Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (2): Semakin Ramah bagi Turis Muslim

Tags:

Jadwal penerbangan Balikpapan-Singapura dari maskapai Scoot Airlines cukup mengakomodasi kebutuhan warga Kaltim berurusan ke luar negeri. Bisa healing di akhir pekan: pergi Jumat sore, pulang Senin pagi.

SALAH satu tantangan bagi penggemar traveling adalah waktu. Selain juga bujet, tentu saja. Terutama mereka yang terikat dengan jadwal kerja kantoran. Tak semua orang punya kemewahan bisa pergi kapan saja dengan leluasa, apalagi di hari kerja. Sementara menunggu jadwal libur atau hari besar, bukanlah pilihan menarik. Sebab, biasanya harga tiket pesawat menjadi naik tinggi di momen seperti itu. Belum lagi tarif penginapan yang juga melambung saat musim liburan.

Maskapai Scoot Airlines yang sudah menerbangi rute Balikpapan–Singapura sejak awal 2023 memberi tawaran menarik: flight schedule tiga kali sepekan setiap Senin (pagi), Rabu (siang) dan Jumat (sore). Jadi, waktu paling ideal bagi pekerja kantoran untuk liburan tipis-tipis dari Balikpapan ke Singapura, adalah akhir pekan. Pergi Jumat sore, pulang Senin pagi. Tak akan mengganggu hari kerja. Harganya pun masih sangat masuk akal. Sering kali lebih murah dibandingkan rute-rute domestik.

Saat naskah ini ditulis, saya cek untuk jadwal keberangkatan Balikpapan–Singapura setiap Jumat sore di September dan Oktober, harganya masih di kisaran Rp 745.000 saja. Rute baliknya Rp 1 jutaan. Ini setengah dari harga tiket pesawat Balikpapan ke Surabaya. Bahkan lebih murah ketimbang harga tiket pesawat Balikpapan ke Berau dan Tarakan, yang masih sama-sama Kalimantan. Scoot terus membuka rute penerbangannya di berbagai kota di Indonesia. Selain Balikpapan, maskapai ini juga menerbangi rute Jakarta, Bali, Surabaya, Makassar, Manado, Lombok, Pekanbaru dan Jogjakarta.

Dengan posisi Changi Airport sebagai hub dan pusat transit untuk banyak rute internasional, penerbangan langsung Scoot dari Balikpapan ke Singapura, tentu juga akan memudahkan warga Kaltim yang hendak melakukan penerbangan lanjutan ke berbagai destinasi lain di seluruh dunia. Itu pula yang kemudian membuat pemerintah Singapura terus membenahi Bandara Changi, yang kini sudah mengoperasikan empat terminal (segera menyusul Terminal 5) yang saling terhubung satu sama lain.

Berbagai fasilitas ditambah. Termasuk mesin-mesin Automated Immigration Gates (AIGs) di area check point imigrasi, yang memudahkan penumpang melewati pemeriksaan tanpa perlu lagi berhadapan dengan petugas imigrasi. Jadi, saat tiba di Singapura, kita tak lagi berurusan dengan petugas imigrasi. Cukup memindai paspor di mesin AIGs yang bentuknya seperti mesin ATM tersebut, kemudian merekam data biometrik berupa foto wajah dan sidik jari.

Semua dilakukan secara mandiri di mesin. Petugas hanya berdiri mengawasi. Praktis, cepat dan mudah. Satu-satunya yang kurang menarik dari mekanisme otomatisasi ini adalah lembar paspor kita jadi kosong tanpa stempel. Tak ada lagi kenang-kenangan cap imigrasi di halaman paspor, yang selama ini biasa menjadi penanda kita pernah bepergian ke mana saja.

Changi bertransformasi menjadi bandara dengan sistem dan fasilitas ultra-modern, serba otomatis. Dari counter check in penumpang, pengumpulan dan pengambilan bagasi hingga pemeriksaan imigrasi.

Lokasi Changi yang berada di sebelah timur Singapura terkoneksi dengan semua moda transportasi di negara tersebut, dari kendaraan darat hingga kereta bawah tanah (MRT), dengan jaminan kecepatan dan ketepatan waktu tempuh yang sangat terukur.

Fasilitas publik yang juga terasa istimewa di Bandara Changi saat ini adalah toiletnya. Dengan desain mewah, toilet di area Jewel misalnya dilengkapi kloset duduk otomatis dengan bantalan duduk berpenghangat, tombol-tombol penyiram otomatis (bidet) dan pengharum ruangan yang khas.

Di beberapa area, pengunjung juga bisa mandi karena disediakan area shower khusus untuk mandi. Sofa mewah diletakkan di koridor tengah pembatas antara toilet wanita dan toilet pria, dengan suasana seperti lounge. Jadi, orang bisa saling menunggu dengan nyaman di sofa-sofa tersebut ketika pasangan atau kerabat masih di dalam toilet.

