Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Kewargaan Pascakolonial di Indonesia: Sebuah Sejarah Populer – Gerry van Klinken *Buku ini diawali dari cerita kematian Jan Djong yang terbunuh dalam gelombang pembunuhan Maumere ‘1965-1966’





Kewargaan pascakolonial di Indonesia meneliti sejarah pembentukan negara di Indonesia pascakolonial. Buku ini berawal dengan cerita kematian Jan Djong, seorang aktivis dan mantan kepala desa dekat kota kecil Maumere. Selanjutnya ia memandang perdebatan masa kini tentang kewargaan di dunia pascakolonial dari perspektif sejarah.

Kewargaan pernah disebut “prinsip dasar organisasi hubungan antara negara dengan masyarakat di negara-negara modern.” Kini, proses demokratisasi bersifat lebih intensif di dunia non-Barat yang pascakolonial daripada di Barat. Namun kewargaan yang dianggap “nyata” tampaknya jarang ditemukan di sini. Buku pegangan umumnya menganggap warga yang nyata adalah individu yang meng-klaim haknya, yang bersifat otonom, dan individualistik. Justru warga semacam ini jarang ada di dunia pascakolonial.

Sambil merenungkan satu cerita yang konkret, studi ini mengangkat dilema-dilema inti yang menghadapi studi kewargaan di dunia pascakolonial. Ia menantang etnosentrisme yang masih kuat di bidang studi kewargaan pada umumnya, yang menganggap sah hanya model kewargaan yang ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat. Pada saat yang sama, buku dengan enam bab ini menghadapi secara jujur persoalan kerapuhan institusional, kekerasan politik, di samping soal legitimasi dan aspirasi kemerdekaan yang hidup dalam budaya-budaya non-Barat.

simak jendela buku http://obor.or.id/

The book begins with the story of Jan Djong, the son of a former village head and farmer in a village called Hewokloang in south-east of Maumere, East Nusa Tenggara. Djong’s story begins with his gruesome death in 1966. After being detained in early that year, he was beaten, paraded around town, urinated on, killed without trial, and buried in the bank of the river outside the jail. Earlier events provided a completely different picture of Jan Djong. In 1953, he became the man behind the first demonstration in Maumere, consisting of subsistence farmers, who publicly stated their resentment against the Rajas (local rulers). “Where there is a raja = there is colonialism”, read one of the signs made of coconut-leaf mats and painted with whitewash. During that year, Djong was a local figure of the anti-feudalism and anti-colonialism movement in the new Republic of Indonesia. It is very peculiar, and heart-breaking, to see this man being transformed from an anti-colonial agitator in early independence Indonesia to a victim of nationwide mass murder in the anti communist violence of 1965–1966. But it revolves around exactly the main question that Gerry Van Klinken intends to raise: why did Indonesia as a nation move so precipitately from high hopes to mass murder? (p. 4). The answer lies in the analysis of citizenship, which van Klinken aptly and critically introduced to his readers through Djong’s story.

selengkapnya

Postcolonial Citizenship in Provincial Indonesia, by Gerry Van Klinken

review by Grace Leksana

In: Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia



Diskusi Buku “Kewargaan Pascakolonial di Indonesia: Sebuah Sejarah Populer”

PEMBUNUHAN DI MAUMERE : Kewarganegaraan Pascapenjajahan – Gerry van Klinken ejurnal.stfkledalero



Yayasan Pustaka Obor Indonesia mengadakan launching & diskusi buku Kewargaan Pascakolonial di Indonesia Narasumber : – Gerry van Klinken (penulis buku) – Wasisto Raharjo Jati (pembahas)

unduh ebook 

Making of middle Indonesia: middle classes in Kupang Town, 1930s-1980s – Gerry van Klinken

 Bab 9. The Making of Middle Indonesia (1962–1965) hal 209-228

Bab 10 A Killing Town (1965–1967) hal 229 -254 

simak pula

Sang Pembaharu Jan Djong, Camat Kewapantai dan Mantan Anggota DPRD itu, Tewas TerbunuSetelah Dianiaya dan Diarak Keliling Kota *Pembantaian di Maumere 1966

 

Simak 1800 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966


Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)



Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo) 




This post first appeared on Lentera Di Atas Bukit, please read the originial post: here

Share the post

Kewargaan Pascakolonial di Indonesia: Sebuah Sejarah Populer – Gerry van Klinken *Buku ini diawali dari cerita kematian Jan Djong yang terbunuh dalam gelombang pembunuhan Maumere ‘1965-1966’

×

Subscribe to Lentera Di Atas Bukit

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×