Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Sejarah, 1965 dan Elan Revolusi Indonesia (Pramoedya Ananta Toer dan Takdir Sejarah Max Lane) (kompilasi artikel)

Max Lane tak hanya menerjemahkan karya Tetralogi Pulau Buru Pram, tapi ia juga tercerahkan dan terinspirasi oleh gagasannya dan menjadi Indonesianis dengan pemihakan yang tegas serta militan melalui penanya dan kajian-kajiannya sekaligus partisipasi aktif dalam proses/turut serta mendukung gerakan melawan kediktatoran Suharto dan pencarian Indonesia yang baru pasca Suharto.
“Pertemuan tersebut (red. pertemuan pertama dengan Pram) meninggalkan kesan di hati Lane. Pramoedya melawan ketakadilan dengan suara lantang, tanpa rasa takut. Pramoedya juga percaya bahwa generasi baru kaum muda Indonesia akan muncul menentang ketakadilan, dengan cara-cara modern untuk membangun masyarakat yang demokratis.
“Seluruh pertemuan dengan Pramoedya pada saat itu mempunyai pengaruh besar pada kesadaran politik saya. Anda dapat mengatakan Pramoedya telah merekrut saya secara tidak langsung,” kata Lane.”
“Bagi Lane, esensi dari semua karya Pramoedya tentang makna revolusi, sebagai suatu proses perjuangan untuk menciptakan suatu sistem yang baru sama sekali tentang Indonesia di luar kerangka feodalisme, kapitalisme, atau imperialisme. Karya Pramoedya bukanlah sebatas materi pengetahuan untuk dunia akademis, melainkan apa yang disebut Lane, “Bagaimana proses perjuangan untuk membentuk masyarakat dan manusia yang sama sekali baru secara kualitatif.”
“Bumi Manusia adalah hasil seni sastra yang bisa mengintegrasikan aspek psikologis berbagai watak lapisan masyarakat; aspek psikologis, gender, aspek sosial dan politik, dan budaya dari bahasa. Bumi Manusia secara gemilang menggambarkan bagaimana satu jenis manusia terlahirkan dalam suatu proses yang revolusioner, yaitu Minke. Jejak Langkah dan Rumah Kaca menjelaskan bahwa penuntasan revolusi demokratik di Indonesia tidak bisa dipelopori oleh kaum borjuis modern karena mereka dikalahkan oleh rezim kolonial Belanda. Dengan mulai munculnya figur-figur gerakan buruh, Rumah Kaca menunjukkan revolusi demokratik harus dicari kepeloporannya, yaitu pada gerakan buruh,” kata Lane.”

Dipetik dari Berhilir pada Sastra, Berhulu pada Politik – Wilson
https://www.pantau.or.id/?/=d/83


Max Lane Berubah karena Pram
http://permalink.gmane.org/gmane.culture.region.china.budaya-tionghua/490

[Wawancara] DR. Max R. Lane: Sistem Yang Berlaku Ini Tidak Waras
https://indoprogress.com/2013/04/dr-max-r-lane-sistem-yang-berlaku-ini-tidak-waras/

An interview with Max Lane
Max Lane introduced the English-speaking world to the revolutionary that is Pramoedya Ananta Toer, often speculated to be Indonesia’s best candidate for the Nobel Prize in Literature.
http://www.asymptotejournal.com/interview/an-interview-with-max-lane/


WHY YOU SHOULD READ INDONESIA’S “THIS EARTH OF MANKIND” by Max Lane
https://maxlaneonline.com/2017/02/19/article-re-post-why-you-should-read-indonesias-this-earth-of-mankind-by-max-lane/

Max Lane: Pramoedya Sejarawan Terbaik Indonesia
http://kopistengah.blogspot.co.id/2015/03/max-lane-pramoedya-sejarawan-terbaik.html
  
“Max Lane: Pramoedya Pelopor Kebangkitan Asia Tenggara
https://dejavaraditya.wordpress.com/2009/08/02/pesona-pramoedya-di-asia-tenggara/

*Pramoedya Ananta Toer : Man of letters and revolution – Max Lane
*Pramoedya Ananta Toer : Indonesia’s greatest novelist – Max Lane
*Pramoedya and the rebirth of national culture – Max Lane
http://blogs.usyd.edu.au/maxlaneintlasia/2006/07/death_of_pramoedya_ananta_toer.html

