Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Book Review : Yuki no Hana by Primadonna Angela

Tags: hana taka
Book Review Yuki no Hana by Primadonna Angela

Judul Buku : Yuki no Hana Salju tak mampu membekukan hatiku
Penulis : Primadonna Angela
Penyunting : Ida Wajdi, Jason Abdul
Perancang sampul : Fahmi Ilmansyah
Penggambar Ilustrasi : Yulianto Qin
Penerbit : teen@noura
Cetakan I, Februari 2014
Jumlah halaman : 256 ; 13x19 cm
ISBN 978-602-1606-72-8

Sampul Depan Yuki no Hana

Blurb

Yuki Matsuri- Festival Salju Sapporo.

Itulah saat patung-patung es berbagai bentuk-dari
legenda rakyat sampai karakter anime- diciptakan untuk
lampu warna-warni berpendar, menghangatkan hati.

Di sanalah kenangan pertama Hana bersama Taka, cowok
baik hati yang menghiburnya saat sedih. Hana masih ingat
dinginnya salju dan hangatnya tangan cowok itu. Hana
ingin kembali ke sana untuk menemuinya. Dia tidak ingin
kehilangan kesempatan mengungkapkan isi hatinya lagi.

Sayangnya, impian itu perlu perjuangan. Hana harus
melewati banyak hal demi bertemu Taka lagi. Yang paling 
parah, dia harus dijemput Sho yang menyebalkan. Namun,
Hana tidak mengerti, entah kenapa dia merasakan sesuatu 
yang aneh pada hatinya karena Sho. Dia khawatir, festival
salju ini akan terasa lebih dingin, membuatnya ragu
menetapkan hatinya.

Sampul Belakang Yuki no Hana

Apa yang aku pikirkan?
Hmm... ini novel remaja. Mengingatkan kembali, ini novel remaja. Yang mana memiliki dunia sederhana. Berkisah tentang Hana dan dua kakak beradik - Taka dan Sho. Dan kehidupan keluarga mereka. 

Hana sudah lulus SMA, lalu setelah menabung bertahun-tahun akhirnya uangnya mencukupi untuk pergi ke Sapporo, melihat lagi Yuki Matsuri atau Festival Salju Sapporo. Selain itu, ia sudah berjanji akan kembali ke tempat itu sepuluh tahun yang lalu pada seorang anak laki-laki yang membantunya saat ia tersesat di sana, mereka pertama kali bertemu disini.

Sho itu sangat perasa, mengingatkanku pada seseorang XD apalagi saat hingga ke tengah cerita, aku berpikir ia adalah gambaran laki-laki Jepang yang kaku dan dingin pada umumnya hehehe =,= Berbeda dengan Taka, ia humoris sekali. Jika aku sedang membaca bagian Sho, aku banyak belajar darinya. Tapi jika membaca bagian Taka, aku ingin tertawa karena sikapnya yang aneh (bagiku) atau terlalu forward-nya dia ke Hana XD Karena sikapnya yang terlalu seperti itu pada Hana aku jadi sering tertawa dalam hati membaca ketidaknyamanan Hana, bagaimana ya, situasinya yang membuatku tertawa. 

Saat aku membaca hingga mungkin perkiraan empat puluh persen, yang mana bagian Hana di Indonesia dan segala dramanya dia. Percaya padaku, dia sangat penuh drama, lika-liku, rintangan, batu yang mengganjal, penderitaan, konflik dengan ayah dan ibunya, ...Aku sedikit berempati, tapi kenapa juga harus semenyedihkan begitu TT dan salut pada Hana sih ...Dan setelah itu, Sho masuk ke cerita. YANG SANGAT TIDAK TERDUGA. Aku juga bertanya-tanya, siapa Sho.
Aku menikmati membaca bagian Sho menemani perjalanan Hana dari Tokyo sampai Sapporo.

