JASMERAH : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebuah program mojokdotco yang khusus membicarakan sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kali ini Jasmerah dibawakan oleh Muhiddin M. Dahlan, penulis dan empunya Warung Arsip. Kali ini Gusmuh membicarakan seorang tokoh yang lahir di Malang dan bersekolah di HBS Surabaya. Menjadi jurnalis di majalah Mata Hari yang dipimpin Amir Sjarifuddin. Terlibat dalam Pertempuran 10 November Surabaya lewat organ Angkatan Muda Tionghoa. Menjadi menteri yang mengurusi perihal peranakan di Kabinet Amir Sjafruddin. Menjadi anggota parlemen. Di atas semua itu, ia patriot dan pendukung Sukarno pada saf depan yang sadar betul bahwa politik rasialisme warisan Belanda adalah malapetaka yang bakal terus menghantui Republik. Ia berjuang lewat Baperki. Dan, ia kalah; tak bisa keluar dari gulungan badai ’65.
SIAUW GIOK TJHAN: MEMPERJUANGKAN TIONGHOA DAN KEBIJAKAN EKONOMI TANPA DISKRIMINASI
JASMERAH: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebuah program Mojokdotco yang khusus membicarakan sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kali ini Jasmerah dibawakan oleh Muhiddin M. Dahlan, penulis dan empunya Warung Arsip. Kali ini Gusmuh membicarakan Siauw Giok Tjhan yang adalah guru besar Njoto dalam bidang jurnalistik. Dialah yang membikin HARIAN RAKJAT usai hijrah dari Yogya ke Jakarta yang kemudian diambil oper PKI dengan si anak bawangnya Njoto yang menjadi nahkodanya.
simak pula
Jejak Yang Dihilangkan : Sumbangsih Siauw Giok Tjhan dan Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) dalam Sejarah Indonesia
[Bedah Buku] Siauw Giok Tjhan : “G30S dan Kejahatan Negara” bersama Asvi Warman Adam, John Roosa, Siauw Tiong Djin, Aan Anshori
Kisah Siauw May Lie Putri Siauw Giok Tjhan (Ketua BAPERKI) dan Para ‘Pengungsi Politik’ Indonesia Keturunan Tionghoa Dari Kekerasan 1965-1966 di Belanda
[Kompilasi] Tionghoa dan Sejarah Gelap Genosida 1965-1966.