Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Terbawa, bernostal-gila

Tags: tak ada lagi

Masih dengan kaki yang sama, dengan jiwa yang sama aku menapaki hari – hari di pulau yang asing ini. Berlahan mencoba menerka setiap peristiwa, menikmati rasa yang coba menyapa.

Iya, disini aku berada, disini aku bangun kembali setelah tidur panjang dengan kenyamanan semu. Jogja sudah memberiku banyak sekali bekal, menawanku dengan keindahannya. Tapi, mungkinkah semu untuk saat ini? Mungkinkah jogja hanya menghipnotisku? Atau, aku saja yang selama ini pura – pura tertidur!? Ah, diantara sadar dan tidak sadar…. Diantara bersyukur dan bergumam. Semuanya sudah aku lalui dengan selaksa rasa.

Jejakku terhapus samudra raya, terhempas gulungan ombak yang senantiasa menawarkan keangkuhan. Keangkuhan yang lembut, gemericik yang menggulung, gulungan yang menafikan alam raya.

Semuanya sudah tergariskan, terlukis dalam gurat hidup yang tak semestinya dipungkiri. Biarkan berlalu, menghapus dusta dan nafsu, menghempas rasa dan suka cita. Mengubur cinta dan keangkuhan.

Jejakku tak kentara lagi, tak berbentuk seperti gulungan ombak disana. Jauh terhempas bersama tingginya gelombang samudra raya.

Ah, kotaku sekarang mungil, berotasi bersama pagi yang menjemput pagi kembali. Mengubur petang bersama petang. Berlalu dan berjalan selalu, tak seperti waktuku yang dulu.

Tak ada lagi noda, Tak Ada Lagi lenguhan nafsu dipetang dan menjelang pagi. Tak ada, ya…tak ada lagi. Indah, dan indah dengan sendirinya. Bebas dan bebas sebebas bebasnya.


Mmmmm, alunan lagu Katon Bagaskara dan Doel Sumbang membuatku terbuai dengan nostal-gila… yogyakarta… kota yang selalu tersenyum ditengah pengapnya suasana…




This post first appeared on Celah Rasa, please read the originial post: here

Share the post

Terbawa, bernostal-gila

×

Subscribe to Celah Rasa

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×