Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

5 TAHUN TSUNAMI ACEH, SEBUAH DOKUMENTASI


BENCANA ACEH JANGAN DIJADIKAN SEBAGAI AWAL BENCANA YANG LEBIH BESAR

I. Peta Kerusakan dan Gambaran Kasar

Pada tanggal 6 Januari 2005 akan diadakan pertemuan untuk membahas

penanganan bencana Aceh yang akan dihadiri oleh wakil dari berbagai

Negara. Bencana Gempa Bumi yang dilanjutkan dengan Tsunami di Aceh

benar-benar mengerikan, Jumlah korbannya untuk Indonesia saja sangat

mungkin melebihi 100.000 orang, belum lagi korban setelah itu karena

berbagai sebab. Begitu juga harta benda yang hancur dan yang paling

dashyat adalah dampak penderitaan bagi korban-korban yang terkena

bencana ini. Semoga saja ini bencana terakhir bagi bangsa Indonesia

dan bukannya sebagai bencana awal yang semakin besar bagi negeri ini.

Kita melihat dan berusaha membantu, saudara kita di Aceh benar-benar

dalam kondisi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya karena begitu

besar bencananya dan sangat memilukan hati dampaknya. Ketika

pemerintah mengadakan pertemuan international tolonglah gambarkan

bencana yang terjadi dalam setahun ini supaya masyarakat international

melihatnya secara jelas dan nyata.



Bencana-bencana yang terjadi pada tahun 2004 :

1. Gempa bumi di Alor Nusa Tenggara yang sampai saat ini belum tuntas

penangannya.

2. Gempa bumi Nabire yang kerusakannya juga tidak kecil.

3. Banjir di Rokan Hilir Riau.

4. Banjir di Blitar dan sekitarnya.

5. Tanah longsor di Purworedjo.

6. Tanah longsor di Magelang.

7. Konflik di daerah Sulawesi Tengah, Poso, Palu, Bulukumba, Mamassa dll.

8. Konflik di Ambon.

Ini adalah bencana-bencana yang nyata terjadi di Indonesia dengan

kerusakan yang nyata. Kita tidak bermaksud mengemis dan memaksa

bangsa-bangsa di dunia untuk membebaninya tetapi dalam rangka

menyampaikan informasi kerusakan yang terjadi hal ini perlu

disampaikan. Kerusakan-kerusakan yang nyata dan terjadi dalam kurun

waktu beberapa tahun terakhir ini adalah:

1. Hancurnya berbagai hutan tropis diberbagai wilayah Indonesia baik

Kalimantan, Sumatera, jawa dan Sulawesi.

2. Dikeruknya berbagai bukit atau gunung diberbagai wilayah Indonesia.

3. Wabah malaria , demam berdarah dan kolera.

4. HIV yang mulai meningkat korbannya.

5. Pengungsi-pengungsi yang terjadi akibat berbagai konflik di

Indonesia terutama anak-anak, perempuan dan orang tua..

Kita juga jangan menutupi atau pura-pura bahwa hanya bencana itulah

yang ada saat ini tetapi secara sistimatis harus mulai menghitung

serta mengantisipasi bencana-bencana yang akan terjadi karena dampak dari:

1. Peredaran narkotika yang sudah meluas sampai ke kampung-kampung di

berbagai wilayah Indonesia.

2. Berdatangannya para tenaga kerja wanita dari luar negeri dengan

para bayi yang tidak teridentifikasi ayahnya dan hampir pasti akan

dibesarkan tanpa kasih sayang dalam keluarga serta biaya yang cukup.

3. Pengangguran yang diprediksi telah mencapai 40 juta jiwa.

4. Kemiskinan yang mematikan serta kejahatan yang merajalela.

5. Rendahnya kemampuan keuangan Negara karena harus membayar

hutang-hutang yang dibuat pada masa lalu.

