Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

El Nino, LDII dan Anggota DPR RI Mengingatkan Dampak Politik dan Ekonomi


Dampak El Nino kian terasa dengan naiknya Harga Pangan dunia dan berimbang ke harga pangan nasional. Dampak lain, kebakaran di kota dan hutan makin kerap terjadi. Bencana yang berulang tersebut menjadi pelajaran juga bisa diantipasi di masa depan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak fenomena El Nino, yaitu pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan perubahan pola iklim global. El Nino biasanya berdampak pada kondisi kering dan berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.

Salah satu dampak El Nino yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah Kenaikan Harga Pangan, baik di tingkat nasional maupun global. Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), indeks harga pangan dunia pada November 2021 mencapai 134,4 poin, lebih tinggi 1,2% dari bulan sebelumnya dan merupakan level tertinggi sejak 10 tahun terakhir. Kenaikan harga pangan dunia ini dipicu oleh lonjakan harga sereal, produk susu, dan gula.

Di Indonesia, kenaikan harga pangan juga terjadi akibat gagal panen dan kekurangan pasokan akibat kemarau. Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2021 hingga September 2023, harga rata-rata nasional beras medium naik 6,45%, gula pasir naik 9,09%, minyak goreng curah naik 8,33%, telur ayam ras naik 7,69%, dan daging sapi naik 6,67%. Kenaikan harga pangan ini tentu memberi beban bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.

Selain itu, dampak El Nino juga terlihat dari meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa luas karhutla di Indonesia pada periode Januari-Agustus 2023 mencapai 267.935 hektare (ha), lebih dari tiga kali lipat dari periode yang sama pada tahun 2022. Karhutla ini tidak hanya merusak ekosistem dan biodiversitas, tetapi juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Karhutla juga berdampak pada kesehatan masyarakat akibat asap yang menimbulkan polusi udara. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa sebanyak 42 titik bencana karhutla terjadi di Indonesia sampai dengan April 2023. Bencana ini menyebabkan korban jiwa, luka-luka, penyakit pernapasan, serta kerugian ekonomi.

Menghadapi dampak El Nino yang semakin parah, diperlukan upaya bersama dari seluruh elemen bangsa untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko dalam sebuah pernyataan bersama.

“El Nino yang membawa kemarau berkepanjangan mengakibatkan gagal panen, kebakaran, dan menurunnya kualitas udara bisa berdampak pada kehidupan sosial,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Ia mengatakan dalam sejarah Indonesia, kekeringan yang berkepanjangan telah mengubah arah nasib bangsa. “Kekeringan pada 1965 dan 1988 mengakibatkan lonjakan harga pangan dan menjadi pemantik perubahan politik dan kerusuhan berdarah. Menjelang Pemilu, kewaspadaan seluruh elemen bangsa harus ditingkatkan,” tuturnya.

KH Chriswanto juga mengingatkan, El Nino menjadikan negara-negara yang surplus pangan memiliki daya tawar yang kuat. “Sejarah hari ini mencatat bagaimana pangan menjadi alat tawar dan mempengaruhi geopolitik dan hubungan internasional,” papar KH Chriswanto.

Ia menyarankan agar program kedaulatan pangan diupayakan terus, meskipun kepemimpinan nasional silih berganti di setiap Pemilu Presiden dan Legislatif. “Indonesia hanya sekali swasembada pangan dan itu sudah lama sekali pada era Orde Baru. Seharusnya dengan demokrasi yang lebih terbuka pengawasannya, kedaulatan pangan bukan hal yang mustahil,” imbuhnya.

KH Chriswanto mengapresiasi DPD LDII Gunung Kidul dan DPD LDII Sukoharjo yang telah memberi bantuan air bersih. Menurutnya warga LDII di wilayah tersebut, telah bergerak mengirimkan air bersih di lokasi-lokasi rawan air bersih pada saat musim kemarau berkepanjangan.

Senada dengan KH Chriswanto, Anggota DPR RI Singgih Januratmoko mengatakan kemarau berkepanjangan bukan hanya berakibat pada harga pangan melambung. Di sisi lain, peternak juga terpukul. “Kemarau panjang mengakibatkan panen jagung gagal dan mengakibatkan harga jagung di tingkat peternak naik. Ini membuat peternak UMKM kesulitan memperoleh pakan,” ujar Singgih Januratmoko yang juga Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).

Dalam pakan ternak, 50 persen komposisinya adalah jagung. Bila harga jagung naik, sudah tentu harga pakan juga melambung. “Kami menyarankan pemerintah untuk mengimpor jagung, sebagaimana beras. Terutama kebijakan impor untuk kebutuhan peternak agar harga jagung kembali stabil di angka Rp5.000-an per kg sesuai referensi Bapanas,” papar Singgih.

Saat ini, harga jagung di tingkat peternak mencapai Rp6.500-7.000 per kilogram. Kemarau ini diperkirakan sampai Desember, yang mengakibatkan pakan ayam dan sapi meningkat. “Kami sarankan jangan karena pertimbangan politis pemerintah tidak mengimpor jagung. Ada jutaan peternak dan industri terkait bisa merugi,” saran Singgih yang juga warga LDII Yogyakarta.

Singgih juga mengingatkan pentingnya seluruh elemen bangsa bergotong-royong dan meningkatkan kepedulian sosial. Di berbagai provinsi mengalami kesulitan air, bahkan kemarau memicu kebakaran di perkotaan, hutan, hingga perkebunan.

“Di wilayah kekeringan air terdapat banyak keluarga yang benar-benar tidak memiliki air bersih. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling membantu mengirimkan truk tangki air, yang biayanya sangat terjangkau bila bergotong-royong,” ujarnya.

Singgih Januratmoko Center, menurut Singgih telah mengirim truk-truk tangki air untuk warga yang membutuhkan. Ia pun mengajak berbagai pihak untuk bersedekah air, bersama-sama menanggulangi krisis yang dipicu kemarau berkepanjangan.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang dampak El Nino terhadap harga pangan dan kebakaran hutan di Indonesia, berikut adalah tabel data yang saya rangkum dari berbagai sumber :

Komoditas PanganHarga Rata-Rata Nasional (Rp/kg)Perubahan Harga (%)
Beras medium13.2006,45
Gula pasir15.4109,09
Minyak goreng curah14.5408,33


This post first appeared on LDII Sampit - Kalimantan Tengah, please read the originial post: here

Share the post

El Nino, LDII dan Anggota DPR RI Mengingatkan Dampak Politik dan Ekonomi

×

Subscribe to Ldii Sampit - Kalimantan Tengah

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×