Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Cara Investasi Jual Beli Bitcoin Kripto (Aman, Murah) Buat Pemula

Bitcoin semakin menarik sebagai instrumen investasi. Tapi saya yakin banyak dari kita yang belum paham apa itu Bitcoin dan bagaimana melakukan investasi di cryptocurrency ini. Saya ingin membahas cara jual beli Bitcoin untuk pemula, termasuk soal regulasi dan resiko.

Kenapa investasi di Bitcoin menarik dan kita perlu melihat cara investasi di instrumen keuangan yang tergolong masih sangat baru ini ?

Pertama, harga Bitcoin, jenis koin (token) kripto paling populer, meningkat cukup drastis. Hanya dalam waktu hitungan bulan, nilainya menembus all-time high yang baru.

Bitcoin naik 354% di tahun 2020 sekaligus menembus rekor harga tertingginya di tahun 2017. Mengalahkan return aset keuangan lainnya.

Kedua, saya mengamati bahwa mata uang kripto semakin diterima sebagai alat pembayaran. Saya sendiri pernah merasakan secara langsung, diminta untuk dibayar dalam mata uang crypto atas suatu transaksi digital.

Baru – baru ini, PayPal yang merupakan alat pembayaran transaksi online terbesar di dunia – 300+ juta pengguna, mengumumkan bahwa mereka sekarang menerima Bitcoin. Pengguna PayPal bisa menyimpan dan melakukan transaksi dengan Bitcoin di PayPal.

Sifat cryptocurrency yang terdesentralisasi, tanpa bank sentral, membuatnya mudah untuk digunakan dalam transaksi digital. Cocok sekali untuk melakukan pembayaran jual beli online.

Ketiga, perdagangan Aset Kripto sudah diperbolehkan di Indonesia dibawah Bappebti – lembaga yang mengatur perdagangan berjangka komoditi. Jual beli cryptocurrency, seperti Bitcoin, telah legal.

Bukankan pemerintah mengumumkan bahwa Bitcoin ilegal ?

Yang tidak atau belum boleh di Indonesia adalah menggunakan Bitcoin untuk alat transaksi pembayaran. Di Indonesia Anda tidak bisa membeli sesuatu dan membayar dengan Bitcoin.

Adanya kepastian hukum soal diperbolehkannya perdagangan Bitcoin di Indonesia membuat investasi di aset kripto ini menjadi lebih aman secara regulasi. 

Mekanisme Transaksi

Mekanisme Transaksi Bitcoin Indonesiaa

Proses jual beli di Bitcoin dilakukan di Exchange atau bursa. Exchange ini berfungsi seperti marketplace, tempat yang mempertemukan pembeli dan penjual bitcoin. 

Layanan di Exchange adalah beli, jual, simpan dan transfer aset kripto. Transaksi aset kripto terjadi antara para anggota exchange tersebut.

Exchange sendiri tidak melakukan jual beli. Perannya hanya menjadi tempat perantara dan untuk itu akan memungut sejumlah fee, seperti fee jual beli dan penarikkan uang.

Di setiap exchange akan ditentukan jenis – jenis aset kripto yang bisa diperdagangkan di marketplace mereka, Setiap exchange punya daftar aset kripto yang berbeda – beda.

Berbeda dengan transaksi di bursa saham, yang mana investor harus melewati broker sebagai perantara, di exchange bitcoin, transaksi langsung terjadi antara investor. Tidak ada broker perantara dalam transaksi di exchange bitcoin.

Penyimpanan bitcoin atau aset kripto dilakukan di ‘wallet’. Persis sama ketika kita punya uang, maka disimpan di dompet atau brankas, namun bedanya adalah penyimpanan bitcoin dilakukan secara digital.

Wallet disediakan exchange atau investor bisa punya wallet sendiri. Sama seperti nasabah yang bisa menyimpan uangnya di bank atau di rumah.

Di dalam wallet, pemilik bitcoin menyimpan ‘private-key’, yang merupakan kode unik untuk bisa mengakses bitcoin. Kode tersebut harus dijaga baik – baik, jangan sampai lupa atau dicuri orang.

Pemilik Bitcoin akan mendapatkan alamat wallet. Alamat ini seperti no rekening di bank, yang menjadi tujuan jika dilakukan pengiriman uang.

Untuk melakukan transaksi aset kripto, investor harus memilih ‘pair’ koin yang akan ditransaksikan. Exchange menyediakan berbagai pair di platform.

Pair yang paling populer adalah Bitcoin / Rupiah (BTC/IDR).

Karena transaksi bitcoin terjadi diantara member exchange, harga jual beli bitcoin antar exchange bisa berbeda – beda. Harganya bisa berbeda tergantung likuiditas, ramai tidaknya transaksi di exchange tersebut.

Investor bisa memantau setiap saat di internet soal dimana harga bitcoin yang paling bersaing. Ditunjukkan perbandingan harga Bitcoin di setiap exchange.

Bagaimana caranya jika ingin mulai jual, beli dan simpan Bitcoin ? Berapa pula fee dan biayanya untuk transaksi ?

Cara Jual Beli Bitcoin

Saya masuk ke beberapa exchange bitcoin di Indonesia yang sudah resmi terdaftar di Bappebti. Melihat cara pendaftaran, KYC, minimum deposit, cara beli dan jual, serta fee yang diminta oleh exchange.

Langkah langkahnya saya rangkum berikut ini.

1. Buka Akun

Persyaratan pertama adalah mendaftar dan membuka akun di exchange. Caranya cukup mudah.

Syarat buka akun adalah mengisi Nama, Email, Address, dan menyetujui Ketentuan Perjanjian dan Kebijakan Privasi.

Bisa mengajukan lewat aplikasi mobile atau lewat website. Aplikasi bisa diunduh di Google PlayStore dan Apple Store.

Semuanya dilakukan secara online. Tidak ada kertas yang perlu diisi, maupun tidak perlu tanda tangan basah.

2. Verifikasi KYC

Setelah membuka akun, user harus melanjutkan dengan verifikasi KYC. Tanpa lolos verifikasi ini, pengguna tidak bisa melakukan transaksi meskipun sudah buka akun.

Verifikasi KYC adalah proses penting untuk melindungi semua peserta di exchange dan memastikan kebijakan AML (Anti Money Laundering) dilaksanakan dengan baik.

