Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Nikola Tesla dan Gempa Bumi Buatan


BeritakanID.com - Nikola Tesla (10 Juli 1856 – 7 Januari 1943) adalah seorang penemu, ahli flsika, engineer mesin, dan engineer listrik Serbia-Amerika yang dikenal dunia. Banyak yang menganggapnya sebagai salah satu penemu paling penting dalam sejarah manusia; tentu ia adalah salah satu jenius terbesar abad ke-19. Di antara “prestasi”-nya yang kurang diketahui adalah bahwa dia hampir meratakan New York City pada tahun 1890 dengan menciptakan gempa buatan. Dia menyebut teknologi untuk menyalurkan energi mekanik melalui bumi-nya tersebut sebagai “TeleGeoDynamics.”

Dia juga terkenal akan percobaannya dalam transmisi nirkabel energi listrik—daya penyampaian bebas.

Tesla lahir di kota Smiljan, kota yang saat itu menjadi bagian Dari Kekaisaran Austro-Hungaria, dari keluarga keturunan Serbia. Ayahnya adalah seorang imam Ortodoks dan ibunya, meskipun tidak terpelajar, sangat cerdas dan juga merupakan seorang penemu. Nikola Muda adalah seorang pemimpi dengan sentuhan puitis. Saat dewasa ia mengembangkan kualitas disiplin diri dan seorang mania terhadap presisi. Pada usia lanjut ia menambahkan katalog fobia yang amat banyak dan perilaku aneh dalam pribadinya.

Sejak usia dini ia terpesona dengan mesin dan ilmu pengetahuan. Dia kuliah di Technical University di Graz, Austria, dan University of Prague, berniat untuk mengejar karier engineer.

Adalah di Graz ia kali pertama melihat dinamo Gramme, yang berfungsi sebagai generator dalam satu arah dan ketika dibalik ke arah yang lain menjadi motor listrik. Melihat rangkaian ini membuatnya berfikir untuk mengubah arus sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kemudian, saat mengunjungi Budapest, ia membayangkan prinsip medan magnet berputar dan mulai melaksanakan rencana motor induksi berdasarkan visinya.

Pada tahun 1882 Tesla melakukan perjalanan ke Paris, Perancis, di mana ia bekerja di Continental Edison Company. Tahun berikutnya, ketika bertugas ke Strasburg, ia menggunakan waktu luangnya untuk membangun motor induksi pertama. Itu merupakan prestasi teknologi yang besar, meskipun pada saat itu hanya beberapa orang di sekitarnya yang memahami hal tersebut. Usahanya untuk menarik menarik perhatian orang Eropa pada zamannya terbukti mengecewakan. Arus searah (DC) tahun 1880-an tidak memuaskan, sementara arus bulak-balik (alternating current AC) didiskreditkan sebagai tidak aman dan tidak bisa dijalankan. Kesal dengan semua orang sok tahu yang ia dianggap bodoh, Tesla berlayar ke Amerika pada tahun 1884.

Anak muda percaya diri yang berusia dua puluh tujuh tahun itu tiba di New York dengan empat sen di sakunya, beberapa puisinya sendiri, dan perhitungan untuk mesin terbang (yang dipatenkan pada tahun 1928). Dia memiliki sedikit kesulitan mengamankan posisinya di organisasi Thomas Edison. Sayangnya, kedua penemu tersebut memiliki latar belakang temperamen dan metodologis yang berjauhan. Perpisahan mereka tak terelakkan.

Pada waktunya persaingan mereka yang ketat dalam bisnis dan penemuan ilmiah menarik tajuk utama surat kabar. Yang satu membenci yang lain. Edison menganggap bahwa Tesla adalah orang yang sombong. Tesla, yang melihat dirinya sebagai sebagai ilmuwan sejati, menganggap Edison hanya “pemikir,” dan publisitas berkerumun terhadap hal itu.

