Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Adab Dalam Majelis (2)

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا قَامَ اَحَدُكُمْ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ رَجَعَ اِلَيْهِ فَهُوَ اَحَقُّ بِهِ. مسلم 4:
1715

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian berdiri Dari tempat duduknya, kemudian ia kembali lagi ke tempat itu, maka ia lebih berhak (untuk duduk padanya)”. (HR. Muslim juz 4, hal. 1715)

عَنْ وَهْبِ بْنِ حُذَيْفَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلرَّجُلُ اَحَقُّ بِمَجْلِسِهِ، وَ اِنْ خَرَجَ لِحَاجَتِهِ ثُمَّ عَادَ فَهُوَ اَحَقُّ بِمَجْلِسِهِ. الترمذى 4: 183، رقم: 2899

Dari Wahab bin Hudzaifah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu lebih berhak pada tempat duduknya. Dan apabila ia keluar untuk suatu keperluan, kemudian ia kembali lagi, maka ia lebih berhak pada tempat duduknya itu”. (HR. Tirmidzi juz 4, hal. 183, no. 2899)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا كَانَ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ وَاحِدٍ. مسلم 4: 1717

Dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada tiga orang, maka tidak boleh berbisik-bisik dua orang, tanpa melibatkan yang satu”. (HR. Muslim juz 4, hal. 1717)

عنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ، حَتَّى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ مِنْ اَجْلِ اَنْ يُحْزِنَهُ. مسلم 4: 1718

Dari ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian bertiga, maka tidak boleh dua orang berbisik-bisik tanpa melibatkan yang lain, sehingga kalian bercampur dengan orang banyak, karena bisa membuatnya susah”. (HR. Muslim juz 4, hal. 1718)

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ اْلجُلُوْسَ بِالطُّرُقَاتِ، فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ نَتَحَدَّثُ فِيْهَا. فَقَالَ: اِذَا اَبَيْتُمْ فَاَعْطُوْا الطَّرِيْقَ حَقَّهُ. قَالُوْا: وَ مَا حَقُّ الطَّرِيْقِ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: غَضُّ اْلبَصَرِ، وَ كَفُّ اْلاَذَى، وَ رَدُّ السَّلاَمِ، وَ اْلاَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ النَّهْيُ عَنِ اْلمُنْكَرِ. البخارى 7: 126

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Hati-hatilah kalian dari duduk-duduk di jalan”. Para shahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan tempat duduk kami sama sekali dimana kami berbincang-bincang padanya”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian enggan (meninggalkannya), maka berikanlah hak jalan”. Para shahabat bertanya, “Apa itu hak jalan, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, amar ma’ruf dan nahi munkar”. (HR. Bukhari juz 7, hal. 126)

عَنْ اَبِى مُوْسَى رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ اْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلمِسْكِ وَ كِيْرِ اْلحَدَّادِ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ اْلمِسْكِ اِمَّا تَشْتَرِيْهِ اَوْ تَجِدُ رِيْحَهُ، وَ كِيْرُ اْلحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ اَوْ ثَوْبَكَ اَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيْثَةً. البخارى 3: 16

Dari Abu Musa RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan perapian tukang besi, tidak boleh tidak akan kamu dapati dari penjual minyak wangi itu, boleh jadi kamu membelinya atau mencium bau harumnya, sedangkan perapian tukang besi (bisa) membakar badanmu atau pakaianmu, atau kamu mencium bau busuknya". (HR. Bukhari juz 3, ha. 16)

عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّمَا مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ اْلجَلِيْسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَ نَافِخِ اْلكِيْرِ. فَحَامِلُ اْلمِسْكِ اِمَّا اَنْ يُحْذِيَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيّبَةً. وَ نَافِخُ اْلكِيْرِ اِمَّا اَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَ اِمَّا اَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً. مسلم 4: 2026

Dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun pembawa minyak wangi, boleh jadi ia akan memberimu atau kamu akan membeli (minyak wangi) darinya, atau kamu akan mendapati bau harumnya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mendapatkan bau busuknya". (HR. Muslim juz 4, hal. 2026)

عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلمِسْكِ اِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ اَصَابَكَ مِنْ رِيْحِهِ وَ مَثَلُ اْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ اْلكِيْرِ اِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ اَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ. ابو داود 4: 259، رقم: 4829

Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan teman duduk yang baik seperti pemilik minyak wangi, jika kamu tidak mendapatkan dari minyaknya sedikitpun, paling tidak kamu mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang buruk adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak terkena hitam-hitamnya, paling tidak kamu mendapatkan bau busuknya. (HR. Abu Dawud juz 4, hal. 259, no. 4829)


This post first appeared on Musholla RAPI Online, please read the originial post: here

Share the post

Adab Dalam Majelis (2)

×

Subscribe to Musholla Rapi Online

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×