Proses verifikasi KYC terdiri atas unggah foto ID, mengisi data pribadi, mengambil selfie foto dengan gerakan normal dan dengan gerakan acak. Data KYC akan diproses yang setidaknya membutuhkan waktu 1 hari kerja. 

Tidak jarang verifikasi gagal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat verifikasi di adalah pastikan belum memiliki akun di exchange, memberikan data pribadi yang benar dan akurat, serta memberikan foto yang sesuai dengan KTP. 

KTP harus asli dan harus jelas pada saat di upload. Saat mengambil gambar pastikan wajah terlihat jelas tanpa menggunakan topi dan juga kaca mata.

Saat selfie pastikan wajah berada di tengah agar fotonya sesuai dengan wajah dan pada foto liveness, user akan diminta untuk melakukan salah satu gerakan. Ketika mengambil foto pastikan tahan gerakan selama 3 detik, jika gagal silahkan ulangi kembali sampai maksimal 3 kali, jika sudah berhasil silakan pilih tombol selesai, dan tunggu konfirmasi di email.

3. Deposit 

Lolos verifikasi, langkah berikutnya adalah melakukan deposit untuk bisa membeli Bitcoin. Ada dua macam deposit, yaitu Rupiah dan Bitcoin. 

(a) Rupiah

Deposit rupiah dilakukan ke rekening yang sudah ditentukan. Deposit ini digunakan untuk membeli Bitcoin atau aset kripto lainnya.

Setoran minimum mulai dari Rp 30 ribu sd Rp 50 ribu pada umumnya. Tapi, ada juga exchange yang meminta minimum deposit sampai minimum Rp 500 ribu.

Beberapa cara deposit yang ditawarkan oleh exchange adalah:

  • transfer bank (rekening & virtual account)
  • e-wallet (OVO, GoPay, ShoppePay) 
  • Setor tunai ke kantor
  • PPOB (Alfamart dll)
  • Kartu Kredit, Kartu Debit (hanya exchange di luar negeri)

Silahkan dipelajari masing – masing cara karena ada yang gratis, ada yang kena biaya deposit. Ada yang otomatis sampai tanpa perlu kirim bukti transfer, ada yang harus kirim bukti transfer.

Cara paling convenient menurut saya adalah menggunakan virtual account (VA) karena uangnya langsung sampai dan tidak perlu mengirimkan bukti transfer. Tetapi, deposit dengan VA dikenakan biaya deposit (cek di kebijakan fee exchange).

(b) Bitcoin

Bisa pula deposit dalam bentuk koin, bisa Bitcoin, Ethereum dan jenis coin lainnya. Di setiap exchange terdapat daftar coin yang diterima sebagai deposit.

Deposit bitcoin atau cryptocurrency bisa digunakan untuk membeli crypto yang lain. Pilih pair mata uang crypto yang sesuai.

Bahkan, cara deposit dengan aset kripto paling mudah, cepat dan murah, dibandingkan dengan rupiah atau US$. 

Exchange akan mengeluarkan ‘alamat’ wallet. Alamat ini yang digunakan untuk mengirimkan coin dari exchange lain.

Biayanya juga lebih murah dibandingkan dengan biaya transfer uang lewat bank.

Untuk coin, exchange menetapkan minimum deposit yang diterima berbeda – beda, tergantung jenis coin-nya. 

(c) Rekening

Buat yang biasa investasi di saham, pasti tahu bahwa di pasar modal uang nasabah disimpan terpisah dari rekening perusahaan ke Rekening Dana Nasabah (RDN) yang atas nama nasabah. Nasabah bisa mengakses RDN dari Bank.

Di Bitcoin berbeda, uang deposit akan disimpan di rekening perusahaan exchange, misalnya di rekening atas nama Indodax atau TokoCrypto. Nasabah mengecek saldo deposit rupiah di aplikasi platform bitcoin.

5. Pair Aset Kripto

Sebelum mulai melakukan transaksi, user harus memilih pair atau pasangan yang ingin di tradingkan. Pair paling populer adalah Bitcoin terhadap Rupiah, berapa harga Bitcoin dalam Rupiah. 

Pair ini sama seperti ketika membeli valas, USD to IDR, berapa Rupiah harga 1 US$. Ada banyak pair pair lainnya.

Jenis pair aset kripto yang bisa diperdagangkan berbeda – beda di setiap exchange. Setahu saya, Indodax saat ini paling banyak menawarkan pair aset kripto, dengan mencapai 100 lebih pair aset kripto.

Namun, pemula bisa mulai dengan pair Bitcoin Rupiah, sebagai aset kripto paling populer dan paling likuid saat ini. Semua exchange menyediakan pair Bitcoin ini.

4. Order

Untuk melakukan jual beli, pengguna harus melakukan order di aplikasi atau website exchange. Ada beberapa jenis order yang wajib diketahui karena jenis order berhubungan dengan fee yang harus dibayar.

(a) Limit (Maker)

Jenis order ini adalah user memasang pada harga tertentu dan tidak pada harga yang ada di pasar saat itu. Jadi order tidak langsung terjadi.

Kalau posisi jual, maka limit order dipasang pada harga yang lebih tinggi dari harga pasar, kalau posisi beli maka dipasang pada harga yang lebih rendah dari harga pasar.

Order yang pending akan masuk dalam antrian order Jual/Beli (Order Book). Dengan begitu, member telah menjadi seorang Market Maker.

Jenis order ini disebut ‘maker’ karena membuat order baru. Berbeda dengan order taker, yang mengikuti harga di pasar saat itu.

Order ini baru tereksekusi ketika harga pasar bergerak menyentuh harga yang dipasang oleh limit order. Selama harga tidak bergerak pada harga yang dipasang, transaksi tidak akan terjadi.

Exchange tidak membebankan fee untuk jenis order maker ini. Fee jual beli nol.

(b) Market (Taker / Instan)

Jenis order ini langsung bisa dieksekusi karena mengikuti posisi harga pasar yang ada. Jadi kalau order beli, beli di harga pasar saat itu, kalau order jual, jual di harga pasar saat itu.

Itu sebabnya order ini sering disebut pula sebagai order taker atau instan. Disebut Instan karena order langsung terjadi, sedangkan disebut taker karena mengambil harga yang sudah ada di pasar dan tidak membuat harga baru.

Jenis order ini dikenakan biaya oleh exchange. Fee ordernya biasanya sebesar persentase tertentu dari nilai transaksi, mulai dari 0.1% sd 0.3%.

