SAMPIT - Sepakbola adalah olahraga yang digemari oleh banyak orang di Indonesia. Tidak hanya sebagai hiburan, sepakbola juga menjadi sarana untuk mengembangkan potensi dan bakat anak-anak muda di bidang olahraga. Salah Satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan Gala Siswa Indonesia (GSI).
Pada tahun 2023 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional bersama dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyelenggarakan GSI. Dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 29 Oktober 2023 bertempat di ASIOP Training Ground Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 32 tim dari seluruh provinsi di Indonesia berpartisipasi dalam kompetisi ini. Mereka terbagi menjadi 8 grup yang akan bertanding secara sistem gugur hingga mencapai babak final.
GSI 2023 mengusung tema Merdeka Berprestasi, Talenta Sepakbola, Menginspirasi, menggambarkan semangat para peserta didik untuk berprestasi di bidang sepakbola dan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.
Pada pembukaan GSI, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan bahwa kehebatan seorang pemain tidak hanya dapat diukur dari ketahanan fisik, melainkan juga kecerdasan intelektual dan emosional yang harus terus dibangun.
“Kemampuan beradaptasi dan kecepatan dalam mengambil keputusan menjadi salah satu tolok ukur kecerdasan seorang pemain bola yang harus diasah. Jika ada kesalahan, selesaikan dengan kepala dingin. Tetap kompak, teguh mental, pantang menyerah, sportif, dan jujur,” tutur Suharti di Sentul, Kabupaten Bogor, pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Satria, Generasi Muda Ldii Sampit Ikuti Gala Siswa Indonesia 2023
Salah satu peserta GSI yang menarik perhatian adalah Mochammad Satria Songo Songo, ia adalah generasi muda LDII Sampit. Bersama 12 teman lainnya mewakili kabupaten Kotawaringin Timur dalam kompetisi ini. Satria, nama panggilan sehari-harinya, adalah salah satu siswa di SMP Negeri 1 Sampit. Saat ini ia duduk di kelas VIII.
Satria bercita-cita menjadi pemain sepakbola profesional yang dapat membawa nama harum Indonesia di kancah internasional. Ia mengidolakan Irfan Bachdim, pemain Timnas Indonesia yang berdarah campuran Indonesia-Belanda. Ia juga mengagumi Manuel Neuer, kiper Timnas Jerman yang dikenal sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.
Satria berharap keikutsertaannya dalam kompetisi ini menjadikan motivasi bagi teman-temannya, bahwa prestasi dapat diraih dengan usaha keras dan latihan disiplin. Ia mengaku telah berlatih sepakbola sejak kecil dengan bimbingan ayahnya yang juga merupakan mantan pemain sepakbola lokal.
Selain itu ia juga mengatakan, agar tetap menomorkan satukan Allah SWT, selalu berdoa dan memohon pertolongan-Nya. Serta tidak melupakan untuk berbakti kepada kedua orang tua. Ia mengucapkan terima kasih kepada orang tuanya yang selalu mendukung dan memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakatnya.
Satria yang bulan Maret lalu berumur 13 tahun, juga mohon dukungan dan doa dari seluruh teman-teman untuk keberhasilan dan kesuksesannya bersama tim dari provinsi Kalimantan Tengah. Satria menempati posisi sebagai Kiper di Tim Sepak Bola tersebut. Ia memiliki kemampuan menangkap bola, menghalau serangan lawan, dan memimpin pertahanan timnya.
Satria berjanji akan bermain dengan semangat, sportif, dan fair play dalam setiap pertandingan. Ia juga berharap dapat bertemu dan bersalaman dengan para pemain Timnas Indonesia yang menjadi panutan dan inspirasinya.
Satria adalah salah satu contoh dari ribuan peserta GSI yang memiliki mimpi dan harapan besar dalam sepakbola. Melalui GSI, mereka dapat menunjukkan bakat dan potensi mereka di depan mata publik. Semoga GSI dapat menjadi awal dari karir sepakbola mereka yang gemilang. Ayo dukung dan semangati para peserta GSI!