Kita jangan melupakan bahwa pada tahun 2005 ini pemerintah telah

berencana akan menaikan harga bahan bakar dan jangan dikira bahwa jika

hal ini terjadi tidak akan membawa sebuah dampak besar juga. Pada

bulan Januari ini kedepan pada beberapa daerah telah memasuki bulan

dimana hujan besar akan datang. Walaupun kita tidak berharap datangnya

banjir tetapi jangan melupakan bahaya ini dan harus tetap

mengantisipasinya.

Masyarakat belum juga belajar dan sadar :

1. Sebagian besar rakyat Indonesia sedang berduka tetapi tetap saja di

poso meledak Bomb, ada apa gerangan disana?

2. Rumah ditinggal ke gereja ternyata dirampok.

3. Terjadi penembakan pada sebuah hotel terhadap pelayannya.

4. dll.

Kejadian bencana di Aceh juga telah membukakan mata bahwa transportasi

darat ke Aceh untuk saat ini bukan lagi sebuah hal yang mudah karena

bukan hanya Sumatera utara ke Aceh saja yang jalannya rusak tetapi

lintas Sumatera juga ternyata jalannya tidak lagi mulus dan dapat

dilewati dengan mudah dan cepat. Pada kejadian ini juga ternyata

helicopter, Hercules dan kapal laut Tentara nasional Indonesia butuh

waktu yang tidak singkat untuk dimobilisasi pergerakannya. Semua yang

disampaikan diatas adalah fakta-fakta yang bukan untuk diwacanakan

serta diperdebatkan tetapi marilah kita cari jalan keluarnya.

Solidaritas masyarakat Indonesia dan dunia terhadap bencana di Aceh

sangat luarbiasa tetapi kita harus segera berhitung akan sampai dimana

fakta ini akan bertahan. Kesalahan perhitungan akan menjadikan bencana

lanjutannya karena saat ini para pengungsi telah mulai meninggalkan

tempat asalnya dan menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. Tindakan

beberapa Universitas segera membebaskan uang kuliah para mahasiswa

asal Aceh adalah tindakan yang perlu dipuji hanya kita harus bergerak

lagi kedepan untuk segera mengupayakan jalan keluar bagi kebutuhan

hidupnya dalam masa transisi ini. Begitu juga penanganan terhadap

para korban pada pasca bencana.

Pemerintah Republik Indonesia mau tidak mau harus segera juga

mengambil langkah yang tepat dan cepat dalam rangkap merehabilitasi

seluruh korban bencana yang ada di Indonesia saat ini. Penanganan

korban bencana hanya pada daerah-daerah tertentu saja dan tidak secara

tuntas akan menimbulkan persoalan-persoalan pada jangka panjang.

Penangananan bencana di Aceh sangat mungkin membutuhkan dana sampai 30

Milliard dollar USA belum lagi bencana-bencana yang terjadi pada

daerah lainnya. Penangananan bencana pada Alor, Nabire, Rokan Hilir,

Blitar, Magelang, Purworedjo, Sulawesi Tengah dan Ambon sangat mungkin

butuh 50 miliard dollar USA juga. Begitu juga kerusakan alam yang ada

dan gejala-gejala bencananya sudah muncul seperti longsor dan banjir

sangat mungkin mungkin butuh 50 miliard dollard USA juga dan habisnya

hutan ini juga sebenarnya mereupakan bencana terhadap umat manusia

karena produksi oksigen menurun.

Sedangkan untuk penanganan terhadap bencana Narkotika, Kemiskinan,

Pengangguran dan kejahatan sangat mungkin butuh 75 miliard dollar USA.

Perhitungan kasar sementara yang minimal adalah Indonesia butuh 205

miliard dollar USA. Jika bantuan ini diberikan dalam bentuk pinjaman

maka Indonesia benar-benar akan terbenam dililit Hutang karena masalah

yang ada sekarang dengan jumlah hutang 150 Miliard dollar USA saja

sudah tidak terpecahkan karena sebagian besar dana yang ada harus

dibayarkan untuk membayar hutang.

