Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kontroversi Anies Baswedan Terkait Patung Bambu di Jakarta. Masih Diingat Warga DKI

 Selain pro kontra proyek sumur resapan, tugu sepeda dan program rumah DP 0 rupiah, Anies Baswedan juga dikritik karena pernah memasang Patung Bambu di sekitar Bunderan Hotel Indonesia (HI). 

Patung Bambu tersebut menimbulkan pro kontra di Jakarta dan menarik perhatian warga kota lain di Indonesia. 

Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk Membuat Patung Bambu di sekitar Bundaran HI telah menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak. 

Patung bambu ini tidak bertahan lama, akhirnya dibongkar. (Image: seword.com) 


Langkah ini dianggap merugikan dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan publik. Berikut adalah alasan-alasan utama yang mendasari kritik terhadap keputusan tersebut:


1. Estetika dan Kehilangan Identitas Budaya:

 Bambu, sebagai material utama dalam pembuatan patung, dianggap tidak sesuai dengan lingkungan perkotaan modern dan ikonik seperti Bundaran HI. Beberapa kritikus berpendapat bahwa patung bambu akan merusak keindahan visual kawasan tersebut dan menghilangkan identitas budaya yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun.


2. Pengeluaran Anggaran yang Tidak Efektif:

 Pembangunan patung bambu ini juga dikritik karena dianggap sebagai pengeluaran anggaran yang tidak efektif. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov DKI Jakarta telah mengalokasikan dana yang besar untuk proyek-proyek infrastruktur dan kepentingan publik lainnya. 

Oleh karena itu, beberapa pihak merasa bahwa penggunaan dana publik untuk membuat patung bambu dianggap tidak sebanding dengan manfaat yang dihasilkan.

3. Prioritas yang Tidak Tepat: 

Dalam konteks Jakarta, ada banyak isu dan masalah yang lebih mendesak yang membutuhkan perhatian pemerintah, seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan kualitas udara yang buruk. 

Kritikus berpendapat bahwa membuat patung bambu bukanlah prioritas utama dan bahwa dana dan sumber daya yang tersedia seharusnya dialokasikan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut secara lebih efektif.

4. Kurangnya Konsultasi dan Keterlibatan Publik: Kritik juga ditujukan kepada Anies Baswedan karena kurangnya konsultasi dan melibatkan publik dalam pengambilan keputusan ini.

 Beberapa pihak merasa bahwa keputusan ini seharusnya melibatkan partisipasi publik yang lebih luas untuk mendapatkan masukan dan perspektif dari warga Jakarta sebelum mengambil langkah yang signifikan seperti ini.

Meskipun pemerintah daerah berpendapat bahwa patung bambu ini akan menjadi ikon baru dan atraksi wisata yang menarik, kritikus tetap mempertanyakan manfaat dan nilai jangka panjang dari proyek ini. 

Kontroversi ini terus berkembang dan diharapkan akan melibatkan diskusi lebih lanjut dan evaluasi mendalam tentang keputusan ini serta dampaknya bagi masyarakat Jakarta.

Sampai saat ini warga DKI Jakarta masih banyak yang belum lupa dengan kontroversi patung bambu tersebut. 





This post first appeared on Berita Indonesia Terbaru, please read the originial post: here

Share the post

Kontroversi Anies Baswedan Terkait Patung Bambu di Jakarta. Masih Diingat Warga DKI

×

Subscribe to Berita Indonesia Terbaru

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×