Layar sentuh dari monitor-monitor besar komputer tersedia di berbagai sudut bandara, berisi semua informasi terkait lokasi tenant, jadwal penerbangan, juga pintu keberangkatan.

Dengan banyaknya sarana informasi ini, tak terdengar lagi woro-woro atau pengumuman melalui pengeras suara, seperti kebanyakan bandara di tempat lain. Pengunjung Bandara Changi bisa mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dari monitor layar sentuh yang tersedia di berbagai sudut.

Beragam fasilitas yang memanjakan pengunjung tersebut membuat Changi kembali menduduki puncak peringkat bandara terbaik dunia versi Skytrax, , Maret 2023 lalu, setelah dalam dua tahun terakhir mahkota juara sempat berpindah ke Bandara Internasional Hamad di Doha, Qatar dan Bandara Haneda di Tokyo. Changi setidaknya sudah 12 kali masuk peringkat teratas dalam daftar bandara terbaik dunia. Delapan di antaranya menduduki peringkat nomor satu.

Tentu bagian yang paling menyenangkan dari Bandara Changi adalah fasilitas hiburan dan kuliner, yang membuat siapa pun akan merasa nyaman berlama-lama berada di bandara. Area food court di Jewel Changi dekat Terminal 1, misalnya, menyediakan beragam jenis menu makanan, termasuk kuliner Indonesia.

Dapur Penyet, Restoran masakan Indonesia di Bandara Changi Singapura.

Salah satunya restoran Dapur Penyet yang berlokasi di Jewel lantai B2, dengan menu khas ayam penyet, bakso dan nasi goreng. Ini menambah pilihan makanan halal Singapura, dan mendukung program pemerintah setempat menjadikan negaranya semakin ramah bagi turis muslim.

Dalam sebuah kesempatan kepada media di Balikpapan, Area Director Singapore Tourism Board (STB) Indonesia-Surabaya Lim Si Ting mengatakan, Singapura memang sedang concern menjaring pelancong dari negara-negara berpenduduk muslim. Singapura, kata dia, kini semakin ramah terhadap wisatawan muslim. “Di Singapura kini semakin mudah menemukan tempat ibadah dan restoran bersertifikasi halal. Ini tentu membuat wisatawan muslim semakin nyaman,” kata Si Ting.

Waktu dua jam sudah pasti tidak cukup untuk mengeksplorasi Bandara Changi yang begitu luas, dengan empat terminal yang saling terhubung dan lebih menyerupai pusat perbelanjaan. Apalagi kalau sekadar lewat saja, bakal banyak fasilitas menarik terlewatkan.

Itu sebabnya selain berkeliling saat pertama tiba pada Jumat malam, saya secara khusus akhirnya kembali lagi ke Bandara Changi pada Ahad siang, padahal belum jadwal pulang, demi berkeliling Changi lebih banyak. Selebihnya, liburan tipis-tipis ke Singapura di akhir pekan lalu saya lewatkan dengan menapaktilasi tempat-tempat umum yang sebagian besar sudah pernah dikunjungi sebelumnya.

Mencari lagi kuliner khas yang pernah dirasakan. Seperti makan es krim roti yang dijual pedagang kaki lima di kawasan Boat Quay, menyantap roti paratha dan kopi tarik di Mustafa Center, makan nasi lemak di kawasan Haji Lane dekat Masjid Sultan, juga menyusuri Orchard Road dan sekadar window shopping di Lucky Plaza.

Anatolia, restoran khas Turki – Lebanon di kawasan Haji Lane, Kampung Glam Singapura.

Bagian yang juga selalu menyenangkan di Singapura adalah menikmati transportasi publiknya yang sangat baik, dengan jaringan kereta bawah tanah atau Mass Rapid Transit (MRT), yang terkoneksi dengan jaringan bus ke seluruh penjuru kota.

Jalur pedestriannya bersih dan lebar, sehingga meski sama-sama berada di wilayah tropis seperti Indonesia, berjalan kaki di Singapura pada siang pun masih nyaman meski matahari terik.

Dengan bujet yang lebih kurang saja dibandingkan liburan ke Bali, Jogjakarta atau Bandung, liburan tipis-tipis ke Singapura tentu menjanjikan banyak pengalaman menarik. Merasakan vibes kota kelas dunia yang kosmopolitan, secara budaya juga akan menularkan gaya hidup modern. Yang pada saatnya akan penting bagi warga Kaltim, yang kini tengah bersiap menjadi bagian dari kota masa depan yang sedang dibangun Indonesia di IKN Nusantara. (*)



This post first appeared on WinDede.Com, please read the originial post: here

Share the post

Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (2): Semakin Ramah bagi Turis Muslim

×