Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

IJSO 2017 Fauzan Ibrahim: Saya Ikhlas


IJSO 2017 baru saja berakhir. Indonesia memperoleh 2 medali emas dan 3 medali perak dari 5 peserta yang berangkat. Peter dan Wilsen berhasil menyumbangkan medali emas. Sedangkan Lugas, Steven Dan Carin meraih medali perak.
Bagi orang yang mengerti tentang IJSO, pasti timbul pertanyaan kenapa Indonesia hanya mengirim 5 peserta?  Bukannya di IJSO selain test individu juga ada praktikum yang beranggotakan 3 orang/kelompok? Bagi yang mengikuti perkembangan berita TC IJSO, mungkin tahu ada 1 nama yang seharusnya berangkat tapi dalam pemberitaan jarang disebut, Fauzan Ibrahim. Kenapa Fauzan tidak ikut ke Belanda?
Kadangkala keinginan manusia berbeda dengan kenyataan. Rencana manusia berbeda dengan rencana Tuhan. Segala sesuatu yang telah kita persiapkan dengan matang belum tentu bisa berjalan dengan mulus. Semoga cerita ini dapat menginspirasi pembaca…
Sebenarnya tahun ini rencananya Indonesia mengirimkan 6 peserta ke IJSO ke-14 di Arnhem, Belanda. Segala persiapan sudah dilakukan. Dimulai dengan proses seleksi, pembinaan, pengurusan visa, dsb. Semua ortu juga sudah mempersiapkan baju winter untuk anak-anak. Suhu di Belanda dingin. Kami para ortu sering berdiskusi barang-barang apa aja yang perlu dibawa.
Sebelumnya semua proses terasa berjalan lancar. Sampai belasan hari menjelang keberangkatan, kami dikejutkan kabar Fauzan sakit.  Bahkan pada hari ulang tahunnya, teman-teman mengunjunginya di kamar karena saat itu Fauzan sudah terbaring di tempat tidur hotel. Mulanya kami mengira Fauzan sakit karena kecapekan.  Karena saat itu sudah menjelang keberangkatan, kami kira untuk mempercepat proses penyembuhan, Fauzan dibawa ke RS, diinfus.  
Hari-hari itu kami dengan harap-harap cemas menanti berita perkembangan kondisi Fauzan. Kami berdoa dan berharap semoga Fauzan beneran hanya kecapekan. Setelah cukup beristirahat, ditambah infus, dan vitamin, semoga Fauzan kembali pulih dan bisa ke Belanda untuk mengikuti IJSO.
Pada TC3 IJSO ini Fauzan 1 team praktikum bersama Steven dan Carin. Saat sesi praktikum mereka berbagi tugas, Steven bagian fisika, Fauzan kimia, Carin biologi. Mereka telah beberapa minggu dilatih mengerjakan simulasi praktikum IJSO. Team lainnya Wilsen fisika, Peter kimia, Lugas biologi.
Sabtu terakhir sebelum berangkat ke Belanda, Fauzan masih di RS. Steven dan Carin saat itu mencoba melakukan tugas praktikum mereka seperti biasa, kalau ada sisa waktu, baru mengerjakan praktikum kimia. Hari itu praktikum fisika makan banyak waktu, hampir tak ada waktu yang tersisa. Carin berhasil mengerjakan praktikum biologi lebih cepat. Tapi waktu yang tersisa tidak cukup untuk menyelesaikan praktikum kimia. Baru persiapan titrasi, belum sempat mengolah data, belum menulis laporan kimia, waktu sudah habis.
Mengetahui hal itu saya merasa galau. Peran Fauzan di sesi praktikum kimia sangat diperlukan oleh anggota teamnya, yaitu Steven dan Carin. Kalau Fauzan tidak bisa ikut ke Belanda, bagaimana jadinya? Pasti hasilnya tidak bisa maksimal. Bagaimana kalau Steven dan Carin gagal mendapat medali? Akankah perjuangan mereka selama berbulan-bulan ini sia-sia?
Beberapa waktu kemudian kami dikejutkan kabar kondisi Fauzan memburuk, sempat kehilangan kesadaran dan kejang. Hilang sudah harapan Fauzan bisa ikut ke Belanda. Fauzan butuh tinggal di RS lebih lama untuk observasi, pengobatan, dan masa pemulihan.
Saat mendengar kabar itu saya menangis. Hati saya berontak. Kenapa hal ini terjadi Tuhan? Fauzan sakit apa? Kenapa tidak Kau-buat mukjizat? Terus gimana nasib Steven dan Carin?  Saya berpikir tapi tak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikiran saya.
Meski sedih karena Fauzan tidak bisa ikut, team IJSO Indonesia yang lain tetap harus berangkat. Steven dan Carin harus disiapkan mental dan dibekali strategi menghadapi situasi tsb. Saya menghubungi kakak Pembina, bertanya dan berkonsultasi mengenai permasalahan ini. Para dosen membimbing Steven dan Carin, memberitahu beberapa strategi yang bisa diterapkan saat menghadapi situasi tak terduga seperti itu. Mereka juga menguatkan mental mereka, memupuk rasa percaya diri.
Untunglah kami berada pada lingkungan yang positif. Reaksi Mbak Nina, mama Fauzan dalam menghadapi kenyataan tersebut juga membuat saya merenung. Mbak Nina memiliki iman yang teguh, kebesaran hati, ketulusan, dan kepercayaan penuh bahwa Tuhan memiliki rencana lain yang lebih indah. Saya belajar banyak sekali dari kejadian di luar dugaan ini. Berikut sebagian kutipan kata-kata Mbak Nina:      
Aamiin yaa Rabbal'aalamiin
Kita sebagai manusia punya rencana ....tp Allah punya rencana yg pasti lbh baik untuk kami.... kami justru sangat bersyukur Fauzan sakitnya pas di sini....ga kebayang kalo pas sakit nya di sana....semua sdh punya jalannya...semua sdh ada ketentuannya....insya Allah kami ikhlas dan trs berusaha secara optimal tuk proses penyembuhan Fauzan.trs berdo'a....krn itu kewajiban kami sbg manusia.
Kami jg mhn maaf lahir bathin kalo selama pas TC 1.2.3...ada kekhilapan Fauzan dan kami selaku ortunya...
Terima kasih bnyk jg atas bantuannya selama ini.atas supportnya serta do'anya yg sll dipanjatkan buat Fauzan
Dan kami jg mhn maaf Fauzan tdk bs menyelesaikan amanahnya tuk mjd patner Steven dan Carin... mdh2an semua tim ijso sukses semuanya...kesuksesan tim ijso adlh kesuksesan kami jg.
Sekali lg mhn maaf lahir bathin buat semuanya dan mhn do'anya trs🙏🙏🙏
Meskipun menghadapi masalah, sikap Mbak Nina patut diacungi jempol, tak sekalipun Mbak Nina menyalahkan situasi, orang lain, atau mencari kambing hitam:  