Penyelesaian persoalan di Indonesia sebaiknya saat ini tidak lagi

dilihat dari kaca mata menuju Indonesia sejahtera tetapi dari

pandangan mereduksi atau meminimalkan kerusakan dan kehancuran yang ada.

Tanpa pengurangan hutang saja sudah hampir pasti kondisi Indonesia

dilihat dari segi kemanusiaan akan menghadapi situasi yang semakin

memburuk. Pemberian pinjaman atau bantuan yang sedikit saja juga tidak

akan mampu memperbaiki keadaan yang ada karena kerusakan yang ada

demikian luas dan merata.diseluruh Nusantara.

II. Program Rehabilitasi dan Revitalisasi Kerusakan Yang Terjadi

Program rehabilitasinya sudah pasti harus sustainable dan menggerakan

kehidupan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. oleh karenanya

gambaran kondisi Indonesianya harus jelas dalam waktu 3 hari ini.

1. Peluang yang ada:

Dunia International sudah menyatakan siap membantu

Solidaritas masyarakat Indonesia dan dunia demikian luar biasa

Masyarakat makin sadar ketika Allah SWT punya kehendak maka tidak

ada lagi yang sanggup menghalangi sehingga timbul sebuah kesadaran baru

2. Ancaman yang mengganggu:

Persepsi bahwa Indonesia negeri tempatnya para koruptor.

Persepsi dimasa lalu bahwa adanya pelanggaran HAM yang belum tuntas.

Harga BBM yang akan naik.

Terorisme

Kejahatan Narkotika

Khusus Aceh potensi Gsa.

3. Kekuatan:

Potensi minyak dan tambang lainnya.

Penduduk yang 100 juta orang mungkin bisa digerakan untuk berbagai

kebutuhan termasuk bekerja diluar negari.

Daerah pariwisata yang luar biasa Indah.

Tidak pernah mengkir hutang sehingga bangsa yang bertanggung jawab

4. Kelemahan:

Hutang luar negeri yang menyedot dana-dana yang ada.

Kemiskinan dan pengangguran.

Masih kuat piliticingnya.

Kuatnya keraguan untuk berani mengoper alih tanggung jawab pada saat

kondisi darurat sehingga terkesan lambat.

Elit Indonesia masih belum rekonsiliasi secara total

Prioritas yang harus dilakukan adalah agar dalam waktu yang tidak lama

kita sebagai bangsa harus segera mengubah perilaku dan budaya sehingga

lebih peka dan bertanggung jawab. Kata-kata bahwa untuk apa datang ke

Aceh jika hanya sehari atau du hari adalah cerminan dari kesadaran

"jangan lagi lah mengekploitasi penderitaan dan segeralah bertindak

cepat". Kata-kata tidak akan muncul jika departemen-departemen terkait

buka 24 jam dan melakukan mobilisasi maksimal baik menggunakan

angkutan udara, laut dan darat.

Fokus dalam 5 X 24 jam kedepan barangkali dengan mempercepat gerakan

dilapangan dan membuka pintu terhadap seluruh bantuan yang akan datang

baik dari dalam negeri dan luar negeri adapun usulannya lainnya adalah:

1. Mengusahakan pencarian jenasah dan penguburannya penguburan.dalam

waktu semakin singkat karena sudah 8 X 24 jam.

2. Membangun akses, jaringan komunikasi, dapur umum dan meningkatkan

distribusi makanan dan obat-obatan kedaerah-daerah yang lebih luas.

3. Hidupkan pemerintahan dan perdagangan lagi serta distribusi pasar.

4. Membuat peta kerusakan, orang hilang, orang selamat, orang tua,

anak-anak dan daftar yang jelas kemana saja anak-anak

Kesadaran membangun krisis center telah dikumandangkan sejak kebakaran

hutan Kalimantan pada 1997 sehingga ketika awal terjadinya bencana ini

juga telah disampaikan oleh berbagai pihak bahwa pengirimanan bantuan

pasti numpuk di posko-posko dan ternyata kejadian. Ekpose kerusakan

akibat bencana di Aceh secara International tidak terjadi secara

maksimal sampai hari ketiga sehingga begitu didapatkan bahannya dan

disebarkan dengan menggunakan berbagai jaringan barulah dunia

menyadari bahwa bencana yang paling parah ada di Indonesia. Kesadaran

ini baru terjadi setelah hari keempat akibatnya focus dunia ketika itu

adalah Srilangka. Seiring dengan mulai terbangunnya kerjasama dan

kesadaran missal maka mulai hari kelima bantuan international mulai

mengalir ke Indonesia.