(c) Order Book

Order book adalah data yang disediakan oleh exchange di aplikasi, yang menunjukkan urutan order yang ada di exchange saat ini berdasarkan harga dan jumlahnya. Ketika suatu order sudah terjadi akan keluar dari order book.

Manfaat order book adalah menunjukkan bagaimana pergerakkan harga di pasar dan kedalaman jumlah ordernya. Kalau ingin memasang harga, berapa yang pantas supaya order yang dipasang bisa tereksekusi, bisa merujuk pada informasi di order book.

4. Beli Jual

Proses pembelian Bitcoin cukup mudah. Dimulai dengan memilih pair yang ingin dijual belikan.

Buat ordernya dengan memasukkan harga dan jumlah Bitcoin yang hendak dibeli, lalu akan muncul jumlah rupiah yang dibutuhkan. Pilih jenis order, apakah taker atau maker.

Bisa pula membayar dengan aset kripto. Tinggal pilih pair yang sesuai.

Kalau taker, order akan langsung tereksekusi saat itu juga sesuai dengan harga pasar yang ada. Jumlah kepemilikan Bitcoin akan langsung terupdate dan jumlah deposit Rupiah berkurang sesuai dengan jumlah pembelian.

Kalau maker, order tidak langsung terjadi, menunggu sampai match di harga yang diinginkan. Sementara belum match, order akan menunggu di order book.

Satuan jumlah beli dan jual Bitcoin bisa sampai delapan digit di belakang koma, yaitu 0,00000001 BTC. Jadi, user  bisa bertransaksi dengan angka yang cukup kecil (seperti 0.4981537 BTC).

Itu sebabnya saya lihat beberapa exchange bisa menerima transaksi sampai sekecil Rp 30 ribu. Jumlah ini bisa dilakukan meskipun harga 1 bitcoin mencapai ratusan juta karena digit Bitcoin yang bisa dibeli sekecil sampai delapan digit dibelakang koma.

Proses penjualan Bitcoin sama seperti pembelian. Hanya sekarang, setelah eksekusi berhasil, deposit Rupiah bertambah dan kepemilikan Bitcoin berkurang. 

5. Withdraw

Uang Rupiah bisa ditarik dari Exchange ke rekening rupiah milik pengguna. Caranya cukup mudah, ajukan penarikan di aplikasi.

User bisa juga menarik bitcoin yang dimiliki di exchange. Tinggal memasukkan alamat wallet yang menjadi tujuan pengiriman bitcoin.

Dibutuhkan waktu beberapa menit sampai 1 x 24 jam untuk proses penarikan rupiah. Karena exchange menggunakan jaringan perbankan untuk mengirimkan uang, lama cepatnya ditentukan oleh proses di bank juga.

Penarikkan akan dikenakan biaya. Ada pula ketentuan soal minimum dan maksimum penarikan untuk rupiah maupun coin crypto.

Masing – masing exchange menetapkan kebijakan biaya penarikkan yang berbeda – beda. 

Untuk penarikan rupiah, ada yang menerapkan biaya berupa persentase dari jumlah penarikkan atau biaya flat berapapun jumlah penarikan dilakukan. Sementara, untuk penarikan aset crypto dikenakan biaya flat yang dibayar dari coin yang ditransfer.

7. Biaya

Exchange menerapkan sejumlah biaya dan fee dalam transaksi bitcoin, yaitu:

  • Jual Beli. Fee yang dihitung berdasarkan prosentase atas jumlah transaksi.
  • Penarikan. Fee untuk penarikkan uang ke rekening rupiah. Ada yang fee persentase, ada yang flat berapapun jumlah penarikkan
  • Deposit. Fee untuk deposit rupiah ke rekening exchange untuk bisa melakukan pembelian aset kripto.
  • Transfer. Aset kripto yang dimiliki bisa ditransfer ke exchange lain atau ke sesama anggota di exchange yang sama. 

8. Transfer Bitcoin

Aset kripto bisa ditransfer ke exchange lain atau bisa ke sesama anggota di satu exchange. Tinggal mengisi alamat wallet yang dituju untuk kirim keluar exchange atau menuliskan user ID untuk kirim ke dalam satu exchange.

Alamat wallet menjadi semacam no rekening kalau mentransfer uang.

Transaksi blockchain memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk Bitcoin, dan 5-10 menit untuk aset lainnya. Cukup cepat, mengingat transaksi dilakukan antar negara.

Setiap pengiriman aset kripto dapat dilakukan pengecekan dengan melihat block confirmation pada blockchain dan juga support chain nya. Setiap exchange memiliki batas minimum block confirmation yang berbeda untuk memvalidasi pengiriman aset kripto.

Untuk transaksi Bitcoin, pengecekan dilakukan di https://www.blockchain.com/id/explorer, Ethereum di https://etherscan.io, Bitcoin Cash di https://www.blockchain.com/id/explorer.

Berbeda dengan deposit yang bisanya tanpa biaya, penarikan bitcoin crypto akan dikenakan biaya. Dan ada ketentuan minimum dan maksimum penarikan dalam sehari untuk bitcoin crypto.

9. Wallet

Wallet adalah tempat menyimpan aset kripto. Sama dengan kita menyimpan uang di dompet.

Kita akan mendapatkan alamat wallet. Alamat ini digunakan untuk mengirimkan atau menerima aset kripto.

Kita bisa menyimpan aset kripto di exchange, dimana wallet akan dikelola oleh exchange, atau kita bisa memiliki wallet sendiri. Keamanan wallet harus dipastikan karena aset kita disimpan disana.

Semakin besar kepemilikan bitcoin atau aset kripto lain, maka soal wallet ini harus semakin diperhatikan. Kita ingin Bitcoin aman.

10. Keamanan

Exchange menerapkan 2FA ( Two Factor Authentication ) yang merupakan fitur keamanan online, dimana user akan melakukan verifikasi identitas sebanyak 2 kali. 

Ketika melakukan log in pada akun di Exchange, setelah memasukan user ID dan password, user akan diminta memasukan kode khusus yang dikirim melalui SMS atau menggunakan Google Authenticator di ponsel. 

Cara ini menjamin bahwa setiap transaksi divalidasi oleh pengguna akun sendiri. Tidak hanya harus tahu user ID dan password, tetapi juga punya akses ke ponsel, untuk bisa membuka akun.

