentu. Ungkapan ini berakar dari sebuah peristiwa dalam karir pahlawan angkatan laut Inggris, Horatio Nelson. Selama Pertempuran Copenhagen (1801), kapal Nelson melawan armada besar Denmark-Norwegia. Ketika atasannya yang lebih konservatif memberinya tanda untuk mundur, Nelson yang bermata satu diduga memasang teleskop ke matanya yang tertutup dan dengan riang menyatakan, "Aku benar-benar tidak melihat tanda." Beberapa sejarawan menyatakan sindiran Nelson tersebut hanya sebagai mitos medan perang, tapi kalimat "menutup mata" berlanjut sampai hari ini.
  • Gajah Putih
Gajah putih tidak hanya dianggap makhluk yang sangat sakral di Thailand─hewan ini bahkan menghiasi bendera nasional sampai 1917─tapi juga sindiran halus dari hukuman. Menurut legenda, jika seseorang membuat marah raja Siam, kerajaan akan menganugerahkan gajah putih kepada seseorang tersebut. Meski tampaknya sebagai hadiah, biaya makan dan perwatan gajah putih sangat mahal bahkan dapat berakibat pada kehancuran finansial.
  • Air Mata Buaya
Penutur menggunakan frase ini untuk menggambarkan kepalsuan. Tetapi pepatah ini benar-benar berasal dari keyakinan abad pertengahan bahwa buaya meneteskan air mata ketika mereka dibunuh dan dikonsumsi mangsanya. Mitos ini berasal dari abad ke-14 dan dari sebuah buku berjudul "The Travels of Sir John Mandeville."
  • Diehard
Meskipun biasanya mengacu pada seseorang dengan dedikasi yang kuat untuk mewujudkan keyakinan tertentu, istilah ini awalnya memiliki serangkaian makna yang jauh lebih literal. Di awal inkarnasinya tahun 1700an, ungkapan ini digunakan untuk menjelaskan terpidana yang berjuang agar hidup lebih lama ketika dihukum gantung. Ungkapan ini kemudian menjadi semakin populer setelah Pertempuran Albuera (1811) selama Perang Napoleon. Di tengah pertarungan, seorang perwira Inggris yang terluka bernama William Inglis terus mendesak unitnya untuk maju. Resimen Ke-57 pimpinan Inglis kehilangan 75 persen anggotanya selama pertempuran dan kemudian dijuluki "The Die Hards."
  • Pensiun di Daun Salam (Resting on laurels)
Semasa Helenis, daun salam identik dengan Apollo, dewa musik dan puisi. Apollo biasanya digambarkan dengan sosok bermahkota daun salam sehingga tanaman ini akhirnya menjadi simbol status dan prestasi. Atlet pemenang di Olimpiade Pythian Kuno menerima karangan bunga yang terbuat dari cabang pohon salam. Tradisi ini kemudian diadopsi Romawi di mana karangan bunga disajikan kepada jenderal yang memenangkan pertempuran penting. Dengan demikian, orang-orang terhormat Yunani dan Romawi atau "Nobel" dapat "pensiun di daun salam" (kemuliaan prestasi masa lalu). Tetapi sejak 1800 ungkapan ini justru digunakan menyebut mereka yang terlalu puas dengan kemenangan terakhir.
  • Membaca Tindak Anarkis (Read the riot act)
Di Inggris abad ke-18, Riot Act adalah dokumen yang sangat nyata dan sering dibacakan keras-keras di hadapan massa yang marah. Dilembagakan pada 1715, Riot Act memberi pemerintah Inggris kewenangan untuk label perusuh kepada setiap kelompok yang beranggotakan lebih dari 12 orang. Dalam keadaan ini, seorang pejabat publik akan membaca sebagian kecil dari Riot Act dan memerintahkan orang untuk "membubarkan diri, lalu pulang ke tempat tinggal mereka dengan damai." Siapapun yang tetap melakukan kerusuhan setelah satu jam pembacaan UU tersebut dikenakan penangkapan atau pembuangan paksa. UU ini kemudian diuji pada tahun 1819 selama Peterloo Massacre di mana unit kavaleri menyerang sekelompok besar demonstran setelah mereka mengabaikan pembacaan Riot Act.
  • Memerahkan Kota
Ungkapan ini paling mungkin berutang asal untuk satu malam kemabukan yang legendaris. Pada tahun 1837, Marquis dari Waterford, seorang yang dikenal pemabuk dan biang kerok, memimpin sekelompok temannya yang sama-sama mabuk pada suatu malam melalui Melton Mowbray. Hal itu kemudian memuncak menjadi vandalisme setelah Waterford cs menggulingkan pot bunga, menarik pengetuk pintu dan memecahkan jendela beberapa bangunan kota. Bangunan-bangunan yang mereka rusak kemudian ditandai dengan cat merah. Akhirnya, Waterford cs memberikan kompensasi atas kerusakan yang mereka buat. Tetapi ungkapan ini kemungkinan menjadi singkatan untuk malam liar. Sementara teori lain menunjukkan frase itu sebenarnya lahir dari pelacuran Barat Amerika dan orang-orang bersikap seolah-olah seluruh kota mereka adalah distrik lampu merah.
  • Amuk
Amuk umumnya digunakan untuk menggambarkan perilaku liar atau tidak menentu, tapi frase yang sebenarnya mulai hidup sebagai istilah medis. Pepatah ini dipopulerkan pada abad 18 dan 19, ketika pengunjung Eropa mendatangi Malaysia untuk mempelajari penderitaan mental yang aneh yang menyebabkan suku dinyatakan abnormal karena menjadi pergi brutal. Kata amuk berasal dari "Amuco," sekelompok prajurit Jawa dan Melayu yang dikenal karena kecenderungan mereka untuk berbuat brutal.
  • Derajat Ketiga
Ada beberapa cerita tentang asal-usul "derajat ketiga." Pepatah ini digunakan untuk interogasi panjang atau sulit. Salah satu teori berpendapat bahwa kalimat ini berkaitan dengan berbagai tingkat pembunuhan dalam hukum pidana, namun catatan lain mengatakan berasal Thomas F. Byrnes, seorang polisi abad ke-19 di New York City yang menggunakan pelesetan “Third Degree Byrnes” untuk menggambarkan gaya interogasi hardnosed-nya. Sebenarnya, pepatah itu kemungkinan besar berasal dari Freemason, sebuah organisasi persaudaraan yang anggotanya menjalani interogasi dan pemeriksaan ketat sebelum menjadi anggota "derajat ketiga" atau "master mason."
(***) Drama William Shakespeare adalah sumber yang tak terhitung jumlahnya bagi ucapan modern. The Bard bertanggung jawab atas ungkapan populer seperti "cinta itu buta" dan "kemegahan dan keadaan," serta untuk ribuan kata yang sekarang umum digunakan, termasuk “fashionable,” “sanctimonious” and “zany”


This post first appeared on Kabar Masa Silam, please read the originial post: here

Share the post

Asal-usul Beberapa Ungkapan

×

Subscribe to Kabar Masa Silam

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×