Lagu ini disadur dari lagu yang berjudul sama, karya Ketut Putu.
TURBA
Jalan jani bareng luas turun ke bawah
Integrasi bareng sakit ring Kaum tani
Santukan kari tuan tanahe bengkung membangkang
Mapaitungan menyerimpun undang undang
Yadin liu kader e telah dadi korban
Kesungsanan di bui ban pejabat jahat
To ciri kalap sube sekarat ngantiang pragat
Sinah menang revolusi 45
Teguhang sayang, to watak kader mekumis
Mapan sinah rurung e belig panes e terik
Terjemahan:
TURBA
Mari ikut turun ke “bawah”
Bergabung, sepenanggungan dengan kaum tani
Melawan tuan tanah licik hendak membangkang
Bersekongkol melawan undang-undang
Walau banyak pejuang menjadi korban
Dipersulit dan dibui oleh para pejabat jahat
Itu tanda mereka kalap, sekarat menunggu wafat
Jelas (pasti) Revolusi 45 akan menang
Berhati teguh itu watak pejuang berkumis
Karena jalan didepan semakin terjal dan terik
Bernostalgia Melawan Setan Desa dengan Turba / by I Wayan Willyana- balebengong.com
Made Mawut mengemas ulang lagi lama karya Ketut Putu, Turba.
Turba dengan kaitan tahun dan liriknya cukup terang kalau itu mencoba untuk menggambarkan respon kalangan rakyat di Bali atas Undang-undang Pokok Agraria (UU PA) tahun 1960 yang disahkan Soekarno dan legislatif pada masa itu. Setelah disahkan, oleh banyak kalangan rakyat di bawah, pelaksanaan UU itu dianggap masih belum mampu menggapai cita-cita dan nilai yang terkandung di dalam teksnya.
Setahu saya UU Pokok Agraria ialah tentang peraturan dasar-dasar pokok agraria. Sesuatu yang menjadi titik awal kelahiran hukum pertanahan yang baru untuk menggantikan produk hukum agraria kolonial. Prinsip dasarnya, saya pikir, adalah tanah untuk sebaik-baiknya kepentingan rakyat sesuai cita-cita Revolusi 1945.
Perhatikan saja liriknya. Dia langsung menyampaikan ajakan untuk bersama-sama turun ke bawah (turba), meresapi dan mengambil keberpihakan atas kenyataan yang dihadapi kaum tani. Bahwa undang-undang yang sudah disahkan sekalipun, jika tidak diperjuangkan masih menyajikan realitas sosial berupa pengisapan oleh tuan tanah dan pejabat-pejabat ataupun kaum elite yang bersekongkol untuk mengingkari undang-undang tersebut.
simak pula
Tentang Metode Turun ke Bawah : Turba LEKRA di Ngadiredjo (‘Peristiwa Djengkol’), Pantai Trisik Hingga Klaten
Latini – Made Mawut
dari puisi Latini karma Agam Wispi
Latini, ah Latini
gugur sebagai ibu
anak kecil dalam gendongan
Latini, ah Latini
gugur diberondong peluru
bayi mungil dalam kandungan
tanah dirampas
suami di penjara
tengkulak mana akan beruntung?
Desa ditumpas
traktor meremuk palawija
pembesar mana akan berkabung?
Gugur Latini sedang Masyumi berganti baju
gugur Pak Tani dan dadanya diberondong peluru
gugur jenderal, mulutnya manis hatinya palsu
Beri aku air, aku haus
dengan lapar tubuh lemas
aku datang pada mereka
aku pulang padamu
sedang tanah kering di kulit
kita makan sama-sama
kudian muram
Latini, ah Latini
tapi, ah, kaum tani
kita yang berkabung akan membayarnya suatu hari.
SI BUYUNG – Made Mawut (Live Session)
DI KALA SEPI MENDAMBA – Made Mawut (Live Session)
simak pula
SEKEPING KENANGAN – Fragment of Memory (Full Movie) – Prison Songs ’65 [Taman 65]
PRISON SONG, Nyanyian Yang Dibungkam
Komunitas Taman 65 : Memorabilia dan Rumah Sejarah Ingatan Kita
MELAWAN LUPA NARASI-NARASI KOMUNITAS TAMAN 65 BALI;