 
Unfinished nation: ingatan revolusi, aksi massa dan sejarah Indonesia; Max Lane; Djaman Baroe, 2014


beberapa artikel Max Lane terkait Sejarah, Genosida Politik 1965  dan Elan Revolusi Indonesia
Menunggu (Lagi) Zaman Pencerahan di Indonesia?
Indonesia berdiri sebagai nasion karena ide-ide yang tumbuh di zaman aufklärung yang menghargai kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat. Tapi kini semua berada dalam ancaman.
http://historia.id/kolom/menunggu-lagi-zaman-pencerahan-di-indonesia

Mencari Indonesia Babak Ketiga
Indonesia berdiri bukan karena todongan senjata tapi karena prinsip kesukarelaan.
http://historia.id/kolom/mencari-indonesia-babak-ketiga

Mencari Indonesia versi 17 Agustus
Kartini adalah sang pemula dari proses revolusi nasional.
http://historia.id/kolom/mencari-indonesia-versi-17-agustus

17 Agustus vs 1 Oktober
Indonesia dibangun di atas reruntuhan kolonialisme. Orde Baru meluluhlantakannya.
http://historia.id/kolom/17-agustus-vs-1-oktober

Sukarno: Pemersatu atau Pembelah?
Dalam artikelnya yang masyhur “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme” sejatinya Sukarno melakukan pembelahan bukan persatuan.
http://historia.id/kolom/sukarno-pemersatu-atau-pembelah

Sukarno yang (Di)Kalah(kan) Total
Dia abaikan mekanisme demokrasi. Sosialisme Indonesia buntu di tengah jalan.
http://historia.id/kolom/sukarno-yang-dikalahkan-total

Sukarno Disimpang Jalan Revolusi
http://historia.id/kolom/sukarno-di-simpang-jalan-revolusi

Malapetaka di Indonesia: sebuah esai renungan tentang pengalaman sejarah gerakan kiri; Max Lane; Djaman Baroe, 2012

Tragedi 1965?
Sebuah pertanyaan besar perlu dikedepankan: apakah malapetaka kemanusiaan pada 1965-1968 adalah sebuah tragedi?
http://historia.id/kolom/tragedi-1965

TAOK: A puncture in the hegemony – Max Lane
http://www.thejakartapost.com/news/2014/03/12/taok-a-puncture-hegemony.html

1965: Merehabilitasi Korban, Merehabilitasi Revolusi – Max Lane
https://maxlaneonline.com/2015/09/30/artikel-1965-merehabilitasi-korban-merehabilitasi-revolusi-max-lane/
 
Malapetaka ’65 yang belum usai
Resensi Buku Max Lane Malapetaka di Indonesia: sebuah renungan tentang pengalaman sejarah gerakan kiri
https://indoprogress.com/2012/08/malapetaka-65-yang-belum-usai/

New essay (working draft): Indonesia: 1965 and the Counter-Revolution against the Nation.
https://maxlaneonline.com/2017/02/21/new-essay-working-draft-indonesia-1965-and-the-counter-revolution-against-the-nation/

50 Years since 30 September, 1965: The Gradual Erosion of a Political Taboo.-  Max Lane*
https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/ISEAS_Perspective_2015_66.pdf

Sejarah Orde Baru dan Indonesia – Max Lane
https://maxlaneonline.com/2011/12/03/artikel-sejarah-orde-baru-dan-indonesia-max-lane/

Memproyeksi Periode Pasca Pasca-Orde-Baru (Bagian 1)

bagian 1

https://koranpembebasan.org/2014/08/memproyeksi-periode-pasca-pasca-orde-baru-bagian-1/
bagian 2
https://koranpembebasan.wordpress.com/2014/08/28/bacaan-untuk-sosialisme-abad-21-beranda-partai-pembebasan-rakyat-tentang-kami-memproyeksi-periode-pasca-pasca-orde-baru-bagian-2/

Max Lane: Nasionalisme Indonesia belum selesai

transkrip diskusi buku “Nasionalisme Indonesia belum selesai” yang diselenggarakan oleh Pantau pada tanggal 28 Agustus 2007 di Jakarta.
http://seputar-marhaenis.blogspot.co.id/2012/04/max-lane-nasionalisme-indonesia-belum.html

Wawancara dengan Max Lane : Apakah Sukarno Bisa Main Peran Simbolis sama dengan Bolivar?http://partaipekerja.blogspot.co.id/2011/11/wawancara-dengan-max-lane-apakah.html

Sejarah alternatif Indonesia Malcolm Caldwell-Ernst Utrecht; Djaman Baroe, 2011
Pengantar dan Epilog oleh Max Lane

sila klik pameran online genosida 65-66 : 