11. Fitur Trading

Buat yang ingin fokus di trading, exchange menyediakan  berbagai fitur, yaitu:

  • Analisa chart untuk menganalisa harga secara teknikal, seperti histori transaksi (order dan trade).
  • Order Book yang menunjukkan posisi order yang ada saat ini. Informasi ini penting untuk menganalisa kemungkinan pergerakkan harga.
  • Stop Loss. Fitur cut-loss yang penting untuk mengelola resiko dari fluktuasi harga yang tajam
  • Short-Selling. Bisa melakukan short-sell ketika pasar sedang turun.
  • OCO, atau “One Cancels the Other” untuk menempatkan dua pesanan pada waktu yang sama, pesanan limit dan stop-limit, yang berguna untuk mengambil keuntungan dan meminimalkan potensi kerugian.

Resiko Investasi Bitcoin

Jelas resiko investasi Bitcoin tidak bisa dibilang kecil. 

Di setiap exchange pada bagian bawah situs, tertulis “Disclaimer: Perdagangan aset krypto memiliki peluang dan resiko yang tinggi. Pastikan Anda menggunakan pertimbangan yang matang dalam membuat keputusan jual dan beli aset Anda. Exchange tidak memaksakan pengguna untuk melakukan transaksi jual beli dan semua keputusan jual beli aset uang digital Anda adalah keputusan Anda sendiri dan tidak dipengaruhi oleh pihak manapun.”

1. Fluktuasi Harga

Fenomena kenaikan nilai tukar bitcoin yang terjadi begitu cepat sekaligus menunjukkan harga bitcoin bisa merosot dengan cepat pula. High Risk High Return adalah karakteristik cryptocurrency.

Fluktuasi harga di Bitcoin bisa tergolong ekstrem. Kenaikan, dan tentu saja penurunannya, luar biasa tajam.

Yang pernah main Bitcoin pernah bercerita bahwa dalam 1 bulan harga Bitcoin bisa melompat 10 x lipat. Itu artinya bisa turun 10 x lipat juga.

Berikut ini trend harga Bitcoin dalam setahun terakhir:

Trend harga Bitcoin Sangat Fluktuatif

2. Dibobol Hacked

Sistem blockchain-nya memang sangat aman dan transparan. Mekanisme peer to peer membuat proses kontrol di blockchain sangat solid.

Mekanisme keamanan Bitcoin adalah menggunakan public-key (ini adalah alamat di wallet – bisa dketahui umum) dan private-key (rahasia). Untuk bisa mengkontrolnya, orang harus punya kedua key ini, seperti no rekening dan PIN.

Masalahnya, ketika melakukan transaksi Bitcoin melalui Exchange, private-key tidak diberikan, namun dipegang oleh exchange. Nasabah hanya diberikan public-key.

Tetapi, yang justru rawan adalah banyak kasus exchange yang di hacked, khususnya di tahun 2019. Bisa dicek di internet soal kasus – kasus pembobolan exchange di berbagai negara.

Dan pembobolan tersebut tidak hanya terjadi di exchange kecil, tetapi exchange besar. Exchange yang sudah punya nilai transaksi jutaan dollar setiap harinya pun bisa kena serangan hacker dan mengalami kerugian yang tidak kecil.

Pembobolan ini yang tujuannya mengambil aset digital, dilakukan tidak hanya oleh orang luar tetapi juga orang dalam.

3. Regulasi

Peraturan soal cryptocurrency masih cukup baru di Indonesia. Meskipun peraturan ini memberikan legalitas yang solid buat perdagangan cryptocurrency di Indonesia, tetapi peraturan tersebut juga membuat sejumlah ketentuan yang bisa menimbulkan risiko bagi nasabah.

Salah satunya adalah ketentuan bahwa exchange bisa berstatus terdaftar sebagai ““Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”, lalu setelah itu maksimum 1 tahun mengajukan diri untuk menjadi “Pedagang Fisik Aset Kripto”. Pengajuan setelah 1 tahun ini bisa saja ditolak oleh Bappebti dan jika ditolak maka status terdaftarnya dicabut dan harus mengembalikkan atau mentransfer aset kripto anggota ke exchange lain.

Proses penutupan exchange setelah 1 tahun sejak terdaftar bisa menimbulkan kesulitan nasabah. Karena harus mengurus perpindahan aset dan memastikan bahwa exchange yang ditutup memenuhi kewajibannya.

Meskipun resiko cryptocurrency boleh dibilang tidak kecil, tetapi instrumen ini tetap menarik. Menjanjikan alternatif instrumen dengan return yang sangat menarik.

4. Modus Penipuan

Risiko penipuan investasi Bitcoin bukan isapan jempol belaka. Cukup banyak kasus penipuan mengatasnamakan Bitcoin. 

Ini terjadi karena popularitas Bitcoin semakin menanjak. Dan ini merupakan sebuah instrumen yang baru.

Satgas Waspada Investasi OJK mengatakan banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan popularitas Bitcoin. Modusnya, orang menawarkan investasi dengan imbal hasil tinggi tanpa resiko untuk mengelabui orang lain. 

Pihak Satgas telah menghentikan beberapa modus penipuan berkedok investasi di bidang cryptocurrency. 

Salah satu contohnya pada 2015 telah terjadi kasus penipuan oleh seorang warga Amerika Serikat bernama Trendon Shavers. Dia mendirikan perusahaan bursa Bitcoin bernama Bitcoin Saving. Shaver kemudian dinyatakan bersalah karena telah menipu dengan skema Ponzi senilai US$ 150 juta.

5. Lupa Password

Bagaimana kalau punya brankas di rumah untuk menyimpan benda berharga, lalu lupa kombinasi kuncinya ? Itu disaster ! Brankas tidak bisa dibuka.

Hal yang sama terjadi jika pemilik bitcoin kelupaan PIN/password wallet. Sama, tidak bisa membuka dan menjual Bitcoin karena di wallet tersebut tersimpan private-key yang digunakan untuk mengakses Bitcoin.

Apakah password/PIN yang kelupaan, tidak bisa direset, seperti di aplikasi online banking ?

Ini yang yang membedakan Bitcoin dengan rekening di perbankan atau PayPal. 

Desain Bitcoin dibuat sedemikian rupa sehingga hanya pemilik saja yang bisa tahu dan mengontrol password wallet serta private-key uang digital ini. Tujuannya supaya tidak ada orang lain, negara atau institusi, yang bisa membuka bitcoin, selain pemiliknya.

