Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Mendag Zulhas Ajak Santri LDII Jadi Pengusaha



TANGERANG. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, mengajak para santri Ldii menjadi pengusaha. Ajakan tersebut ia serukan saat menghadiri “Silaturahmi Kebangsaan” yang dihelat DPW LDII Provinsi Banten di Pondok Pesantren Al-Furqon, Cimone Jaya, Karawaci, Tangerang, Banten, pada Sabtu (30/9).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Mendag ke Banten. Dalam kesempatan ini, Mendag berdialog dengan para pengurus dan warga LDII Banten, serta menyampaikan berbagai program Kemendag yang dapat dimanfaatkan oleh LDII.

Salah satu program yang ditawarkan oleh Mendag adalah kerjasama di bidang kewirausahaan. Mendag mengatakan, Kemendag ingin bekerja sama dengan LDII untuk melatih para santri agar menjadi ulama sekaligus pengusaha.

Ulama dan Pengusaha, Dua Sisi Mata Uang yang Saling Melengkapi

“Kami ingin Kemendag bekerja sama dengan LDII di bidang entrepreneur. Agar sekolah-sekolah LDII, pondok-pondoknya, selain mendidik untuk ilmu agama juga kita latih untuk entrepreneur. Jadi ustaz, tapi pintar berniaga. Jadi ulama, tapi juga punya supermarket,” kata Zulhas

Mendag mengatakan, menjadi Ulama Dan Pengusaha adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Dengan menjadi ulama, Santri Dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Dengan menjadi pengusaha, santri dapat meningkatkan kesejahteraan diri sendiri dan masyarakat.

“Dengan menjadi ulama dan pengusaha, santri dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Santri dapat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang memberikan manfaat bagi seluruh makhluk,” ujar Mendag.

Mendag mencontohkan beberapa tokoh ulama yang juga sukses sebagai pengusaha, seperti KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), KH Muhammad Arifin Ilham (Abuya Ilham), dan KH Abdullah Said (Gus Mus). Mereka tidak hanya dikenal sebagai dai dan penulis yang produktif, tetapi juga memiliki berbagai usaha yang berkembang.

“Mereka adalah bukti bahwa menjadi ulama dan pengusaha itu bisa. Bahkan mereka bisa memberikan sumbangsih yang besar bagi kemajuan bangsa dan negara,” tutur Mendag.

Program Warung Pangan, Sarana Belajar Wirausaha bagi Santri

Untuk mewujudkan kerjasama di bidang kewirausahaan, Mendag juga mengajak sekolah dan pondok pesantren LDII untuk membuka warung melalui “Program Warung Pangan”. Nantinya para santri dapat belajar langsung cara berwirausaha.

“Tadi Mas Dimo (Ketua DPW LDII Provinsi Banten) mengatakan LDII mau Rakernas. Nanti kita lakukan MoU agar sekolah-sekolah LDII bisa buka warung, nanti dibantu modalnya untuk buka warung. Nah kerja sama ini mudah-mudahan (bisa berjalan), nanti kita akan bisa buka 1.000 warung,” ucapnya.

Program Warung Pangan adalah salah satu program unggulan Kemendag yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan bagi masyarakat. Melalui program ini, Kemendag memberikan bantuan modal usaha kepada para pelaku UMKM untuk membuka warung pangan.

Warung pangan adalah warung kecil yang menjual berbagai produk pangan pokok dengan harga terjangkau. Warung pangan juga menyediakan produk-produk lokal yang berkualitas dan halal.

“Dengan membuka warung pangan, santri dapat belajar tentang manajemen usaha, pemasaran, akuntansi, dan lain-lain. Santri juga dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan memberikan pelayanan yang baik,” jelas Mendag.

Mendag berharap, dengan adanya program ini, santri dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Sebab menurutnya, kewirausahaan merupakan skill yang harus diasah sejak dini.

“Jadi memang kami Kemendag mati-matian mengajak ormas-ormas untuk melatih entrepreneur anak-anak muda kita, terutama ponpes, sekolah. Sebab, belajar enterpreneur kan nggak bisa tiba-tiba. Kalau bisa dari sekolah dilatih sehingga berdagang, berniaga dapat menjadi perbincangan sehari-hari yang biasa. Ini yang kita coba usahakan,” ungkapnya.

Menurutnya, pada usia muda diajari karakter ekonomi. “Kalau (sekolah) sudah ada warungnya, gantian anak-anaknya diajak suruh jaga. Bikin laporan apa saja yang laku, itu latihan. Orang-orang Tionghoa begitu belajarnya,” sambungnya.

LDII Banten Siap Kerjasama dengan Kemendag

Rencana ini pun mendapat respons positif dari perwakilan LDII Banten. Adapun hal ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan DPP LDII. “Terkait 1.000 warung nanti akan kami koordinasikan dengan DPP LDII. Bersama Kemendag, nanti akan kita tindak lanjut,” pungkas Ketua DPW LDII Banten, Dimo Tono Sumito.

Dimo mengatakan, LDII Banten sangat mengapresiasi program-program Kemendag yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia berharap, kerjasama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan di masa depan.

“Kami berterima kasih kepada Bapak Mendag yang telah hadir dan memberikan motivasi kepada kami. Kami siap mendukung program-program Kemendag yang sejalan dengan visi misi LDII, yaitu menciptakan masyarakat madani yang sejahtera lahir batin,” ucap Dimo.




This post first appeared on LDII Sampit - Kalimantan Tengah, please read the originial post: here

Share the post

Mendag Zulhas Ajak Santri LDII Jadi Pengusaha

×

Subscribe to Ldii Sampit - Kalimantan Tengah

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×