Aq jg msh belajar tuk semuanya... segala sesuatu sdh ada ketentuannya...itu yg sll aq yakini...krn dlm mslh ini aq ngelihat sendiri semua sdh berusaha optimal.....kaka2 pendamping usahanya sdh optimal...perhatian kaka2 pendamping.dosen2 pembina serta kemendiknas luar biasa...makanya aq sngt bersyukur ini semua terjadi msh di indo... kami malah sngt berterima kasih sekali pd semua kaka2 pendamping.temen2 Fauzan di ijso yg senantiasa perhatian dan mjaga Fauzan... kami yakin Allah lg sngt sayang sama Fauzan... insya Allah semua ini yg terbaik
Aq jg sngt senang punya temen baru.sahabat baru.saudara baru di ijso ini yg sll perhatian.sll support...
Terima kasih bnyk ya tuk moms yg ada di tim ijso
❤❤❤❤❤❤
Mbak Nina dan Fauzan juga senantiasa berpikiran positif dan mendoakan team Indonesia. Tapi ternyata sebagai manusia biasa, meskipun sudah ikhlas, Mbak Nina dan Fauzan masih menyimpan perasaan bersalah. Terlebih karena di IJSO ini ada praktikum yang memerlukan kerjasama team:
Alhamdulillah di TC 3 ini semua team hebat2.  Baik kemendikbud.dosen pembina.tutor.pendamping dan ortu yg luar biasa...saya sngt bersyukur Fauzan bs berada di tengah orng2 hebat itu...
Sekali lg terima kasih bnyk ya mba.... dan mohon maaf lahir bathin🙏🙏🙏