Tesla kemudian mendirikan laboratoriumnya sendiri. Antara 1886 dan 1898 ia menerima hibah untuk 85 paten dari pekerjaannya di sana, dengan masih banyak lagi yang berikutnya. Dari 46 paten dasar dalam arus bulak-bali (AC), Tesla akhirnya memegang 45. Selain mengerjakan banyak sistem dan mesin yang dibutuhkan untuk mewujudkan teknologi arus bolak-balik, ketertarikan terhadap teknologi membawanya menyelidiki berbagai kemungkinan ilmiah lainnya.

Adalah di laboratoriumnya di New York, TesIa bereksperimen dengan fisika getaran dan osilator mekanik yang hampir meratakai New York City. Gempa buatan Tesla disebabkan oleh perangkat yang dibangun di lab tersebut untuk menunjukkan prinsip resonansi harmonik.

Mengutip dari Artikel Jason Jeffrey yang berjudul “Eathquakes: Natural or Man-Made?” dalam New Dawn, Jefrey menulis:

"Di laboratorimnya di Manhattan, Tesla membangun vibrator-vibrator mekanik dan menguji kekuatan mereka. Sebuah eksprerimen yang menjadi tidak terkendali.  Tesla memasang vibrator kecil yang kuat dan didorong oleh kompresi udara di tiang baja. Dengan meninggalkannya di sana, ia melanjutkan urusannya. Sementara itu, dijalan raya, terjadi guncangan yang keras, mengguncang tembok, meledakkan pi pa, meretakkan jendela, dan memisahkan mesin-mesin berat dari penahannya. Vibrator Tesla menemukan frekuensi resonansi dari lapisan berpasir yang dalam pada lapisan tanah bagian bawah di bawah gedungnya, sehingga menimbulkan gempa kecil. Tidak lama gedung Tesla sendiri mulai bergetar. Dilaporkan bahwa ketika polisi masuk ke lab tersebut, Tesla terlihat menghancurkan perangkatnya dengan palu, satu-satunya cara agar dia dapat segera menghentikannya. Dalam percobaan serupa, saat malam menyelimuti kota, Tesla memasang vibrator bertenaga baterai, digambarkan seukuran jam alarm, ke kerangka baja dari konstruksi bangunan. Dia menyesuaikannya dengan frekuensi yang sesuai dan mengatur struktur tersebut sehingga menghasilkan getaran resonansi. Struktur tersebut bergetar, dan begitu pula bumi di bawahnya. Tesla belakangan membual bahwa ia bisa mengguncang Empire State Building dengan alat tersebut. Jika klaim ini tidak cukup mewah, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa getaran resonansi berskala besar mampu membelah Bumi menjadi dua."

Lebih dari 40 tahun kemudian, New York American menampilkan sebuah artikel pada 11 Juli 1935, berjudul: “Tesla’s Controlled Earthquakes – Gempa Terkendali Tesla.” Artikel ini menyatakan bahwa Tesla melakukan “eksperimen untuk transmisi getaran mekanik melalui bumi yang disebut olehnya sebagai “seni telegeodynamics” yang secara garis besar dijelaskan oleh para ilmuwan sebagai semacam “Gempa terkendali”. Artikel itu mengutip Tesla mengatakan:

"Getaran ritmis melewati bumi dengan hampir tidak kehilangan energi… sehingga menjadi mungkin untuk menyampaikan efek mekanis ke jarak terestrial terjauh dan menghasilkan semua jenis efek yang unik… penemuan tersebut dapat digunakan sebagai efek perusak dalam perang…"

Dalam sebuah wawancara di The World of Today, Februari 1912, Tesla mengatakan bahwa akan mungkin untuk membelah planet dengan menggabungkan getaran dengan resonansi yang tepat dari bumi itu sendiri:

"Dalam beberapa minggu, saya dapat mengatur kerak bumi menjadi mengalami getaran sehingga ia akan meninggi dan menurun ratusan meter, menghuntalkan sungai dari landasan mereka, merusak bangunan dan secara praktis menghancurkan peradaban."

