Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Diam itu Emas?



Diam adalah Emas. Ungkapan ini mengandung makna bahwa terkadang lebih baik untuk tidak mengatakan apa-apa daripada mengucapkan sesuatu yang tidak baik atau tidak bermanfaat. Salah satu hal yang harus kita hindari dalam berbicara adalah ghibah, yaitu membicarakan kejelekan orang lain di belakangnya.

Ghibah adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan sebagian dari kamu sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang tidak disukainya.” Ada yang bertanya: “Bagaimana jika apa yang aku katakan tentang saudaraku itu benar?” Beliau bersabda: “Jika apa yang engkau katakan itu benar, maka engkau telah menggunjingnya, dan jika tidak benar, maka engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim)

Ghibah memiliki dampak negatif bagi diri kita sendiri dan orang lain, seperti:

  • Mengurangi pahala dan menambah dosa kita. Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki harta dan utang.” Beliau bersabda: “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa, dan zakat, tetapi dia telah mencela ini, menuduh itu, memakan harta ini, menumpahkan darah itu, dan memukul ini. Maka diberikan kepada ini dari kebaikannya, dan kepada itu dari kebaikannya. Jika kebaikannya habis sebelum diselesaikan apa yang dia perbuat, maka diambil dari kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
  • Menyakiti hati dan merusak hubungan dengan orang lain. Ghibah dapat menimbulkan rasa benci, dendam, curiga, dan fitnah di antara kita dan orang lain. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk saling mencintai, memaafkan, dan berdamai.
  • Menyia-nyiakan waktu dan energi kita. Ghibah adalah salah satu bentuk pemborosan waktu dan energi kita yang seharusnya kita gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti beribadah, belajar, bekerja, atau beramal sholeh.

Oleh karena itu, mari kita menjaga lisan kita dari ghibah dan membicarakan kejelekan orang lain. Mari kita ingat sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang menjamin (menjaga) apa yang ada di antara rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), niscaya aku jamin dia masuk surga.” (HR. Bukhari)



This post first appeared on LDII Sampit - Kalimantan Tengah, please read the originial post: here

Share the post

Diam itu Emas?

×

Subscribe to Ldii Sampit - Kalimantan Tengah

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×