Jangan lagi fakta-fakta ini hanya untuk diperdebatkan tetapi mari

kita lihat sebagai sebuah hal yang harus kita perbaiki. Presiden

menugaskan Menko Kesra pada tanggal 30 Desember 2004 agar segera

tinggal di Aceh sekaligus di dorong mobilisasi TNI untuk melakukan

tindakan tanggap darurat atau penyelamatan. Dilapanganan pun terjadi

restrukturisasi penanganan dan pada tanggal 2 january 2005 Menlu Hasan

Wirayudha menyampaikan hasil kerjanya di Metro TV sehingga arah dari

proses ini makin jelas.

Tindakan Wapres Yusuf Kalla yang berani naik helikopter tanpa

fasilitas yang memadai perlulah dihargai. Begitu juga tindakan Kol.

Gerhan Lantara yang menyampaikan pesan dari lapangan perlu juga

menggugah kita semua dengan sikap patriotismenya" yang mengatakan

tolong sampaikan kepada Penglima bahwa ia masih hidup dan keperluan

masyarakat seperti yang disampaikannya"

Saya sangat yakin masih banyak patriot-patriot yang tidak tersebut

disini tetapi mereka telah menunjukan keberanian dan kegigihannya

dalam menyelamatkan banyak hal di daerah bencana. Para relawan telah

mengalir ke Aceh dan bekerja sangat keras untuk menyelamatkan keadaan.

Begitu juga berjuta-juta rakyat Indonesia di berbagai daerah bukan

hanya turut prihatin dan bersedih saja tetapi juga berusaha semampunya

untuk meringankan saudaranya di Aceh. Ini adalah modal social yang

muncul saat ini.

Janganlah modal social ini di nodai dengan berbagai intrik atau

tindakan-tindakan yang tidak terpuji termasuk menyebar issue-isue yang

hanya akan merusak kondisi yang ada sekarang ini.

Gambaran telah disampaikan dan berbagai pihak telah menyampaikan

pikiran-pikiran cerdasnya serta bantuan yang tidak kecil maka sekarang

langkah didalam negerinya adalah harus segera melakukan mobilisasi

seluruh kekuatan yang ada. Baik mulai dari relawan kemanusiaan,

phycokolog, ahli-ahli konstruksi, pengusaha, ahli manajemen,

professional lainnya serta TNI-Polri dengan seluruh Departeman yang

ada agar persoalan di Aceh khususnya dan penanganan bencana yang ada

di Indonesia di selesaikan secara sistimatis, cepat dan terukur.

Sambil yang lainnya focus mengurus bencana Aceh dan rehabilitasi

bencana yang lainnya maka pajebat-pejabat Negara lainnya segera

bergerak menyelesaikan tugas-tugas strategisnya.

Silakan ditindak lanjuti tugas-tugas prioritasnya agar dalam 6 bulan

wajah dan opini masyarakat dunia International termasuk masyarakat

Indonesia sendiri telah berubah menjadi lebih baik.

Walaupun hampir pasti kita sulit untuk menyelesaikan seluruh persoalan

ini dalam 5 tahun tetapi sebaiknya dalam 6 bulan sudah terjadi

perubahan yang besar dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Ada usulan agar ketika seluruh umat Islam berkumpul di padang Arrafah

supaya dilakukan shalat Ghaib untuk para korban bencana Aceh dan

bencana alam lainnya di dunia. Supaya jangan terkena bencana terus

maka tidak salah jika bangsa Indonesia melakukan taubat Nasuha dan

merubah perilakunya.