Kondisi ini berbeda dengan aplikasi mobile atau akun PayPal, yang mana jika user lupa maka password bisa di reset ulang dengan bantuan bank. Di Bitcoin sekali lupa, sudah gone. Tidak bisa reset ulang.

Pastikan menjaga private – key baik – baik, tidak hanya dari pencurian, tetapi juga jangan sampai lupa akan kombinasi PIN/password  wallet. Ingat baik – baik, jangan sampai lupa.

Ini masalah yang kelihatannya sederhana, tetapi punya implikasi yang serius. Koran ternama NYTimes pernah menulis berita soal orang – orang yang kehilangan jutaan dollar karena lupa PIN/password wallet mereka.

6. Salah Kirim Alamat Wallet

Sudah pernah lihat alamat wallet ?

Bentuknya alfanumeric yang cukup panjang dan unik. Sulit untuk diingat, berbeda dengan no rekening bank yang cukup singkat, sehingga mudah diingat.

Persoalanya, kalau salah alamat wallet, bitcoin bisa terkirim ke orang yang salah dan tidak bisa di recover lagi. Berbeda dengan salah transfer di bank, yang nasabah mungkin masih bisa minta bank untuk mengembalikkan dananya.

Di bitcoin, tidak ada perantara, seperti bank, sehingga setiap transaksi yang sudah terjadi tidak bisa dibatalkan atau dikembalikkan lagi. Salah tulis alamat wallet pasti akan terkirim ke orang yang salah dan tidak bisa diapa-apakan lagi.

Makanya, pastikan betul alamat wallet sudah ditulis dengan benar, sebelum melakukan pengiriman bitcoin.

Tips Mengelola Resiko

Tips Mengelola Resiko

Cara menghadapi resiko tersebut adalah dengan:

A. Diversifikasi Portfolio

Diversifikasi portofolio adalah langkah yang harus dilakukan. Ini sudah jadi patokan bahwa jangan menaruh semua uang di satu instrumen, apalagi yang resikonya sangat tinggi.

Bitcoin sangat menarik sebagai instrumen investasi. Return-nya tinggi, sangat likuid, mudah diperdagangkan dan sangat populer.

Tapi, resikonya juga sangat tinggi. Fluktuasi harga Bitcoin bisa sangat ekstrim.

Bentuk kehati – hatian kita adalah dengan tidak menaruh semua uang di Bitcoin. Taruh sebesar yang kita sanggup untuk kehilangan.

Istilahnya, taruh ‘uang dingin’ di Bitcoin. Siap untuk kehilangan uang ini.

B. Diversifikasi Exchange

Jual beli aset kripto tidak satu exchange, tetapi di beberapa untuk memastikan jika yang satu ada masalah, masih ada exchange yang lain.

Apalagi, ketika Bitcoin yang dimiliki disimpan di wallet milik Exchange. Kita harus betul – betul yakin akan sistem keamanan wallet milik exchange tersebut.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa exchange memegang private-key dari bitcoin dan aset kripto lainnya, yang dibeli lewat exchange tersebut. Dengan private-key tersebut, bitcoin bisa dikontrol.

Banyaknya kasus exchange yang kebobolan mengingatkan kita bahwa meskipun sudah banyak tindakan untuk menjaga keamanan exchange dari serangan hacker, tetapi tetap saja terjadi kasus – kasus pembobolan. Daftar exchange yang kebobolan tidak habis, dari 2011 sampai sekarang 2020, ada saja kejadiannya.

Idealnya, penyimpanan bitcoin di exchange hanya sementara dan bitcoin untuk selanjutnya harus disimpan sendiri dengan wallet yang dikontrol sendiri. Namun, penyimpanan wallet sendiri (tidak di exchange), tidak praktis karena:

  • Trading. Buat orang yang melakukan trading bitcoin atau kripto lainnya, tidak praktis kalau setiap kali harus bolak balik mengirim ke exchange, dan ada biayanya pula. Lebih mudah menyimpan di wallet pada exchange.
  • Mahal. Buat yang nilai investasi di Bitcoin kecil, punya wallet sendiri butuh biaya yang tidak kecil. Lebih murah taruh di exchange.

Lalu, bagaimana ?

Salah satu cara mengatasinya adalah menaruh investasi Bitcoin di beberapa exchange. Tidak terpatok di satu exchange semata.

Salah satu cara memilih exchange adalah melihat ranking bursa tersebut dari website coinmarketcap. Semakin tinggi rankingnya artinya semakin aktif pula exchange tersebut dan kemungkinan cashflow mereka bagus, sehingga jika terjadi masalah punya capital yang cukup untuk mengatasi masalah semacam peretasan/hacking.=

C. Pahami

Pelajari baik – baik cryptocurrency, khususnya soal cara kerja dan resiko yang mungkin timbul. Dengan memahaminya dengan baik, kita bisa mengukur apakah instrumen ini sesuai dengan selera risiko yang kita miliki atau tidak.

Salah satunya, yang penting adalah soal keamanan wallet. Tempat dimana pemilik menyimpan bitcoin.

Apa jenis wallet yang baik dengan kebutuhan kita. Itu perlu dipelajari dan diputuskan jenis wallet mana yang akan digunakan.

D. Terdaftar Resmi

Gunakan exchange yang sudah memiliki tanda terdaftar dari Bappebti. Mereka yang terdaftar ini jelas perusahaannya, punya modal yang cukup dan sudah diseleksi ketat.

Memang ada beberapa exchange Bitcoin terbesar di dunia yang tidak terdaftar di Bappebti. Bisa saja exchange luar negeri ini dipilih, tetapi harus dipastikan bahwa mereka punya izin regulator yang jelas.

E. Simpan Data Baik – Baik

Pemilik akan menyimpan bitcoin di wallet, baik yang di exchange atau di wallet milik sendiri. Di dalam wallet tersebut akan disimpan private – key untuk meng-unlock Bitcoin, yang tanpa itu Bitcoin useless.

Persoalan muncul ketika orang lupa password untuk masuk ke wallet. Ini biasanya terjadi ketika orang menyimpan wallet sendiri (tidak di exchange), yang banyak dilakukan saat nilai bitcoin sudah besar, dimana orang mau menyimpan sendiri karena dianggap lebih aman.

Orang menyimpan bitcoin di USB yang tidak terhubung ke jaringan internet, agar tidak bisa di hack. Tetapi, hal ini akan percuma, jika password USB, lupa.