Semua sdh ada jalannya .... apa yg baik menurut kita saat ini ternyata blm tentu baik menurut Allah.... Allah sdh punya ketetapan tersendiri....
Itu yg sll kami yakini
Di sisi lain perasaan bersalah krn tdk bs memenuhi kewajiban itu ga bs kami hindari mba... makanya kami sll memohon maaf yg sebesar2nya pd pd teman2 tim ijso.dosen pembimbing.tutor.kk2 pendamping.direktur serta staf kemendiknas...krn ga bs mengemban amanah tuk mewakili indo..

Kalo Allah sdh menentukan sesuatu itu pasti yg terbaik buat hambanya...itu yg sll kami yakini dan fahami..
yg kadang menurut ukuran manusia berat... kalo kita yakin Allah akan menolong...pasti akan mudah segalanya... dg usaha optimal dan trs berdo'a ...pasti dimudahkan
 Steven dan Carin pasti bisa...👍
Fauzan juga merupakan anak yang istimewa, dibesarkan oleh orang tua yang luar biasa, Fauzan tumbuh menjadi anak yang hebat. Berikut curahan hati Fauzan melalui Mbak Nina:
Iya hal itu jg yg berat buat Fauzan.... aq ga bs bantu Steven ama Carin.... tlng sampkn mhn maaf ya mi...
Aq hanya tersenyum ...takut nangis dpn fauzan... itu pas setlh kejang...
Maaf blm sempet aq smpkn🙏🙏🙏

Bln sempet aq smpkn langsung ke Steven dan Carin
setelah kondisinya membaik dia baru bilang.... aq ikhlash semuanya mi.. yg msh membuat ga enak ama temen2 tim ijso...terutama Steven dan Carin...mhn maaf lahir bathin ya🙏🙏🙏
Kata Fauzan ...Allah sangat baik... menyiapkan teman2 aq jauh2 hari... kalo kejadian pas di sana pasti semua panik... baik dosen pembimbing maupun Steven ama Carin...
Aq hanya mengiyakan...
Alhamdulillah berarti sepenuhnya Fauzan ikhlas dg kondisi ini.... jd kami hanya bs mendo'akan buat semuanya🙏🙏🙏

