Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

[Video Musik] Tabir Kelam – Made Mawut ft. Nosstress .. Negri ini harus menang – Dari pembodohan – Maka terungkaplah kebenaran #Genosida19651966



cover foto : dari video musik Tabir Kelam

Sekapur sirih oleh : @rarasekar

Salah satu kuburan genosida 1965/66 tergerus gelombang pasang di Pantai Cucukan, Gianyar, Bali, pada suatu senin di awal tahun 2013. Awalnya, tulang kerangka manusia ditemukan oleh seorang warga yang sedang mencari batu sikat di sekitar pesisir. Setelah dilaporkan ke Badan Penyelamatan Wisata Tirta, tulang belulang itu dibakar oleh pihak desa adat, dengan tujuan ‘menyucikan’ kembali tempat tersebut karena Pantai Cucukan adalah pantai favorit untuk para wisatawan dan peselancar.

Bermunculannya tulang tulang korban genosida 1965/66 membawa Made Mawut untuk menulis sebuah lagu berjudul Tabir Kelam. Ini bukan pertama di mana Made mencoba merespons kisah pilu ini dan mengutarakan maksud hatinya — Kontras antara lirik yang lugas (Berdiri diatas gundukan tak bernisan/Berjuta kepala dikubur tanpa kafan/Tergerus ombak disisir hujan), aransemen yang minimalis dan hangat, sambil menggandeng Nosstress dengan paduan vokal Kupit dan Angga yang manis membawa kita pada sebuah suasana yang bittersweet: pahit dan legit. Hidup harus terus berjalan, namun satu per satu jejak masa kelam hilang tergerus gelombang pasang. Mungkin, salah satu warisan terbesar sejarah kelam kita adalah ketidaktahuan.

Sore ini di Pantai Cucukan matahari terbenam. Sayup-sayup Tabir Kelam berkumandang.




……………..Made Mawut ft. Nosstress……………. ………….Penata Gambar : Baskara Putra………… ………Penyunting Gambar : Hadhi Kusuma…….. …Pemeran : Bela Kusumah & Wina Widnyani…. _________

Tabir Kelam

Berdiri diatas gundukan tak bernisan

Berjuta kepala dikubur tanpa kafan

Tergerus ombak disisir hujan

Alam tak lagi sanggup kompromi

Meredam dosa yg terus mencari

Keadilan diatas tanah ini

Hantu-hantu masa kelam

Ia datang bawa pesan

Negri ini harus menang

Dari pembodohan

Maka terungkaplah kebenaran

Written and Performed by Made Mawut Ukulele and Vocal by Nosstress Produces by Dadang SH Pranoto Recorded at Stonedeaf Music Studio Audio Engineer, Mixing and Mastering by Cipta Gunawan M Record Label : Pohon Tua Creatorium Thanks to EPI Production

Mungkin beliau tergolong anak anak pada masa itu, tetapi di dalam ingatannya masih nampak jelas kisah kelam yang terjadi dekat pantai Masceti, Cucukan, Gianyar 58 tahun silam.

Saya percaya ada banyak tempat di negeri ini yang mempunyai kisah serupa, namun seiring jaman, jejaknya kian memudar dari ingatan sejarah bangsa ini karena sejarah yang kita wariskan sering kali adalah sejarah yang dibuat oleh pemenang (narasi dan foto dari status fb Made Mawut)

Dari Malam “Tabir Kelam” – Aboeprijadi Santoso

Malam di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat lalu itu, bukan malam kemarahan. Dia malam menggugah dan mengingatkan akan kemarahan, keresahan dan suara kritis dan cerah yang menuntut agar sejarah ‘apa adanya’ di masa Genosida 1965 dikembalikan seutuhnya. Lebih dari 60 hadirin, sebagian terbesar generasi jelang-Z dan Z, terpaku dan aktif merespons.

