Sila Pertama: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al Ikhlas: 1-2) “… Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa…” (QS. Al-Maidah: 73) Dan masih banyak ayat-ayat lainnya… Sila Kedua: Point Kemanusiaan: “Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.” (QS. Adh Dhuha : 9-10) “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang mereka infakkan. Jawablah, ‘Harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 215). “Katakan, ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan Tuhanmu atasmu, janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua, dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan jangan kamu mendekati perbuatan keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkannya (membunuhnya) kecuali dengan sebab yang benar. Demikianlah Dia telah mewasiatkan kepadamu mengenai hal itu supaya kamu memahami.” (QS. Al An’am: 151) “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al Insan: 8-9) “Ialah, orang-orang yang membelanjakan harta di waktu lapang dan di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarah dan yang memaafkan (kesalahan) manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134) “…Janganlah kamu menyembah sesuatu selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbuatlah kebaikan terhadap ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, dan ucapkanlah kata-kata baik kepada manusia…” (QS. Al Baqarah: 83) “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al Maidah: 2) “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: ‘Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu.” (QS. Al Baqarah: 220) Iyadh bin Himar Al Mujasyi’I Radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Penghuni surga itu ada tiga: pemilik kekuasaan yang sederhana, derma dan penolong, seorang yang berbelas kasih berhati lunak pada sanak kerabat, dan orang Muslim yang sangat menjaga diri dan memiliki tanggungan.” (HR. Muslim no. 5109) Dan masih banyak ayat-ayat dan hadits-hadits lainnya… Sila Kedua: Point Adil: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan…" (QS. Al A’raf: 29) “…Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS. Al Maidah: 42) “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An Nisa: 135) “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran." (QS. An Nahl: 90) “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil ,di mata Allah berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, berada di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla. Yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Nasai no. 5284, Ahmad no. 6204 dan Muslim no. 3406) Dan masih banyak ayat-ayat dan hadits-hadits lainnya… Sila Kedua: Point Beradab: “Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al Isra’: 23-24) “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18) “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Dan jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ’Kembalilah!’ Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An Nur: 27-28) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan…” (QS. Al Hujurat: 11) ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a ‘Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al Ahqaf: 15) Dari Salman al-Farisi Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Orang-orang musyrik telah bertanya kepada kami, ‘Sesungguhnya Nabi kalian sudah mengajarkan kalian segala sesuatu hingga diajarkan pula adab buang air besar!’ Maka, Salman Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Ya!” (HR. Muslim no. 385, Abu Dawud no. 6, Tirmidzi no. 16, Nasai no. 41, Ahmad no. 22604 dan Ibnu Majah no. 316). Dan masih banyak ayat-ayat lainnya dan bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan adab-adab dalam kegiatan sehari-hari (adab berkaitan tidur, makan, minum, kentut, bersin, menguap, buang air kecil, (maaf) buang air besar, belajar/mencari ilmu, berdagang, bekerja, bertamu, menerima tamu, menengok orang sakit, mengunjungi kerabat yang berduka, mandi, bertetangga, memimpin, berperang, adab ketika dijalan, dan banyak lagi) dalam banyak hadits. Sila Ketiga: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13) “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat: 10) “Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah (damai) di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 224) “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba orang yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang teman yang setia” (QS. Fushshilat: 34) Dan masih banyak ayat-ayat lainnya… Sila Keempat: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159) “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka, dan mereka menafkahkan (sedekah) sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. As Syura: 38) “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu…” (QS. Al Mujadilah: 11) Dan masih banyak ayat-ayat lainnya… Sila Kelima: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90) “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. An Nisa: 58) “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.“ (QS. Al-Maa’uun: 1-3) “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. “ (QS. Adz Dzariyat: 19) “Dan, apabila hadir pada waktu pembagian warisan itu kaum kerabat yang lain dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berikanlah kepada mereka sesuatu darinya, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An Nisa: 8) "…Yang sebenarnya kebaikan ialah yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari kemudian dan malaikat-malaikat dan kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta atas kecintaan kepada-Nya, kepada kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan orang musafir (yang memerlukan pertolongan), dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan hamba sahaya… (QS. Al Baqarah: 177) “…Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang tua, dan kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan tetangga yang sesanak-saudara dan tetangga yang bukan kerabat, dan teman sejawat, dan orang musafir, dan yang dimiliki oleh tangan kananmu. Sesungguhnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai orang sombong dan membanggakan diri. (Yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir…” (QS. An Nisa: 36-37) ‘Aidz bin Amru Radhiyallahu ‘anhu, ketika ia masuk kepada ‘Ubaidillah bin Ziyad berkata; Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seburuk-buruk penguasa adalah yang berlaku dzalim (kejam), maka janganlah kamu tergolong daripada mereka.” (HR. Ahmad no. 19719 dan Muslim no. 3411) Amr bin Murrah berkata kepada Mu'awiyah; Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang pemimpin yang menutup pintu rumahnya karena tidak mau melayani orang yang memerlukan, fakir miskin dan sangat membutuhkan, kecuali Allah akan menutup pintu langit karena kefakiran, kesulitan dan kemiskinannya." (HR. Tirmidzi no. 1253, Ahmad 1734) Dan masih banyak ayat-ayat dan hadits-hadits lainnya… Kebhinekaan Dalam Al Qur’an: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13) “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar Ruum: 22) Dan masih banyak ayat-ayat lainnya…