Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Lankien

di postingan beberapa waktu lalu saya mengatakan akan bercerita mengenai pekerjaan saya di LSM paling awesome se-dunia. ini salah satu ceritanya.

so, it was tuesday, can't remember the date but it was Otober 2013, that i got the email from HK saying that i'm going to South Sudan. seneng. girang. deg2an. semua bercampur jadi satu.

apalagi waktu lanjutan email itu menyatakan kalo saya bakal berangkat hari sabtu nya. and so i had a lot of things to prepare. penugasan saya ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya saya ditugaskan di Karachi, Pakistan. Di South Sudan (SS), saya akan ditugaskan di Lankien Project sebagai Kala Azar MD. At first, saya ragu, karena seumur-umur menjadi dokter saya belum pernah menjumpai atau merawat pasien dengan Kala Azar. saya hanya pernah mendengar sekilas waktu kuliah parasitologi di fakultas kedokteran dulu dan melihat preparatnya waktu praktikum. So, mixed feelings.

3 hari sebelum keberangkatan saya mendapat email dari Medical Team Leader di Lankien yang meminta kesediaan saya untuk mengisi posisi HIV/TB MD karena posisi tersebut sedang kosong saat itu. Well, I already agreed to go, so saya iya-in aja waktu itu.

SS is the youngest nation on the planet, merdeka dari Sudan tahun 2011 dan langsung masuk ke perang saudara tahun 2013 membuat pembangunan mereka berhenti sebelum berjalan. No infrastructure, low quality of human resources and poor quality of health menjadikan negara ini salah satu negara dengan misi MSF terbesar.

And so, I departed from jkt on saturday evening, transit di dubai untuk kemudian dipindahkan ke terminal yang jauh lebih kecil (yang mungkin jarang diekspos) untuk kemudian menumpang pesawat ke Juba, ibukota South Sudan. Arrived in Juba on sunday afternoon dan turun ke lapangan udara yang penuh dengan pesawat pengangkut yang maha besar yang mengingatkan saya akan pesawat pengangkut Antonov di film 2012. pesawat2 ini kebanyakan milik UN Agency ataupun ICRC yang datang membawa berbagai macam bantuan: obat, bahan makanan, selimut hingga kelambu. Begitu turun dari pesawat kami digiring menuju 2 tenda Red Cross untuk mengikuti screening EBV yang saat itu sedang mewabah di Afrika Barat.

Keluar dari situ menuju semacam terminal building untuk mengantri di imigrasi. Di sini agak riweuh karena ada beberapa loket berbeda yang peruntukannya kurang jelas: South Sudanese? Foreign Nationals? Other African Countries? Yang jelas saya punya entry permit yang harus 'ditukar' lagi dengan visa dengan membayar 100 dolar amerika.


entry permit to South Sudan

di loket paling kanan, tempat saya mengantri, berbatasan langsung dengan tempat tunggu penjemput. and I saw my pickup-per (penjemput!) I know it karena dia memegang papan dengan logo MSF dan nama saya di bawahnya (of course the guy was wearing MSF t-shirt). begitu sampai di depan loket, saya diberi tahu untuk pergi ke loket paling kiri.  -__- 
saya ke sana. membayar 100 dolar lalu kembali ke loket paling kanan dan menunggu paspor dengan visa di dalamnya. finished. now, mengambil bagasi. ternyata carrier saya sudah tergeletak di ujung scanner bersama tas2 lain. dengan setengah bahasa inggris-setengah bahasa isyarat saya menunjuk tas saya ke ibu-ibu yang berdiri di dekatnya. apparently she's some kind of human detector karena setelahnya dia meminta saya membongkar tas dan mengecek isinya. ketika akhirnya dia selesai, saya dengan cepat memasukkan isi tas ke dalam dan cabut bersama driver yang dari tadi sudah menunggu. di dalam mobil, si driver mengangsurkan sebuah amplop kepada saya. di dalamnya terdapat hp berikut sepotong surat dari HRD mengenai penggunaan hp dan kamar untuk saya tempati and then we're off to the expat compound. It was quite a long journey, so it didn't take long time for me to doze off. esoknya, senin saya mendapatkan jadwal briefing dengan beberapa orang, lunch, mendapatkan tiket untuk berangkat ke Lankien besok paginya. apparently, i'm on the same flight dengan beberapa orang staf yang baru kembali dari liburan mereka. nice. :)

Saya menumpang helikopter Antonov milik WFP yang ukurannya cukup besar.



WFP Antonov

landed at Lankien, greeted by the MTL (both old and new one) dan berjalan kaki ke expat compound.

And so Lankien adalah sebuah town ato paling enggak sebuah desa lah di Nyirol County, Jonglei State, Sudan Selatan. kalo dilihat dari udara aslinya in the middle of nowhere. pernah nonton The Gods Must Be Crazy kan? Nah di situ Afrika digambarkan sebagai endless sabana-stepa. Nah, Lankien tiba2 muncul di antara ke-semi-rimbunan sabana-stepa tersebut.

the compound (hospital and living) terletak pas di sebelah airstrip. ato airstrip yang terletak di sebelah compound. entah mana yang duluan. yang jelas, baru kali ini turun dari pesawat (ato heli) tinggal jalan kaki sampe deh ke tempat tinggal. compound terdiri dari living compound yang terbagi 2 jadi expat compound, inpat compound serta hospital compound yang letaknya sebelah living compound. office terletak di area expat compound. expat compound terdiri dari puluhan ya tukul atau mud hut tradisional afrika, 3 tenda besar yang dibongkar pasang tergantung kebutuhan, dapur, 2 meeting tukuls, bunker, 2 kamar mandi, 2 toilet duduk dan 1 toilet jongkok, serta 1 tempat cuci baju.
 

 

Lankien PHCC ini konon sudah berdiri sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. tentu saja keadaannya tidak selalu sama. pada awalnya hanya berupa klinik dengan fasilitas terbatas namun sejak beberapa tahun yang lalu (mungkin sejak sekitar awal tahun 2000an) berkembang menjadi rumah sakit. setelah menjadi rumah sakit pun keadaannya berubah.pada tahun 2013 ketika pecah pemberontakan antara suku Nuer dengan pihak pemerintah, Lankien PHCC menambah fasilitas ruang operasi dan bangsal bedah untuk menangani para korban perang. sementara pada 2014 terjadi outbreak Kala Azar sehingga 'dibuka' satu bangsal besar lagi untuk pasien KA namely Big Tent, and that's why I was there for. Untuk KA sendiri bakalan dibahas terpisah ya. satu hal yang pasti, this chronic parasitic disease is killing many people in the country sehingga penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan banyak nyawa.

dengan bertambahnya services yang diberikan plus adanya outbreak, maka anggota tim bertambah dong. yup! at one point ada beberapa staf yang tidur di bunker karena gak kebagian tukul dan tenda. ada lagi yang tidur di office yang terbuat dari kontainer. yang menakjubkannya, gesekan atau friksi yang terjadi hampir tidak ada. we all got along just fine.

i guess that's all for now. tunggu cerita berikutnya ya! :)



SS 21/12/2014


This post first appeared on My Side Of Story REVIVED, please read the originial post: here

Subscribe to My Side Of Story Revived

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×