Ilustrasi Hana di Yuki Matsuri

Sampai di tengah buku, ada ilustrasi ini. Ilustrasi berada di depan judul Irasshaimase atau Selamat datang dalam bahasa Indonesianya dan di belakang judul Sapporo Saishuutekini (Sapporo, Akhirnya). YANG AKU SANGAT HISTERIS DALAM HATI. APA tiba-tiba Taka melamar Hana. m e l a m a r. Padahal Hana baru sampai di Sapporo XD Dan mereka sedang ada di taman Odori melihat Japanese Self Defense Force sedang membuat pahatan es. Hana baru berumur tujuh belas tahun beberapa bulan saja ya ampun, dan ini adalah pertemua pertama mereka setelah hampir sepuluh tahun tidak bertemu. Makanya aku sampai tertawa dan kaget dengan tindakan Taka XD. Cerita yang tadinya amleng jadi meledak XD

Aku suka dengan penjabaran tempat-tempat di Jepang, tulisan Jepang, istilah-istilah Jepang. Karena penulis Primadonna Angela pernah tinggal di Jepang yah -_- Tapi untuk istilah-istilah Jepang tidak diberi catatan kaki, hingga saat ini pun aku belum mencari di google dan belum tahu artinya XD Banyak istilah Jepangnya

Karena aku sudah lama tidak membaca buku tema fiksi remaja, buku ini segar sekali. Dengan kekonyolannya dan sikap remaja yang rasional. Tidak melulu cinta. Apa? Cinta. Bukan cinta monyet juga karena hmmm... pokoknya bukanlah. Hana berpikir rasional tentang segala hal.

Ada bagian dialog yang aku suka. Tapi aku singkat saja ya.
"Ceritakan padaku," ...p184
"Mungkin agak panjang," ..p185
"Aku punya waktu seharian." ..p185

Itu percakapan Sho dan Hana. Sho itu sosok yang dewasa. Hana itu wanita cantik yang tangguh. Pokoknya lah, kalau bagian Taka dan Hana, Taka sukanya memuji-muji Hana dan suka membanggakannya, memepelakukannya seperti putri, memberinya barang-barang mewah ...dan jenaka. Ia memang seperti itu. Tapi Taka tidak sombong (maybe). Hana tetap saja mengunjungi Yuki Matsuri dengan Taka ! Bukan Sho XD 

Jika aku menyukai Sho karena karakternya yang muncul dalam deskripsi yang banyak pada saat ia menemani Hana dari Tokyo hingga Sapporo. Maka, aku menyukai Taka saat ia menemani sebagian besar hari Hana di Sapporo. Ia mendapat deskripsi yang banyak di bagian-bagian ini. Taka sebenarnya laki-laki yang mungkin lebih mudah disukai oleh orang banyak, dibanding Sho. Hanya, bagi Hana di cerita ini memang Sho yang lebih cocok untuknya.

Dan drama-drama yang aneh dan menurutku terlalu banyak, akan membumbui cerita ini. Kisah ini banyak sekali menyinggung Jepang dan budaya-budanya. Jika kalian menyukai Jepang, pasti relatable banget bukunya. Penulis yang memahami Jepang juga membuat cerita lebih nyata tentang Jepangnya. 



Bukunya apik. Dan banyak kata-kata yang bisa dikutip dari setiap bab baru. Awalnya aku enggan sekali membaca buku ini. Padahal bukunya tipis, menarik, tapi minat sedang tidak ada T,T tapi setelah memulainya, mudah di rampungkan XD Gomen nasai ya ... 

Yang kurang dari buku ini mungkin kedalaman emosi. Setelah setiap peristiwa, emosi orang sekitar atau emosi dari Taka, Hana, maupun Sho sebagai tokoh utama hanya desikit yang diperlihatkan. Misal setelah Taka melamar Hana, kenapa Taka lempeng dan lapang saja dengan semua perkataannya maupun terhadap reaksi Hana. Entahlah, Emosi Taka menurutku sedikit aneh. Kurasa, buku ini menyenangkan untuk dibaca. Akhir ceritanya bagus. Meskipun bagiku aneh, tapi jika sudah membaca buku ini tak ada salahnya membaca hingga selesai :) Happy reading ~


This post first appeared on Words Post, please read the originial post: here

Share the post

Book Review : Yuki no Hana by Primadonna Angela

×

Subscribe to Words Post

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×