Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Memupuk Amal di Usia Senja (2)

Apa yang mesti diperbuat terhadap harta benda yang kita genggam di usia senja? Cara yang paling tepat adalah memanfaatkan itu semua untuk kepentingan hari akhirat.


Sungguh menjadi hiburan yang paling membahagiakan manakala kita mampu menginfakkan harta dan uang kepada Orang yang sangat membutuhkan. Tentu ia akan sangat senang menerimanya. Sama dengan orang yang mentransfer ilmunya lalu orang itu memanfaatkannya untuk kemaslahatan diri, rumah tangga, dan masyarakat.

Di usia senja, semestinya jadwal ibadah sudah tidak lepas dari ingatan. Tiada lagi Hari Tanpa shalat jamaah, Tiada Hari Tanpa dzikir dan renungan, tiada hari tanpa membaca al-Qur`an, tiada hari tanpa diisi dengan shalat-shalat sunnat, tiada hari tanpa bersedekah dan menolong orang. Hari-harinya juga akan selalu digunakan untuk merekam dan merenungi kejadian di sekelilingnya tentang musibah, kecelakaan, kematian dan peristiwa-peristiwa lain.

Musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Nanggroe Aceh Darussalam baru-baru ini tentu sangat patut direnungi. Allah hanya perlu waktu 20 menit untuk menghilangkan ratusan ribu manusia dan menghancurkan bangunan-bangunan di Aceh. Untuk merehabnya, butuh waktu minimal lima tahun. Itupun hanya dari segi fisik. Sementara manusianya sudah kehilangan begitu banyak hal; kehilangan masa lalu karena tidak ada lagi arsip dan dokumen yang tertinggal, dan kehilangan masa depan karena tak ada lagi harta warisan yang tersisa.

Dalam beramal, hati harus dijaga agar tetap dalam koridor ketulusan dan keikhlasan. Suka dipuji dan disanjung-sanjung, senang pamer dan doyan publikasi, itu semua harus sudah ditinggalkan.

Pelaksanaan ibadah mahdhah juga harus selalu dikontrol. Sudah benarkah menurut tuntunan sunnah? Kalau ada orang yang menunjukkan paham yang lebih benar dengan landasan yang cukup kuat, mengapa tidak diterima dengan penuh kesadaran walaupun paham yang kita anut telah lama dipegang. Jangan malah orang yang mengingatkan itu dimarahi dan diomeli. Sesungguhnya orang tersebut ingin menyelamatkan kita dan untuk mendapatkan pahala dari Allah.

Alangkah indah kehidupan yang berujung dengan khusnul khatimah. Kepergiannya akan dikenang sepanjang masa. Namanya selalu disebut-sebut karena kebaikannya akan sulit terlupakan. Turunannya akan kecipratan kebaikan, dan itu merupakan tambahan nilai yang dapat memberatkan timbangan kebaikan.

Mari kita renungi sabda Nabi, “Orang beriman jika meninggal, dia beristirahat dari kepayahan dunia dan segala gangguannya menuju kepada rahmat Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Kematian, kata Nabi, adalah hadiah Allah kepada orang beriman. Demikian hadits yang diriwayatkan Dhailamiy




Ust. Manshur Salbu


This post first appeared on Musholla RAPI Online, please read the originial post: here

Share the post

Memupuk Amal di Usia Senja (2)

×

Subscribe to Musholla Rapi Online

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×