Pastikan menyimpan password atau akses dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya supaya tidak di hack orang lain, tetapi supaya tidak lupa kombinasinya.

Banyak kejadian, private – key tidak hilang, aman sekali, tetapi pemiliknya lupa kombinasinya. Sama seperti punya brankas untuk menyimpan benda berharga, yang kombinasi kunci brankas lupa, sehingga tidak bisa dibuka.

Tips Memilih Exchange Bitcoin

Tips Memilih Exchange Bitcoin

Peran exchange atau broker dalam transaksi Bitcoin sangat penting. Aset bitcoin dan uang yang investor miliki disimpan di exchange tersebut.

Kalau di transaksi saham, uang dan saham disimpan terpisah di bank kustodian. Di bitcoin, peran kustodi tersebut dilakukan oleh exchange, yang akan menyimpan uang deposit dan bitcoin milik nasabah.

Bedanya lagi, di saham, uang nasabah disimpan secara terpisah di Rekening Dana Nasabah yang dibuat atas nama nasabah. Sementara, di perdagangan aset kripto, uang deposit dari nasabah disimpan di rekening atas nama perusahaan exchange

Disamping itu, di pasar modal sudah terdapat  Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) yang memberikan perlindungan terhadap aset investor. Di perdagangan bitcoin belum ada perlindungan investor semacam itu. 

Investor sepenuhnya mempercayakan uang dan koin-nya kepada exchange. Keamanan exchange menjadi sangat penting, diatas segala – galanya. 

Berikut ini daftar kejadian exchange yang kebobolan serta nilai kehilangan aset kripto di dunia.

20202019
Altsbit (Italy) kehilangan 6,929 BTC, 23,210 ETHUpbit (South Korea) kehilangan 342,000 ETH; 
VinDAX (Vietnam) $500,000 aset kripto; 
Bitpoint (Japan) 1,225 BTC, 11,169 ETH, 1,985 BCH, 5,108 LTC & over 28 million
XRPBitrue (Singapore) 9.3 Million XRP & 2.5 Million
ADAGateHub (UK)  23,200,000 XRPBifinance 7,000
BTCDragonEx (Singapore) $7 Juta senilai aset kripto;
Bithumb (Singapore) 3 Million EOS & 20 Million XRPCryptopia (NZ) 19,390 ETH

Penyebab kebobolan tersebut bermacam – macam. Bisa karena di hacked oleh pihak eksternal, tetapi bisa juga kejadian dicuri dari internal.

Bagaimana mengevaluasi tingkat keamanan dan security suatu exchange aset kripto ?

1. Legalitas

Saya lebih suka yang sudah teregulasi di Indonesia, dalam hal ini di bawah Bappebti. Alasannya simpel, kalau terjadi apa – apa, saya mudah untuk komplain ke kantornya. 

Berbeda misalnya kalau exchange di luar negeri, apalagi belum teregulasi resmi di otoritas Indonesia, yang jika terjadi sesuatu, saya akan sulit sekali melakukan komplain atau pengaduan.

Perusahaan yang resmi terdaftar di Bappebti juga paling tidak sudah memenuhi segala ketentuan yang ditetapkan regulator dan punya modal yang cukup. Peraturan Bappebti menetapkan bahwa modal minimum untuk perusahaan terdaftar sebagai pedagang aset kripto adalah Rp 100 Miliar dan untuk berizin Rp 1 Triliun.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, faktor utama buat exchange adalah soal safety, keamanan, mengingat banyaknya kejadian aset digital dibobol oleh hacker. Untuk membangun sistem keamanan yang solid butuh modal yang tidak kecil.

Akan sangat berbahaya jika perusahaan hanya punya modal terbatas, dimana kemampuan perusahaan membangun sistem keamanan yang solid secara berkelanjutan akan terbatas.

Contohnya, di luar negeri, beberapa exchange yang kebobolan siap mengganti kerugian konsumen yang aset kripto miliknya dicuri. Exchange ini punya modal yang kuat untuk bisa melakukan refund, di samping membangun sistem keamanan.

Sementara, perusahaan kecil dengan modal terbatas, biasanya tidak sanggup melakukan penggantian. Jangankan mengganti rugi, menciptakan infrastruktur keamanan yang kuat juga tidak mudah buat yang modalnya terbatas.

Dan perlu diingat juga bahwa saat ini di Indonesia belum ada asuransi atau dana perlindungan konsumen dalam perdagangan bitcoin. Jadi, jika terjadi pencurian aset kripto, nasabah hanya bisa tergantung pada perusahaan exchange sepenuhnya.

2. Verifikasi KYC

Pastikan bahwa xxchange melakukan proses verifikasi dan KYC yang ketat dan disiplin. Tujuannya untuk memastikan bahwa user atau investor yang masuk ke dalam exchange adalah pihak yang punya identitas jelas dan bisa dilacak jika terjadi sesuatu.

Disamping itu, proses KYC akan memastikan bahwa AML – Anti Money Laundering berjalan dengan baik. Penggunaan aset kripto untuk kepentingan cuci uang bisa diminimalisir.

3. Keamanan Akses

Penggunaan 2FA ( Two Factor Authentication ) untuk mengakses akun dimana user harus melakukan verifikasi identitas sebanyak 2 kali. Tidak hanya wajib tahu email dan password, tetapi akses di ponsel.

Cara ini memastikan bahwa setiap transaksi ditandatangani serta divalidasi oleh pemilik akun. 

Disamping itu, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana exchange mengelola wallet mereka. Wallet adalah ‘dompet’ tempat menyimpan aset kripto.

Ketika beli bitcoin, kita tentu saja tidak bisa membawa pulang fisik koin tersebut karena ini adalah aset digital. Tempat penyimpanannya adalah di wallet, yang bisa terdapat di exchange atau bisa dikelola sendiri.

Umumnya, investor ritel yang punya bitcoin dalam jumlah kecil, menyimpan di exchange. Mempercayakan aset kripto mereka ke exchange.

Keamanan exchange dalam menyimpan kripto menjadi sangat penting. Banyak kasus pembobolan, hacked, exchange bitcoin menunjukkan betapa krusialnya aspek security dan safety.

4. Popularitas Exchange

Salah satu cara melihat apakah exchange itu populer, banyak membernya atau tidak, adalah dengan melihat berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan. Data ini penting karena semakin banyak transaksinya, semakin likuid pasarnya, harga bisa semakin bersaing.