Made Mawut, dengan empat anggota tim video-editornya, menggugahnya lewat lagu dan tayangan video ‘Tabir Kelam’ sepanjang 13 menit. Di pesisir Masceti, Cucukan, Gianyar, gelombang air laut itu menghempas sepasang sepatu. Terlempar, namun satu per satu ditemukan. Tak peduli hempasan gelombang.

Disitulah, 58 tahun silam, salahsatu ladang pembantaian, yang kini menghadapi hempasan zaman baru – zaman pariwisata, hotel dan puja-puji wisatawan, dan masyarakat yang hendak menutup rapat sejarah kelam. Satu sepatu itu terhempas, ditemukan, satu lagi kemudian. Keduanya lalu disemir mengkilat, terawat rapi, tersimpan di sebuah kamar. Pink, warna merah muda yang menghiasi tayangan itu, disebut menjadi “lambang keberanian menuntut justice di alam yang gelap”.

Simbolisme ini mengkritik, mengimbau masa kini yang tak boleh lagi mengelabui dan mengubur masa silam yang kelam. “Wujud jadi warisan,” komentar seorang hadirin, “(ibarat) sujud akan hilang kalau tak dijajaki kembali, seperti kisah burung-burung kokoan yang muncul dari cerita2 rakyat”.

Made Mawut: “Seiring jaman, jejaknya kian memudar dari ingatan sejarah bangsa ini karena sejarah yang kita wariskan sering kali adalah sejarah yang dibuat oleh pemenang.”

Kisah itu dapat kawan simak di lagu baru Tabir Kelam’.

Mengutip Martin Aleida, Agung Alit berseru “bagaimana melawan lupa kalau kita tidak mengalami masa lalu itu selagi ikon pariwisata jadi alat ampuh untuk melupakan kekejaman yang diuraikan Martin”. Pembangunan hotel berbintang itu bermula diatas tengkorak-tengkorak 1965 yang kini dikatakan dari zaman purba. “Kita jadi takut politik, kita tidak anti wisata tapi mau menyimak sejarah!” simpulnya.

“Di kampung saya 50 dibantai. Bukan soal dendam dan hero, bukan tapi soal kebenaran! Soal sejarah.tolong anak muda pahami 65 ini!” Sumbernya: gelombang ketakutan telah melahirkan generasi yang tak tahu dan tak boleh tahu. Begitu simpulnya.

Bali, kata orang, tengah bangkit perlahan. Perlahan, tapi bangkit – melalui manifestasi budaya, salah satunya; melalui ‘Taman 65’ yang merintisnya beberapa tahun silam.

* Dengan terima kasih kepada Agung Alit yang menggelar acara tsb dan kepada Made Mawut & tim-videonya.

Mengingat Sejarah Lewat “Tabir Kelam” Made Mawut – kabarbalihits.com

Peristiwa kelam 65 di Indonesia hingga kini masih menyisakan banyak misteri. Rakyat dipaksa melupakan oleh penguasa dengan tebaran ancaman, dilarang bertutur apa yang sebenarnya terjadi. Kala itu ratusan ribu, mungkin jutaan nyawa tak bersalah melayang tanpa proses pengadilan. Sanak keluarga kehilangan jejak tanpa kabar, mempertanyakan dimana jasad mereka dikebumikan. 

Berlatar kisah pilu itu, solois delta blues Denpasar, Bali, Made Mawut mengutarakan keresahannya sekaligus mengajak kita ingat akan sejarah negeri ini melalui single terbarunya “Tabir Kelam”. Menggandeng kawan satu tongkrongan duo folk Nosstress, single “Tabir Kelam” telah dirilis di kanal musik digital, 31 Maret 2023. 

Dendang Musik Tabir Kelam, TURBA, Latini dan Prison Song Bersama Made Mawut. #Genosida19651966

Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

 
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966





Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)





Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo   



This post first appeared on Lentera Di Atas Bukit, please read the originial post: here

Share the post

[Video Musik] Tabir Kelam – Made Mawut ft. Nosstress .. Negri ini harus menang – Dari pembodohan – Maka terungkaplah kebenaran #Genosida19651966

×

Subscribe to Lentera Di Atas Bukit

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×