Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kisah Suami Istri Yang Sabar Dan Banyak Beramal





Di masa Nabiyullah Musa ‘alaihissalam, terdapat sepasang suami istri yang hidup dalam kefakiran. Mereka telah menjalani hidup dengan serba kekurangan bertahun-tahun lamanya. Meskipun demikian, mereka selalu menghadapi pahit getirnya kehidupan dengan penuh kesabaran.

Suatu ketika, saat mereka sedang tiduran sambil bercengkrama, sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai suamiku, bukankah Nabiyullah Musa ‘alaihissalam itu adalah Kalimullah??”

“Benar.” Jawab suaminya.

“Kalau benar begitu, kenapa kita tidak pergi ketempat beliau lalu kita mengadu kepadanya tentang kefakiran yang menimpa kita selama ini? Kita minta beliau agar menyampaikan kepada Allah Ta’ala mengenai keadaan kita, dan juga agar beliau bersedia memohonkan untuk kita kepada Allah sebagian dari anugrah-Nya sehingga kita dianugrahi kekayaan. Juga supaya dalam sisa hidup kita, bisa kita lalui dengan nyaman dan tidak kekurangan” Kata sang istri.

“Ide yang sangat cemerlang wahai istriku…!” kata suaminya.

Saat pagi menjelang, keduanya lalu pergi menuju tempat kediaman Nabiyullah Musa ‘alaihissalam, mereka lalu mengadukan keadaan yang menimpa mereka selama ini, mereka juga lalu memohon kepada Nabiyullah Musa, agar beliau bersedia memohonkan kepada Allah Ta’ala, agar mereka berdua dianugrahi kekayaan.

Mendengar pengaduan dari sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi itu, Nabiyullah Musa ‘alaihissalam segera bergegas pergi untuk bermunajat kepada Allah Ta’ala, mengadukan mengenai keadaan mereka berdua.

Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha mendengar dan Maha Mengetahui segala sesuatu, tak ada sekecil apa pun benda di langit dan bumi yang luput dari pengawasan-Nya.

Allah Ta’ala lalu berfirman kepada Nabiyullah Musa ‘alaihissalam: “Wahai Musa, katakan kepada mereka berdua…Aku akan menganugrahkan kekayaan kepada mereka dari sebagian anugrah-Ku, tetapi hanya dalam tempo waktu satu tahun…ketika masa satu tahun itu sudah habis, maka mereka akan kembali kepada keadaan mereka semula, yaitu dalam kefakiran.”

Setelah mendapatkan jawaban dari Allah Ta’ala, Nabiyullah Musa ‘alaihissalam segera bergegas mendatangi pasangan suami istri itu guna mengabarkan apa yang beliau terima dari Allah Ta’ala, yaitu bahwasanya Allah Ta’ala akan mengabulkan keinginan mereka dan akan menganugrahkan kekayaan kepada mereka, tetapi hanya dalam tempo waktu satu tahun.

Mendengar kabar tersebut, suami istri itu sangat bergembira sekali, mereka akan mendapatkan rizki yang melimpah dari jalan yang tidak mereka ketahui.

Dan akhirnya, jadilah mereka menjadi sepasang suami istri yang kaya raya. Kehidupan mereka mulai berubah, mereka mulai merasakan kenyamanan hidup.

Sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai suamiku, tidakkah engkau ingat, bahwasanya kenikmatan yang kita rasakan ini berbatas waktu hanya selama setahun, setelah habis waktu satu tahun, kita akan kembali lagi kepada keadaan kita semula, dalam kefakiran.”

“Iya, aku tidak lupa.” Kata suaminya.

“Oleh karena itu, mari kita gunakan harta ini untuk berbuat baik kepada orang banyak. Jika waktu satu tahun telah habis dan kita kembali fakir, orang-orang akan mengingat kebaikan kita, dan pada saat kita membutuhkan makanan lalu kita meminta kepada mereka, tentu mereka akan membantu kita dan tidak akan menolaknya.” Kata sang istri.

“Benar sekali yang engkau katakana wahai istriku.”

Mereka lalu segera membangun rumah di tempat yang biasa dilalui banyak orang. Pada masing-masing sisi dari rumah itu memiliki pintu yang menghadap ke jalan, yang jika dihitung berjumlah tujuh buah pintu yang selalu terbuka sepanjang waktu.

Orang-orang yang melintasi jalan-jalan di dekat rumah itu kemudian mendatangi masing-masing pintu untuk mengambil makanan yang disediakan di dekatnya. Suami istri tersebut terus menerus memasak makanan bagi siapa saja yang membutuhkan sepanjang siang dan malam hari.

Hari demi hari, bulan berganti bulan, mereka terus saja melakukan apa yang mereka kerjakan. Dari kejauhan, Nabiyullah Musa ‘alaihissalam mengamati apa yang mereka berdua lakukan hari demi hari.

Jatah waktu satu tahun telah habis, mereka berdua masih saja dalam kesibukan yang sama, memasak makanan dan menghormati tamu yang datang pada mereka.

Sampai-sampai mereka lupa tentang batasan waktu satu tahun yang ditetapkan untuk mereka.

Jatah waktu satu tahun telah habis, dan kini sudah berganti tahun, ternyata mereka berdua masih sama saja kesibukannya dan tidak kembali menjadi fakir sebagaimana sebelumnya.

Melihat hal itu, Nabiyullah Musa ‘alaihissalam menjadi takjub lalu bermunajat kepada Allah Ta’ala: “Ya Rabb, Engkau telah memberikan batas waktu kepada mereka hanya selama satu tahun, dan sekarang sudah berganti tahun dan mereka kok belum kembali menjadi fakir sebagaimana sebelumnya?”.

Allah Ta’ala lalu berfirman kepada Nabiyullah Musa ‘alaihissalam:
“Aku telah membukakan kepada mereka pintu rizki-Ku, lalu mereka berdua membuka tujuh buah pintu yang dari pintu-pintu tersebut, hamba-hamba-Ku mendapatkan rizki…”

“Wahai Musa, Aku malu pada mereka….Wahai Musa, apakah hamba-Ku lebih dermawan dari pada Aku??!”

“Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha dermawan melebihi semua yang dermawan….Maha Suci Engkau Wahai Dzat Yang Maha Pengasih melebihi semua yang memiliki kasih.” Ucap Nabiyullah Musa ‘alaihissalam.

Dalam kisah ini, mengajarkan kepada kita tentang dahsyatnya istri sholehah nan cerdas juga keutamaan bersedekah, oleh karena itu…ushinii nafsii wa iyyakum, mari sedekah.

اللهم ان كنت صالحا ارزقني زوجة صالحة وان لم اكن صالحا ارزقني زوجة تصلحني

لا تنسني يا اخي في صلاح دعاءكم

Teman…jangan lupakan aku pada setiap doa kalian yang bagus

As'ad Syamsul Arifin Krapyak, 20 Oktober 2016.




This post first appeared on Munirul Khikam, please read the originial post: here

Share the post

Kisah Suami Istri Yang Sabar Dan Banyak Beramal

×

Subscribe to Munirul Khikam

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×