Sejarah Kelam Masa Lalu datang menyergap Dari 1965 hingga 1998, menghantui, melumpuhkan juga luka dan nyeri dari hari ke hari, detik ke detik sang ibunda terkasih Sipon dan sang kakak Wani atas kehilangan sang suami dan ayah tercinta (Wiji Thukul), lalu pergulatan Fajar Merah sendiri, trauma, ‘kegilaan’ dan jalan untuk lahir kembali dan bahagia. Menyerukan cinta, nurani dan kemanusiaan
(disarikan dan disimpulkan dari perbincangan dengan Fajar Merah di Beranda Rakyat Garuda.)
“bercerita tentang tragedi kelam masa lalu yang dampaknya masih terasa sampai hari ini.
Akibatnya kebencian mewabah, menjajah jiwa manusia dalam dendam, dan geram. Akhirnya mereka “Lupa Bahagia”
disalin dari Band Merah Bercerita Rilis Single “Lupa Bahagia” *dari album “Nyanyian Sukma Lara- Ahmad Fauna
simak pula single Fajar Merah
satu persembahan untuk bapak juga ibu.
akan ‘ku peluk kalian sekuat cintaku!’
Aku mendengar cerita dari orang-orang tua
Cerita tentang masa jauh sebelumku ada
Dibawanya aku mengarungi waktu
Maju ke belakang
Menengok lagi yang selama ini adanya remang-remang
Sebuah peradaban hitam kelam
Berantakan
Dimana pembenaran adalah kebenaran
dipetik dari ‘Tersesat di Riuh Gulita’
Benarku, benarmu dan benarnya
Takkan ada titik temu
Yang membawaku dan membawamu
Dalam Satu Setuju
Maha rancu dan tak mampu
Bedakan gelap terang yang menipu
Kita tertipu rupa, kara dan suara
dipetik dari ‘Cerna Makna’
Merah Bercerita Official Nyanyian Sukma Lara (Release on digital music platform)
Nyanyian Sukma Lara
Apakah suaramu sudah usang dimakan zaman?
Idealismemu luntur dikikis kemewahan?
Akankah kau mengulang cerita lama?
Pencekokan dan pemaksaan informasi senantiasa terasa
Kebohongan propaganda memicu kekerasan
Penangkapan massal tanpa pendakwaan
Interogasi – interogasi yang di iringi dengan penyiksaan
Penahanan jangka panjang tanpa pengadilan
Penghilangan secara paksa dan pembunuhan misterius di halalkan
Serta intimidasi dan diskriminasi di segala bidang.
Nyanyian Sukma Lara, adalah sebuah tajuk yang dipilih untuk mewakili 10 judul lagu dari album kedua Merah Becerita. Berbicara sedikit tentang album yang memiliki durasi 32 menit 23 detik ini, memiliki kontruksi narasi yang beralur, kata “Mesin Waktu” adalah kata yang tepat untuk menerjemahkan konsep yang mereka sepakati. Menghadirkan portal dengan cerita, alur dan obyek yang tidak lagi terkesan menghakimi keadaan, namun mencoba memiliki posisi netral sebagai pembaca gejala alam, sosial, sejarah dan persoalan personal untuk merawat kesadarannya dalam berkehidupan dan memilih sikap atas narasi zaman.
Merah Bercerita – Nyanyian Sukma Lara [Full Album]
Ujar Kapas Kepada Luka
Mengusapkan diriku kepadamu
Membersihkan butiran sesal yang menempel
Kutahan (kutahan) perih, kusiah (kusiah) pedih
Kuleburkan sesalku bersamanya
‘Kan aku lepas tidur dari genggamku
Menghentikan tetesan sedih yang mengalir
Kutahan (kutahan) perih, kusiah (kusiah) pedih
Kurelakan yang t’lah hilang dari diriku
Semua yang menghilang
Tak akan pernah kembali
Semua yang menghilang
Tak akan pernah kembali
Semua pasti berlalu
Menghilang dan tak kembali
Semua yang menghilang
Tak akan pernah kembali
Aku percaya laku yang luka
Yang kini ada pasti akan tiada
kisah ini terinspirasi kepedihan ibunda terkasih dan kisah-kisah perempuan Gerwani yang mengalami kekerasan seksual dan pemerkosaan.
Grup Band Asli Solo ‘Merah Bercerita’ Gelar Konser Nyanyian Sukma Lara
Merah Bercerita, band poem rock asal Surakarta merilis single pertama mereka yakni “Lupa Bahagia” dari album kedua mereka “Nyanyian Sukma Lara”. Single ini bercerita tentang tragedi kelam masa lalu yang dampaknya masih terasa sampai hari ini.
Akibatnya kebencian mewabah, menjajah jiwa manusia dalam dendam, dan geram. Akhirnya mereka “Lupa Bahagia”
disalin dari Band Merah Bercerita Rilis Single “Lupa Bahagia” – Ahmad Fauna
single ini kemudian disertakan pula dalam ambum Nyanyian Sukma Lara
simak pula album pertama Merah Bercerita
https://www.youtube.com/watch?v=G3lUi3TEYlY&t=32s