Persoalannya di Indonesia belum ada lembaga, yang menyediakan data statistik transaksi di setiap exchange tersebut. Datanya yang saat ini tersedia hanya dari luar, di situs coinmarketcap.com

Coinmarketcap ranks and scores exchanges based on traffic, liquidity, trading volumes, and confidence in the legitimacy of trading volumes reported.

Menurut CoinMarketCap, ranking exchange di Indonesia saat ini (Jan 2021) adalah: Indodax, Rekeningku, dan Luno.

5. Diversifikasi

Tidak bisa dijamin bahwa uang dan bitcoin yang disimpan di exchange akan aman 100%. Resiko, sekecil apapun, pasti ada. 

Apalagi aset kripto adalah sesuatu yang baru di dunia, apalagi di Indonesia. Celahnya selalu ada untuk pihak tidak bertanggung jawab melakukan upaya hacked.

Untuk mencegah itu, langkah preventif yang bisa kita lakukan sendiri adalah melakukan diversifikasi investasi. Tidak semua uang ditanamkan di aset kripto, semenarik apapun itu, tetapi hanya sebesar yang kita siap kehilangan.

Apa itu Bitcoin

Apa itu Bitcoin

Bitcoin adalah salah satu jenis cryptocurrency dan paling populer saat ini. Mata uang digital ini ramai diperdagangkan dan perkembangan harganya selalu jadi rujukan.

Namun, sebenarnya Bitcoin itu hanya salah satu jenis Cryptocurrency. Ada banyak Cryptocurrency yang lain, misalnya Ethereum, Ripple dan puluhan lainnya.

Pengertian Cryptocurrency

Kenapa disebut Cryptocurrency ?

Keunggulan Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya adalah menggunakan teknologi kriptografi dan blockchain untuk mengamankan dan memverifikasi setiap transaksi agar tidak ada pihak yang bisa melakukan double-spending (membelanjakan aset digital yang sama dua kali).

Teknologi blockchain memungkinkan Cryptocurrency untuk dikontrol dan diawasi secara terdesentralisasi. Cara pengawasan ini yang membedakan dengan mata uang biasa. 

Kalau di mata uang Rupiah, misalnya, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang berfungsi sebagai satu – satunya lembaga mengawasi peredaran Rupiah. Bank sentral di negara – negara lain juga menjalankan fungsi yang sama.

Di bitcoin, fungsi pengawasan tersebut dilakukan oleh komputer – komputer server di seluruh dunia, yang saling terhubung, makanya disebut ‘blockchain’. Semua server tersebut akan mencatat setiap transaksi bitcoin dalam ‘General Ledger’ atau buku besar, yang berisi catatan mutasi bitcoin.

Karena sifatnya yang terdesentralisasi, bitcoin tidak bisa dimanipulasi, misalnya untuk double-spending (sudah dipakai untuk dipakai lagi). Semuanya tercatat di server dan tercatatnya tidak di satu tempat.

Manfaat

Sifat desentralisasi ini membuat proses transfer atau tukar menukar bitcoin tidak perlu melewati perantara, seperti bank. Ketika terjadi transfer bitcoin, cukup update di jaringan blockchain dan itu sangat aman.

Dengan fitur semacam ini, cryptocurrency menjadi aset digital yang dapat digunakan untuk transaksi virtual berbasis jaringan internet. Aman, cepat dan biaya transfer hampir nol.

Masing-masing aset kripto dapat diperdagangkan & ditransaksikan secara global dan 24/7. Nilai tukar setiap aset ini ditentukan oleh penawaran (supply) & permintaan (demand) para pelaku pasar perdagangan.

Pada tahun 2008, Bitcoin lahir, tepat ketika krisis finansial global menghantam perekonomian dunia. Bitcoin yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto merupakan sebuah mata uang baru – tepatnya, mata uang crypto – yang terdesentralisasi. Artinya, tidak seperti mata uang yang kita biasa gunakan, Bitcoin tidak dikendalikan oleh siapapun, entah itu oleh pemerintah atau bahkan Satoshi Nakamoto sendiri.

Salah satu fitur penting adalah pasokan total Bitcoin dibatasi oleh kode protokol Bitcoin menjadi 21,000,000 BTC. Oleh karena itu, banyak investor membeli dan menyimpan Bitcoin secara jangka panjang karena mereka percaya nantinya Bitcoin akan menjadi langka seperti emas.

Pasokan total Bitcoin yang Terbatas, Membuat Bitcoin Menjadi Langka dan Mirip dengan Emas Digital.

Manfaat Bitcoin adalah:

  • Alat pembayaran. Bitcoin bisa digunakan untuk melakukan pembayaran, dan mengirim uang. Transaksi antar negara lebih mudah dan cepat dengan Bitcoin, ketimbang menggunakan kartu kredit dan transfer antar bank
  • Aman. Transaksi Bitcoin direkam di dalam blockchain; semacam buku besar yang mencatat seluruh transaksi.
  • Terbatas. Bitcoin hanya diproduksi sebanyak 21 juta unit. Jumlah yang tak berubah ini memastikan Bitcoin tetap bernilai. Dengan begini, seperti halnya emas, Bitcoin pada dasarnya langka.
  • Return sangat menjanjikan. Investasi Bitcoin senilai Rp 1 juta di 2013, jika ditukarkan sekarang di akhir 2020, nilainya setara dengan sebuah mobil baru. Nilai Bitcoin mengalami fluktuasi, tetapi trend-nya sejak awal nilai Bitcoin meningkat.

Bitcoin vs Emas

Untuk mudahnya, bayangkan  investasi di Bitcoin sama seperti dengan investasi emas. Jumlahnya terbatas, punya banyak manfaat dan perlahan harganya meningkat.

Bahkan dibandingkan emas, Bitcoin punya sejumlah keunggulan lain, yaitu:

Divisibility (Kemampuan Dipecah menjadi jumlah kecil): Andainya punya 1 batangan emas, lalu ingin membeli barang seharga 0,5 batang emas, mustahil, karena sangatlah sulit untuk membagi emas itu menjadi potongan kecil untuk melakukan transaksi. Namun, jika Anda memiliki 1 BTC, Anda dapat mengirim/mentransaksikan jumlah sekecil 0,00000001 BTC. Jadi, anda bisa bertransaksi dengan angka yang se-akurat anda inginkan (seperti 0.4981537 BTC).

