Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kawang: Praktik Pengakuan Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)

(oleh Tsem Rinpoche dan Pastor David Lai) Bagi pengamat biasa, Praktik Pelindung Dharma mungkin nampak seperti liturgi eksotis yang bertujuan untuk memenuhi harapan. Akan tetapi pada kenyataannya, praktik [Pelindung Dharma] memiliki berbagai manfaat untuk praktisi dan, menurut jejak rekam tertulis, mereka berasal dan diturunkan dari guru-guru Buddhis yang paling agung. Sejak jaman dahulu, peran dan fungsi Pelindung Dharma adalah mengatasi masalah dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi praktisi dari segi mental dan lingkungan fisik. Tujuannya adalah agar praktik Dharma seseorang dapat bertumbuh dan berkembang, dan pada akhirnya membawa pada pencapaian spiritual yang lebih tinggi. Praktik liturgi Pelindung Dharma dikenal dengan ‘kangso’ dan terdiri dari beberapa bagian termasuk pengundangan, pujian, kawang, persembahan serkym, pelafalan mantra, pentahtaan dan dedikasi. Liturgi kawang adalah praktik pengakuan dimana praktisi melakukan visualisasi tertentu yang bertujuan untuk memurnikan karma negatif dalam jumlah besar. Sebelum menggali lebih jauh mengenai renungan kawang, pertama-tama kita perlu mengerti tentang karma.   Hukum Sebab Akibat Berlawanan dengan asumsi populer, doktrin karma bukanlah konsep yang diciptakan oleh sang Buddha. Sang Buddha mengajar tentang karma, atau hukum sebab akibat berdasarkan konsep yang telah ada sebelumnya dan pengamatan beliau, sama seperti Isaac Newton yang menemukan hukum gravitasi dari mengamati efek gravitasi yang dialami buah apel […]



This post first appeared on Tsem Tulku Rinpoche, please read the originial post: here

Share the post

Kawang: Praktik Pengakuan Dorje Shugden (Bahasa Indonesia)

×

Subscribe to Tsem Tulku Rinpoche

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×