Tepat sebelum pergantian abad Tesla memulai percobaannya yang menentukan dengan daya listrik transmisi nirkabel. Dia pindah dari New York ke Colorado Springs, Colorado, di mana ia membangun sebuah laboratorium baru dari bawah ke atas untuk mengembangkan teorinya. Laboratorium Colorado Springs berisi Tesla Coil yang terbesar yang pernah dibangun. Dia menyebutnya sebagai “Magnifying Transmitter”(Saat ini perangkat tersebut disebut TMT, Tesla Magnifying Transmitter—Transmitter Pembesar Tesla). Alat tersebut mampu menghasilkan daya 300.000 watt.

Kantor Paten sering memerlukan satu dekade atau lebih untuk memproses sebuah aplikasi. Tesla tidak menerima paten pada transmitter pembesarnya sampai 1914. Dia mengajukan permohonan paten untuk “Menyalurkan Energi Listrik Melalui Media Alam” pada tahun 1900, untuk sebuah paten yang dikeluarkan pada 1905.

Adalah di Colorado Springs, di mana ia tinggal dari Mei 1899 sampai awal 1900, Tesla membuat apa yang ia anggap sebagai penemuannya yang paling penting, dan satu yang menyebabkan keruntuhannya gelombang stasioner terestrial. Sederhananya, dengan menggunakan penemuan ini, Tesla percaya bahwa energi dapat dipompa ke bumi pada setiap titik simpul (node) dari gelombang ini, dan bisa diambil dari setiap yang lainnya. Dia setidaknya menunjukkan hal ini pada dua kesempatan. Dalam satu percobaan dia menyalakan 200 lampu terbesar Mr. Edison, tanpa kabel dari jarak 25 mil.

Laboratoriumnya memompa listrik ke dalam bumi dengan menggunakan sebuah tiang 200 kaki yang di atasnya terdapat bola tembaga besar. Dengan itu ia menghasilkan potensi yang melepaskan kilatan petir hingga sepanjang 135 meter. Petir dari energi yang dilepaskan tersebut bisa didengar dari kota Cripple Creek, sekitar 15 mil jauhnya.

Orang-orang yang berjalan di sepanjang jalan di Colorado Springs dilaporkan terperangah melihat bunga api yang merambat di tanah dan di antara kaki mereka ketika peralatan Tesla beroperasi. Di seluruh bagian kota listrik ringan mengalir melalui keran ketika warga menyalakannya untuk minum air. Bola lampu dalam jarak 100 kaki dari menara percobaan dilaporkan terus bersinar lama setelah mereka telah dimatikan. Beberapa kali selama percobaan terjadi petir badai dan ratusan kebakaran di seluruh negara bagian. Kuda menerima kejutan melalui sepatu logam mereka dan kandang besi mereka.

Banyak spesies lainnya juga terpengaruh. Beberapa tahun kemudian koran lokal melaporkan bahwa selama percobaan ini kupu-kupu menjadi memiliki listrik dan “secara tak berdaya berputar-putar dalam lingkaransayap mereka memancarkan cahaya biru “Api Gunung Elmo”.

Pada satu titik selama percobaan di Colorado Springs ia menjadi yakin bahwa ia telah menerima sinyal dari planet lain. Hari ini diyakini bahwa ia secara tidak sengaja telah menemukan radio astronomi. Meskipun demikian, klaimnya yang demikian, pada saat itu membuatnya mendapatkan cemoohan di banyak jurnal ilmiah. Pernyataannya tersebut, bersama dengan klaim telah terbuktinya kinerja “daya pancaran”, serta perilakunya yang semakin aneh, membuatnya menjadi diragukan dan secara luas dianggap sebagai archetypical “ilmuwan gila” oleh pers nasional.

Sumber:
Jerry E. Smith, 2013. Konspirasi Bencana Alam. Jakarta : PT. Ufuk Publishing House.


This post first appeared on BeritakanID News, please read the originial post: here

Share the post

Nikola Tesla dan Gempa Bumi Buatan

×

Subscribe to Beritakanid News

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×