Sepatah kata yang kini tertulis
sekadar tuangan di penghujung hari
lukisan yang tanpa sketsa,
berserak tanpa arah
s'perti dia yang gundah.
Satu baris lalu terhapus,
dan dua tiga terbasuh,
hingga tercipta satu cerita
meski tanpa alur, diabseni latar.
Masih juga dia, dirundung resah.
Coba dengar di gendang telinga
detak jarum jam kian nalar
kar'na sepi makin menggagah
di atas pendar-pendar yang lemah.
Sunyi, larut perlahan dalam malam.
Mungkin sudah saatnya
telan saja rasa yang ada, akhiri gelisah,
demi tak berjumpa
barang sejumput alasan
Tak mengerti apa, tak paham mengapa.
Mari lekas saja kita
menutup mata,
membunuh lelah,
lekas terlelap.