Ease of Transaction (Kemudahan Transaksi): Emas lumayan berat secara fisik sehingga sulit dibawa kemana-mana, dan berbahaya untuk dibawa dalam jumlah besar. Berbeda dengan Bitcoin yang tidak memiliki berat fisik – asalkan ada internet, anda dapat mengirim Bitcoin ke siapa pun di dunia dalam jumlah berapapun dalam 10 menit.

Security of Storage (Keamanan Penyimpanan): Emas mudah dicuri, dan untuk menyimpan emas dalam jumlah besar dengan aman, Anda perlu mengeluarkan langkah-langkah pengamanan yang cukup besar (seperti brankas penyimpanan, kamera keamanan, dan lainnya). Namun, Anda dapat menyimpan Bitcoin dalam jumlah berapapun di aplikasi crypto terpercaya (seperti Pintu) atau *hardware wallet (*dompet perangkat keras) sekecil USB stick, seperti Ledger atau Trezor.

Network Effect & Price Appreciation (Efek Jaringan & Apresiasi Harga): Emas merupakan kelas aset yang sudah tua/lama, dan ruang untuk pertumbuhan harga terbatas. Sementara Bitcoin adalah kelas aset yang relatif lebih muda, dan karena ia hidup di internet. Bitcoin mendapat manfaat dari efek jaringan: semakin banyak orang menggunakan Bitcoin, semakin cepat nilai dan harga Bitcoin akan naik.

Regulasi Kripto di Indonesia

Regulasi Kripto di Indonesia

Kepastian hukum soal diperbolehkannya jual beli aset kripto adalah dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur soal ini oleh Menteri Perdagangan dan Bappebti. Regulasi cryptocurrency di Indonesia berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Peraturan jual beli bitcoin dan aset kripto diperbolehkan sebagai komoditas tertuang dalam 

  1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto dan 
  2. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka. Aturan ini ditandatangani pada 8 Februari 2019. 

Sesuai dengan peraturan Bappebti tersebut, jual beli Bitcoin dan mata uang digital lainnya legal di Indonesia. Orang boleh melakukan jual beli melalui pedagang aset kripto.

Bitcoin dan aset kripto lainnya juga diawasi secara ketat oleh Bank Indonesia dan OJK, yang melarang Bitcoin dan mata uang digital lainnya sebagai bentuk pembayaran karena bukan berasal dari industri keuangan.

Bagian penting dalam Peraturan Bappebti adalah soal exchange, tempat dimana investor saat ini melakukan jual, beli, simpan (rupiah atau coin) dan transfer aset kripto. Keamanan dan regulasi exchange menjadi hal yang sangat penting buat investor.

Peraturan Bappebti menetapkan bahwa:

Pertama, Pedagang Fisik Aset Kripto adalah pihak yang telah memperoleh persetujuan dari Kepala Bappebti untuk melakukan transaksi Aset Kripto baik atas nama diri sendiri, dan/atau memfasilitasi transaksi Pelanggan Aset Kripto.

Pedagang Fisik Aset Kripto adalah exchange yang saat ini digunakan investor untuk melakukan jual beli aset kripto.

Kedua, exchange harus mengajukan pendaftaran ke Bappebti sebagai “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”, dengan memenuhi ketentuan: 

  • menyetor modal awal sebesar Rp 100 miliar 
  • mempertahankan saldo modal akhir sebesar Rp 80 miliar. 
  • memberikan dokumen yang diperlukan, 
  • memberikan akses sistem kepada BAPPEBTI (read only), serta 
  • menyampaikan laporan berkala atas pelaksanaan perdagangan aset kripto.

Bappebti sudah mengeluarkan tanda terdaftar ke 13 perusahan sebagai “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto”. Sebaiknya transaksi aset kripto di Indonesia dilakukan hanya di 13 perusahaan yang sudah teregulasi ini.

Ketiga, Bappebti memberikan waktu maksimum 1 tahun sejak tanda daftar diberikan kepada setiap perusahaan “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto” untuk menjadi “Pedagang Fisik Aset Kripto”, dengan memenuhi sejumlah persyaratan.

Salah satu persyaratan menjadi “ Pedagang Fisik Aset Kripto” adalah modal harus meningkat menjadi Rp 1 Triliun dari sebelumnya Rp 100 Miliar. Terjadi peningkatan 10x lipat dalam hal modal.

Keempat, jika dalam waktu 1 tahun, “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto” gagal memenuhi ketentuan dari Bappebti, maka perusahaan yang gagal tersebut harus dibubarkan dan asetnya dialihkan ke perusahaan lain.

Berikut kutipan dari Peraturan Bappebti “Calon Pedagang Fisik Aset Kripto yang dibatalkan pendaftarannya wajib:

  1. mengalihkan Pelanggan Aset Kripto, dana, dan Aset Kripto milik Pelanggan Aset Kripto kepada calon Pedagang Fisik Aset Kripto yang telah memperoleh tanda daftar atau Pedagang Fisik Aset Kripto yang telah memperoleh persetujuan; atau 
  2. mengembalikan dana dan/atau menyerahkan Aset Kripto milik Pelanggan Aset Kripto yang dikelolanya, dan dilarang menerima Pelanggan Aset Kripto yang baru.”

Dari peraturan Bappebti ini, investor bisa melihat bahwa saat ini semua pedagang aset kripto yang sudah terdaftar masih berstatus ‘Calon Pedagang’. Masih harus dilihat 1 tahun lagi, apakah perusahaan – perusahaan ini bisa lolos menjadi ‘Pedagang Aset Kripto’.

Kesimpulan

Bitcoin adalah jenis investasi yang sangat menarik, terutama dari segi return. Cryptocurrency ini punya banyak manfaat yang membuat harganya melambung tinggi dalam waktu singkat.

Namun, resikonya juga tidak kecil, harga bisa berfluktuasi 10x lipat dalam 1 bulan. Apalagi, karena masih belum mature, banyak sekali pro-kontra soal instrumen ini.

The post Cara Investasi Jual Beli Bitcoin Kripto (Aman, Murah) Buat Pemula appeared first on Pinjaman Online, Investasi, Keuangan, Asuransi | Duwitmu.



This post first appeared on Rencana Keuangan, Investasi, Reksadana Dan Asurans, please read the originial post: here

Share the post

Cara Investasi Jual Beli Bitcoin Kripto (Aman, Murah) Buat Pemula

×

Subscribe to Rencana Keuangan, Investasi, Reksadana Dan Asurans

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×