PRAKATA LITERASI GENOSIDA 1965-1966, Dadang Christanto, Sanggar Bumi Tarung,Dolorosa Sinaga, Elisabeth Ida Mulyani,  Dewi Candraningrum, Yayak Yatmaka, Koes Komo, Nobodycorp. Internationale Unlimited, Komunal Stensil, ,Didot Klasta Harimurti, Made Bayak , Rangga Purbaya,  Andreas Iswinarto, TARINGPADI, Obed Bima Wicandra, Mars Nursmono, Gregorius Soeharsojo Goenito,  SILENCE & ABSENCE [Adrianus Gumelar Demokrasno – Bunga Siahaan] , Kerja Manusia dan Matahari – Misbach Tamrin,   Daniel ‘Timbul’ Cahya Krisna, kolaborasi Jagal Bukan Pahlawan!; Supersemar, Kudeta Suharto dan Genosida 65-66;  mozaik rupa : kuburan massal 65-66 bernama ‘indonesia’ ; Awas 30 S Art Project,  Daniel Rudi Haryanto, TerrorPaint-Benk Riyadi-Riza-Suhendra-Awank,Rista Dwi I, Koleksi Foto Kamp Konsentrasi Tahanan Politik 65, The Act of Living – Perempuan Penyintas 1965 (feature foto), Okty Budiarti – KAMI BERNYAWA : Butiran Aksara Untuk Tragedi 65, Kharisma Jati (komik), Aji Prasetyo (komik), Arip Hidayat (komik), Evans Poton dkk(komik), Eko S Bimantara (Komik), Museum Bergerak 1965, Museum Rekoleksi Memori,  ‘Mwathirika’ and The Victim’s Silent Tale , Kesetiaan, Keteguhan, Kesunyian Hingga Akhir Hayat (Mengenang Basuki Resobowo), Spatial History : Pertanyaan Subversi Irwan Ahmett Soal Supersemar (Presentasi Seni),  Amanat Konstitusi Yang Terpenggal : UUPA, Landreform, Gerakan Tani dan #Genosida65 ; Tak Hanya Ribuan Kepala, Proklamasi 17-8-1945 Pun Ditebas (Ekopol Genosida 1965)

simak juga

Putusan Akhir Majelis Hakim International People’s Tribunal 65, Rumah Baca (Pustaka) Genosida 65, Kumpulan Tesis dan Disertasi Terkait Genosida 1965;  Hasta Mitra (Tangan Sahabat) : Bertarung Melawan Pembodohan; Buku Kiri, Ultimus dan Bilven Sandalista;  “The 1965 Coup in Indonesia: Questions of Representation 50 Years Later” – LITERARY STUDIES CONFERENCE SANATA DHARMA;  Lekra, Sastra dan 1965; Putu Oka Sukanta : Menulis Adalah Perjuangan Untuk Hidup, Umi Sardjono, Sulami, Gerwani, Fitnah Lubang Buaya dan Genosida 65, ‘Dance of the Missing Body’ : Mengenali Tubuh Menari dan Sejarah Kekerasan bersama Rachmi Diyah Larasati, Nestapa Eksil 1965, Klayaban di ‘Pengasingan’; Sastra Yang Membela Korban dan Meretas Kabut Sejarah Genosida 1965; Syawal Itu Merah, Cerita-cerita #1965setiaphari;  INGAT 65 [Ceritaku ceritamu cerita kita tentang 65], Bioskop Jejak Genosida 65 (bagian 1),  Bioskop Jejak Genosida 65 (bagian 2), Bioskop Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (Pramoedya Ananta Toer), Pramoedya Ananta Toer dan Takdir Sejarah Max Lane : Sejarah, 1965 dan Elan Revolusi Indonesia (kompilasi artikel); Film Sang Penari : Menari Sembari Menumpang Kereta Sejarah… Tsunami Sosial-Politik 1965 Tanpa Menyisakan Luka?,  Melawan Tabu dan Kebisuan, Mensubversi Film Propaganda Hitam Pengkhianatan G30S/PKI, Paduan Suara Dialita : Salam Harapan Padamu Kawan, Prison Song, Musik Tigapagi – Sembojan, Album Lagu Genjer-genjer, Evil Wars In 1965 (Musik Benny Soebardja dkk), The Act of Killing Mixtape (kompilasi musik),  Stand Up Comedian Melawan Tabu-Melawan Lupa , [Jasmerah] Sejarah Gerakan Kiri Yang Dihilangkan







This post first appeared on Lentera Di Atas Bukit, please read the originial post: here

Share the post

Sejarah, 1965 dan Elan Revolusi Indonesia (Pramoedya Ananta Toer dan Takdir Sejarah Max Lane) (kompilasi artikel)

×

Subscribe to Lentera Di Atas Bukit

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×