Semua ini ...yg terbaik tuk Fauzan.... aq bersyukur dg kondisi skrng...mdh2an Fauzan bs lbh mengambil hikmahnya.... ketika keinginan kita tdk spt kenyataan... tetap trs bersyukur...tetap semangat.... dan pandangannya jauh ke depan.. alhamdulillah Fauzan lbh dewasa menghadapi semuanya....
Apa yg terjadi sama fauzan... itu semua di luar kendali kita... krn ada yg lbh tahu yg terbaik tuk masing2 kita spt apa.... Allah yg mengatur semuanya....
Kadang kalo kita melihatnya spt matematika.... 2x2 pasti jawabannya 4... tp kalo skenario Allah 2x2 bs jd 100
kami msh belajar mba... justru dg hal ini.... merupkn pembelajaran yg sangt besar buat kami.... aq dan suami hanya mencoba menghantarkan Fauzan jd pribadi yg kuat melalui kejadian ini alhamdulillah Fauzan bljr banyak... bljr menerima kenyataan dg ikhlas. Trs semangat dan memandang jauh ke depan...
Sll menghadirkan sikap positip thinking dlm mslh apapun.
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Kami para ortu mengantar anak-anak ke bandara. Team Indonesia (minus Fauzan) siap berangkat ke Belanda ditemani para dosen dan leader. Di luar kami kelihatan gembira, tapi dalam hati digayuti kesedihan karena Fauzan tidak bisa berangkat. Ditambah kekuatiran di sesi praktikum Steven dan Carin. Penjelasan Pak Budhy, dosen fisika yang ikut mengantar, berhasil menenangkan hati tapi kekuatiran itu belum sepenuhnya hilang.
Kami mengikuti perkembangan anak-anak melalui WA. Setelah HP dikumpulkan, media social menjadi teman baik kami, berita di facebook, twitter, IG tentang IJSO 2017 menjadi berita yang menarik untuk diikuti. Saat berhasil menemukan foto atau video anak-anak walaupun hanya sekilas atau meskipun posenya enggak sedang menghadap kamera, girang banget rasanya.
Hari demi hari berlalu, sesi multiple question test dan test teori sudah berhasil dilewati. Kemudian, di luar dugaan, ada berita turun salju. Surprise banget karena tidak setiap tahun ada salju di Belanda. Mungkin saking banyaknya yang berdoa minta salju, Tuhan mengabulkan permintaan tersebut.
 Besoknya pada sesi praktikum, salju terlihat sudah tebal sampai bisa dibuat lempar-lemparan. Wow, impian anak-anak merasakan salju terkabul. Senang sekali rasanya, tapi kembali timbul perasaan itu, sayang Fauzan tidak dapat turut serta merasakannya.
Untungnya Fauzan benar-benar tabah dan berbesar hati. Mbak Nina cerita: Fauzan seneng bngt lht photo2 tim ijso yg ada di group kita...  mdh2an sukses semua.... aq pasti sangat seneng mi... jd mengurangi rasa bersalahnya kalo semuanya berhasil....
Sesi praktikum telah berakhir. Tinggal masa penantian. Melalui dosen kami mendapat kabar:
Alhamdulillah siswa telah berjuang dengan keras. Kami sangat hargai. Kedua kelompok tidak sepenuhnya selesai bu. Ada beberapa yg tdk terkejar krn banyaknya langkah dan data yg diambil. Kami siang ini akan moderasi. Terus berdoa ya bu. Tks
Keesokan harinya…
Kita belum tahu posisi siswa dari negara lain bu. Kami juga hny bs berdoa sekarang....
Saat-saat penantian itu membuat saya berpikir dan merenung. Team satunya Peter, Wilsen, dan Lugas yang anggotanya lengkap aja praktikumnya tidak sepenuhnya selesai. Tapi kelihatannya mereka pasti mendapat medali. Bagaimana dengan Steven dan Carin? Seberapa parah praktikum mereka? Saat itu kami hanya bisa berdoa dan berharap semoga Tuhan merestui perjuangan mereka.
Satu jam sebelum acara closing ceremony, hp anak-anak dibagi. Lega rasanya bisa kembali berkomunikasi. Saat saya bertanya ke Steven bagaimana praktikumnya, dia bilang not good, not bad. Berarti Steven dan Carin sudah berusaha semaksimal mereka tapi apa daya memang waktunya enggak mencukupi.
Akhirnya ketika diumumkan Carin, Steven, Lugas mendapat perak dan Wilsen, Peter mendapat emas, lega rasanya. Plong sudah hati ini. Anak-anak sudah berusaha maksimal. Terimakasih Tuhan atas anugerah-Mu. Fauzan juga ikut gembira dengan hasil yang dicapai teman-temannya. Meski Fauzan tidak ikut ke Belanda, doa dan semangatnya senantiasa menyertai teman-temannya.
Sampai cerita ini ditulis, Fauzan masih dalam masa pemulihan. Mari kita doakan semoga para dokter diberkati Tuhan, berhasil membantu kesembuhan Fauzan dan semoga Fauzan cepat pulih, dapat beraktivitas lagi seperti sedia kala.    



This post first appeared on Pengalaman Pribadi | Permasalahan Anak, please read the originial post: here

Share the post

IJSO 2017 Fauzan Ibrahim: Saya Ikhlas

×

Subscribe to Pengalaman Pribadi | Permasalahan Anak

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×