III. Penyelamatan Akibat Bencana Bukan Untuk Main-main

Penyelamatan dari dampak bencana Aceh ini dilihat, diperhatikan,

dirasakan, melibatkan dan dibantu sangat besar oleh berbagai pihak

dalam negeri dan asing. Kegagalan pengelolaan penyelamatan bencana di

Aceh akan berdampak terhadap NKRI.

Katakanlah pemerintah berhasil mengelola penyelamatan masyarakat di

Aceh tetapi jika pada 31 propinsi lainnya pengelolaan kehidupan

sehari-harinya kacau maka persoalan baru akan menghadang karena

kecemburuan, persoalan politik local, pertumbuhan perekonomian dll.

Dalam waktu yang tidak lama seluruh bangsa Indonesia akan merasakan

bahwa pemerintahan Republik Indonesia bahkan masyarakat dunia sudah

tidak mampu mengelola Negara kesatuan Republik Indonesia. Bukan tidak

mungkin politisi-politisi local akan bermain dengan Issue bahwa

pemerintah pusat sudah tidak mampu dan tidak effektif sehingga lebih

baik bernegara sendiri karena dengan mengelola wilayah yang lebih

local dan homogen kemajuan akan lebih mungkin terjadi. Hati-hati

jangan lagi dianggap sebagai wacana tapi harus diantisipasi.

Soal konsentrasi ke Aceh juga dalam kurun waktu yang panjang harus

dibuatkan mekanismenya karena jika tidak nanti hanya jadi perhatian

utama sekarang saja. Kejadian pada wilayah bencana-bencana terdahulu

telah menjadi contoh yang nyata. Apa tindakan pasca kunjungan para

pejabat Negara setelah satu bulan, 3 bulan ,6 bulan dst. Apakah

terjadi rehabilitasi seperti keadaan semula atau makin baik kondisi

infrastrukturnya pasca bencana dan setelah dibantu pemerintah.?

Kita harus menganggap bencana di Aceh ini bukan hanya untuk masyarakat

di Aceh saja tetapi sebagai peringatan untuk bangsa Indonesia sehingga

bangsa ini harus meresponsenya secara tepat dan benar.

V. Program yang peka terhadap masyarakat:

1. Kenaikan Harga BBM.

2. TPST Bojong.

3. Pedagang pasar Tanah Abang.

Program ini bukan soal kemampuan tapi soal kepekaan dan kepercayaan

sehingga jika salah penangannya akan bikin soal baru yang luas.

VI. Penutup

Tragedi kemanusiaan ini sebaiknya mengubah kelakuan seluruh bangsa

agar lebih manusiawi dan berpikir selalu demi kebaikan orang banyak.

Jika pikiran ini tidak lengkap mohon dimaafkan tapi marilah dilengkapi

dan disempurnakan dan yang paling penting dilaksanakan.

Tidak ada kata terlambat sehingga marilah kita mulai segera untuk

berbuat lebih baik lagi.

Perubahan kesadaran dan perilaku menjadi lebih baik sudah pasti akan

menurunkan tingkat kejahatan dan konflik-konflik yang selama ini

mewarnai kehidupan ini.

Mari kita berjuang saudara-saudara Ku dengan ketawakalan , kerja keras

dan kesabaran semoga bangsa Indonesia dijauhkan dari bencana-bencana

yang masih mengancam kehidupannya.

Kata Kuncinya mungkin konsolidasi dan kesadaran ,perubahan perilaku

menjadi lebih baik dari bangsa Indonesia, kerjasama International dan

tersedianya dana serta pembangunan yang sustainable yang dapat

mengeluarkan negeri ini dari berbagai bencana ini.

Jakarta, 2 January 2005

Agus Muldya - Indonesia Crime Prevention Council




This post first appeared on ARY WIDIYANTO WEB, please read the originial post: here

Share the post

5 TAHUN TSUNAMI ACEH, SEBUAH DOKUMENTASI

×

Subscribe to Ary Widiyanto Web

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×