Klik untuk mendengarkan Rekaman Ust Zaitun Rasmin

Sungguh, Perjuangan selama Bulan Ramadan tidak hanya sekedar mengendalikan nafsu, meskipun menurut Ibnu Qayyim, ada empat tingkat perjuangan. Pertama, adalah menghadapi tantangan untuk mengatasi keengganan belajar, dengan membuktikan langsung keinginan untuk belajar. Karena tanpa keinginan belajar, kita akan mudah dikuasai oleh nafsu. Kedua, adalah menerapkan apa yang telah dipelajari dengan memaksa diri sendiri untuk mengamalkannya. Ketiga, menyebarkan ajaran yang telah dipraktikkan. Dan keempat, bersabar menghadapi ujian yang muncul dalam perjuangan tersebut.

Ramadan datang untuk mengajarkan bahwa bulan ini adalah bulan perjuangan. Contohnya adalah Perang Badar yang terjadi di bulan Ramadan, dan Nabi Muhammad shallahu’alaihi wasallam, sepanjang hidupnya di bulan suci ini, tidak pernah berhenti berjuang, tidak pernah mengambil cuti, dan tidak pernah beristirahat. Tunjukkan catatan yang menyebutkan Nabi shallahu’alaihi wasallam mengambil libur selama Ramadan!

Terutama karena di bulan ini banyak orang yang sebelumnya lepas kontrol dan tidak tahu arah, tiba-tiba ingin kembali ke masjid dan beribadah. Siapa yang akan menyambut mereka jika kita sendiri tidak mau berjuang di bidang ini? Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan tipuan iblis.

Memang benar, beberapa ulama terdahulu menutup majelis ta’lim mereka dan fokus membaca Al-Quran selama Ramadan. Namun, para ulama itu hidup di masa keemasan Islam; sementara di zaman kita sekarang, ketika kondisi umat Islam masih memprihatinkan dengan banyak yang terjatuh dalam syirik, meninggalkan shalat, tidak menutup aurat, dan hidup dengan pemikiran liberalisme dan sekularisme, kita, orang-orang saleh, tidak boleh hanya berdiam diri. Tidak berjuang baik dengan diri maupun harta merupakan jebakan iblis. Semoga kita dijauhkan dari godaan tersebut.