Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Selamat Hari Anak Nasional

Arie Hanggara meregang nyawa. Tepat 8 November 1984 publik tanah air geger. Di tangan orang tuanya, bocah 8 tahun itu tak berdaya. Empat hari dia menerima siksaan. Pukulan, tamparan, dan benturan, jadi makanan sehari-hari putra pasangan Tino Ridwan-Santi binti Cecep. Empat hari, Arie berbalut duka hingga akhirnya tewas 8 November.

Kematian Arie menarik perhatian masyarakat tanah air. Setahun kemudian, pada 1985, kisah kekerasan terhadap anak itu difilmkan. Sutradara Frank Rorimpandey sukses menelurkan film yang menguras air mata penonton saat itu. Memerankan tokoh Tino Ridwan, Deddy Mizwar pun meraih penghargaan pada Festival Film Indonesia 1986.

Tulisan ini bukan bicara tentang film Arie Hanggara yang cukup fenomenal pada 1985. Bukan pula menyoal kepiawaian aktor watak Deddy Mizwar menjiwai peran. Tepat 29 tahun lalu, sosok kedua orang tua Arie Hanggara, muncul jadi pelopor child abuse. Anak yang seharusnya disayang dan dididik, malah jadi bulan-bulanan orang tua.

Entah ada hubungannya atau tidak dengan kekerasan yang dialami Arie Hanggara, sejak 1986 Indonesia memperingati Hari Anak Nasional setiap 23 Juli. Memang, sejarahnya sendiri berawal dari almarhum Presiden Soeharto yang menggulirkan Keputusan Presiden RI No 44 tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional. Saat itu Soeharto melihat anak-anak sebagai aset bangsa.

Sejak kasus Arie Hanggara mencuat, kekerasan terhadap anak rupanya tak kunjung surut. Dari tahun ke tahun, korban-korban berjatuhan. Anak-anak kerap tak berdaya menerima siksaan dari orang tua baik fisik, mental, dan seksual.

Di Kabupaten Sukabumi, sepanjang 2013, ada 17 kasus kekerasan seksual dialami anak-anak. Jumlah itu lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Parahnya, kasus kekerasan seksual ini meningkat lantaran anak-anak makin mudah mendapatkan informasi negatif dari perangkat handphone (HP) maupun internet.

Kabupaten Bandung idem ditto. Meski tak memiliki data pasti, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sahabat Remaja dan Anak (SAHARA) Indonesia Kabupaten Bandung menyebut kekerasan terhadap anak terus terjadi. Belum lagi eksploitasi terhadap anak dengan cara perdagangan orang alias human trafficking.

Memperingati Hari Anak Nasional, saya teringat sosok bocah 8 tahun bernama Gisavo Lembayung Lelaki Akbar. Dia pandai bermain biola. Pandai pula menyanyi. Bahkan kini, siswa kelas IV SDN Karang Pawulang itu juga sedang mempelajari drum dan gitar. Keingintahuannya tinggi. Dia tak akan pernah berhenti bertanya, jika belum mendapat jawaban memuaskan.

Dia anak saya. Satu-satunya anak saya. Buat dia, saya ingin mengucapkan selamat Hari Anak Nasional. Ini hari istimewamu nak. Hari bagi seluruh anak-anak di Indonesia. Semoga tak pernah ada kekerasan di antara kita. Selamat Hari Anak Nasional.


This post first appeared on Kabar Matahari, please read the originial post: here

Share the post

Selamat Hari Anak Nasional

×

Subscribe to Kabar Matahari

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×